Sabtu, 21 Mei 2011

Hari Selasa 26 April 2011

Terang Di Wajah Kristus
2 Korintus 4 : 6
Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus
Dalam Keluaran dan 2 Korintus kita mengetahui bahwa wajah Musa bersinar dengan kemuliaan Allah, tetapi ia menyelubungi wajahnya. Alasan bahwa ia bercadar itu bukan karena kerendahan hati melainkan karena takut apabila cahaya kemuliaan itu akan memudar dan Musa tahu itu secara takhayul akan menjadi buruk jika orang-orang Israel melihat kemuliaan wajahnya menghilang. Mereka akan menarik kesimpulan yang salah dari efek berkurangnya cahaya wajahnya. Jadi ia menutupi  wajahnya sama sekali sehingga mereka tidak akan tahu apakah wajahnya bersinar atau tidak setiap kali Allah menyuruhnya berbicara kepada orang Israel.
Paulus menekankan bahwa terang Allah – kemuliaan-Nya – sepanjang hidup ke-Kristen-an tidak akan memudar. Ini adalah pemberian yang permanen. Kita dapat membuka wajah kita kepada dunia, sehingga orang dapat melihat kemuliaan Allah dalam diri kita.
Terang  itu dibutuhkan jika ada kegelapan. Kita bisa membayangkan kegelapan hidup, lebih berat dari pada kegelapan malam. Saat jalan kita gelap, hati kita terasa kelam, bahkan berbagai-bagai masalah membayangi. Firman Allah yang akan memberi pelita, bahkan terang dalam setiap langkah kehidupan kita. Meski kita tak tahu apa yang akan terjadi esok, namun kita percaya Firman Tuhan akan memberi terang pada setiap langkah hidup kita. Apapun masalah yang dihadapi, kita harus yakin dan percaya Firman Tuhan adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Bukan manusia yang menerangiku, bukan kepintaran atau kehebatanku, bahkan bukan kekuatan-kekuatan yang ada didalam dunia. Hanya Firman Tuhan yang menjadi jalan bagi setiap persoapan yang kuhadapi.
Pada saat kita belum mengenal Yesus dan menerimaNya sebagai Tuhan dan juruselamat hidup kita, kita hidup di dalam kegelapan. Pada waktu itu, mungkin kita sehat-sehat saja secara jasmani dan menjalani hidup dengan baik, tapi secara rohani kita mati di hadapan Tuhan. Komunikasi dengan Tuhan terputus akibat dosa manusia. Oleh karena itulah Yesus mati di atas kayu salib untuk menebus semua dosa manusia, agar kita semua dapat beroleh keselamatan dan hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Hidup kita dipulihkan di hadapan Tuhan. Pada saat Yesus menjamah hati kita dan kita dapat melihat karya Yesus yang luar biasa dan kebesaran Allah kita di alam semesta ini. Mata hati kita diubahkan sehingga dapat melihat hal-hal rohani yang sebelumnya tidak pernah kita lihat dan alami. Itulah saat kita mengalami kelahiran baru di dalam Yesus, itulah yang dinamakan Yesus lahir di dalam hidup kita.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...