Selasa, 03 Mei 2011

Hari Selasa, 1 Maret 2011

Allah Tidak Pernah Lupa
Mazmur 42: 10
Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?
Dalam nas ini pemazmur merasa bahwa penderitaan yang dialaminya sangat berat dan Tuhan masih belum bertindak untuk melepaskan dia dari penderitaan tersebut, sehingga ia "merasa" bahwa Allah sudah meninggalkan dia. Padahal, Allah tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya yang sedang mengalami penderitaan (lihat Ibrani 13:5). Bila Allah masih belum bertindak, mungkin Allah sedang melatih kita agar iman kita semakin kuat dan iman kita tidak bisa digoyahkan oleh penderitaan. Pemazmur pun memiliki keyakinan yang teguh bahwa nenek moyang bangsa Israel telah mengalami pertolongan Tuhan (Mazmur 22:5-6). Perhatikan bahwa walaupun ia merasa bahwa Allah telah meninggalkan dia, ia tetap berharap kepada Allah (22:20-22). Bila Anda sedang mengalami penderitaan yang berat, jangan pernah melepaskan pengharapan Anda akan pertolongan Allah. Allah pernah meninggalkan Tuhan Yesus di kayu salib, tetapi Dia tidak akan pernah meninggalkan Anda!
Saudara yang dikasihi Yesus Kristus, saudara bisa jujur kepada Tuhan tentang rasa sakit Anda, pergumulan dan penderitaan Anda. Anda bisa mencurahkan isi hati Anda kepada-Nya. Kita semua mengalami ketidak pastian dalam hidup dan banyak pertanyaan muncul dalam hati dan pikiran kita yang membutuhkan jawaban. Datanglah pada Tuhan. Dia dapat menerima pertanyaan yang kasar dan jujur dari hati Anda. Dia menyambut Anda dalam hadirat-Nya. Ya, berserulah kepada Tuhan ketika hati Anda sakit, tapi jadilah seperti Daud yang tetap memegang janji Tuhan dalam keadaan apapun seperti yang ia lakukan di Mazmur 42:12, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!”
Cinta Allah tak pernah gagal, tak pernah lupa, tak pernah berkompromi, tak pernah menipu, tak pernah menjatuhkan kita atau mengecewakan kita. Cinta-Nya dapat dipercaya, tanpa syarat dan tak dapat dihentikan. Tak ada sesuatu pun dapat mempengaruhi Allah untuk meninggalkan kita, melupakan kita, atau memperlakukan kita dengan kasar. Dia akan tetap mencintai kita, apa pun situasi dosa kita. Mencintai adalah kodrat Allah. Inilah alasan mengapa Dia menciptakan kita – untuk bersatu dengan Dia dan untuk mengambil bahagian di dalam cinta dan persatuan dengan-Nya (1 Johanes 3: 1).

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...