Rabu, 04 Mei 2011

Hari Senin, 21 Maret 2011

Berharap Pada Tuhan
Mazmur 130 : 7
Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel! Sebab pada TUHAN ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan
"Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." (Kel14:13-14), demikian kata Musa kepada bangsanya, saudara-saudarinya. “Tuhan akan berperang untuk kamu”, itulah keyakinan iman yang disampaikan oleh Musa kepada saudara-saudari yang berada dalam kecemasan atau ketakutan karena dikejar pasukan Mesir yang diperintahkan Firaun untuk membunuh mereka. Keyakinan macam ini nampaknya menjadi cirikhas umat beriman pada masa itu di Timur Tengah dan sekitarnya, yang hemat saya masih hidup juga di antara kelompok tertentu, misalnya mereka yang fanatik, entah beragama Katolik, Kristen, Islam dst.. Membunuh dan menghancurkan orang lain atas nama atau demi Allah, begitulah yang sedang terjadi. Apa yang diimani oleh Musa kiranya tidak sedangkal itu, hanya secara phisik, melainkan secara spiritual. “Tuhan akan berperang untuk kamu” hemat saya untuk masa kini dapat kita hayati bahwa hidup bersama dan bersatu dengan Tuhan kita senantiasa akan selamat, damai sejahtera dan bahagia. Kesatuan dan kebersamaan dengan Tuhan hendaknya menjadi nyata atau konkret dalam cara hidup dan cara bertindak kita, sebagai pribadi berbudi pekerti luhur dan senantiasa berbuat baik kepada sesamanya dalam keadaan atau kondisi macam apapaun dan dimanapun. Marilah kita hadapi dan sikapi aneka masalah, ancaman dan tantangan dengan kebaikan, dengan demikian kita akan mampu mengatasi masalah, ancaman atau tantangan tersebut. Mari kita imani atau hayati bahwa kebaikan dan kasih pengampunan dapat mengalahkan aneka ancaman dan balas dendam.
Menjalani hidup ini dengan berharap kepada Tuhan berarti kita harus bergantung sepenuhnya kepada segala kemurahanNya dan berkatNya. Ini juga berarti kita belajar untuk mempercayai Allah sebagai Bapa yang selalu memelihara anak-anakNya. Hal ini mendorong kita untuk mencari wajahNya setiap waktu. Di situlah kita temukan keteduhan dan ketenangan hidup seperti Daud yang mengerti benar kepada siapa dia harus bersandar, sehingga dari mulut Daud selalu keluar ucapan syukur,katanya, ”kasih setiaMu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepadaMu.”(Maz 33:22)

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...