Berbahagia Dalam Tuhan
Mazmur 84 : 5
Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Sela
Pada masa raja Salomo, kemah suci itu diganti dengan bangunan baru yang permanen yang disebut bait (rumah) Allah atau bait TUHAN. Sebagaimana halnya dengan kemah suci, bait TUHAN ini tetap diyakini sebagai tempat Allah berdiam. Sekalipun demikian, raja Salomo menyadari bahwa bangunan yang dia dirikan itu tidak dapat memuat (membatasi) Allah yang Mahabesar (1 Raja-raja 8:27). Pada zaman nabi Yeremia, dosa telah merajalela. Penduduk Yehuda masih beribadah kepada TUHAN, tetapi tidak dengan segenap hati. Mereka beribadah juga kepada Baal dan melakukan berbagai macam kejahatan (7:4-15). Oleh karena itu, keyakinan bahwa Allah berdiam dalam bangunan tersebut merupakan keyakinan yang kosong dan menyebut "bait Tuhan" bisa dianggap sebagai perkataan yang menipu. Ibadah kepada Allah harus dilandasi oleh ketulusan hati (tidak menyembah ilah lain) serta kekudusan hidup (menjauhi kejahatan).
Saat ini, kita juga menyebut gereja tempat kita beribadah sebagai rumah Tuhan. Akan tetapi, bila ibadah kita tidak disertai dengan ketulusan hati dan kekudusan hidup, kita juga tidak layak menyebut gereja sebagai rumah Tuhan. Saat membaca teguran-teguran Allah yang keras terhadap umat-Nya dalam kitab Yeremia ini, marilah kita memeriksa diri apakah kita sudah mengikuti Allah dengan hati yang tulus, tidak bercabang, dan apakah kita sudah menjaga kesucian hidup kita.
Dalam realita hidup yang menderita ini manusia mengimpi-impikan adanya suatu kebahagian. Banyak orang yang hidupnya mencari bahagia. Ada orang yang memikirkan bahwa bahagia akan didapatkan bila ia mempunyai harta yang banyak. Tetapi kenyataan di dalam hidup adalah ketika banyak harta justru banyak kuatir dan juga manusia yang tidak pernah puas tidak merasakan bahagia. Ada orang yang berpikir bahwa bahagia adalah ketika ia mempunyai teman yang banyak. Tetapi kenyataan di dalam hidup adalah banyak orang yang mempunyai teman banyak, kehidupan sosial yang luas tetapi merasa kesepian di dalam hidupnya. Masih banyak target yang manusia ingin raih supaya hidup itu bahagia. Ada yang dengan mencari kebahagian dalam status sosial, kedudukan dan pangkat, pasangan hidup, pengalaman hidup, kepandaian, bijaksana. Tetapi akhirnya semua ini tidak membawa manusia bahagia. Lalu bahagia sejati itu apa ? Bahagia sejati itu hanya ada di dalam Tuhan dan di dalam FirmanNya.