Senin, 02 Mei 2011

Renungan Hari Sabtu, 12 Pebruari 2011

Selalu Setia Pada Allah
Matius 5 : 4
Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur
Biasanya "bahagia" dikaitkan dengan "sukacita", bukankah sangat ironi justru di sini dikatakan bahwa orangyang berduka cita adalah bahagia? Apakah memang dukacita merupakan bagian dari kehidupan kekristenan? Bukankah Alkitab memerintahkan agar kita bersukacita senantiasa? Bagaimana mengharmoniskan antara "sukacita" dan "dukacita" yang keduanya dicatat dalam Alkitab. Yang sangat mengherankan, bukan saja orang Kristen yang bisa berdukacita, bahkan Alkitab mencatat Allah Tritunggal juga bisa berdukacita. Ketika kejahatan manusia makin besar di muka bumi ini, hati Allah Bapa sangat berdukacita (Kejadian 6:6). Ketika Allah Anak menghadapi salib untuk menanggung dosa umat manusia, hati-Nya sangat berdukacita (Matius 26:37-38). Karena perbuatan dosa kita, Allah Roh Kudus berduka cita (Efesus 4:30). Kesimpulannya, dosa manusia sangat mendukakan hati Allah Tritunggal.
Apa yang dimaksudkan berdukacita di sini kiranya adalah penderitaan sebagai konsekwensi kesetiaan pada kehendak Allah atau panggilan hidup serta tugas perutusan. Orang setia pada kehendak Allah, panggilan atau tugas perutusan pasti akan mengalami atau menghadapi aneka derita dan tantangan berat di bumi sebagaimana kita diami dan lihat masa kini. Derita dan tantangan yang lahir dari kesetiaan adalah jalan keselamatan atau kebahagiaan atau hiburan sejati. Maka marilah kita tingkatkan dan perdalam kesetiaan kita pada Allah dalam menghayati dan melaksanakan panggilan, tugas perutusan maupun jabatan pelayanan kita, meskipun untuk itu harus menderita dan menghadapi aneka tantangan dan hambatan.
Hendaknya aneka macam tantangan, hambatan dan masalah disikapi dan dihayati sebagai wahana atau sarana untuk mendewasakan kepribadian dan iman kita, sehingga kita juga semakin terampil menghadapi dan mengatasi aneka macam masalah, tantangan dan hambatan. Tumbuh berkembang memang butuh perjuangan dan pengorbanan; tak rela dan tak sedia berjuang dan berkorban akan menjadi manusia kerdil dalam segala hal. Hendaknya dengan ceria dan gembira serta bergairah dalam menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan, karena dengan demikian kemungkinan untuk sukses lebih besar dan ketika sukses akan menikmati penghiburan besar.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...