Yesus Menerima Orang Berubah
Lukas 19 : 5
Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.
Nama Yesus sudah sering ia dengar, nama ini membuat ribuan orang dapat berkumpul mengikuti-Nya, dan ia mendengar ada banyak mijizat yang dibuat oleh Yesus. Oleh sebab itu ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan baik ini. Tubuhnya yang pendek membuatnya sulit untuk dapat berdesakan dengan orang banyak yang juga ingin melihat Yesus. Ia tidak kehabisan akal, segera ia berlari mendahului kerumunan orang banyak, dan kemudian ia memanjat sebuah pohon ara.
Ketika Tuhan Yesus sampai dibawah pohon ara dimana ia berada, tiba-tiba namanya dipanggil dengan lembut : "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Zakheus sangat terkejut dengan sapaan itu, karena dia belum pernah berjumpa dengan Yesus sebelumnya, akan tetapi ternyata Tuhan Yesus mengenal namanya.
Walau Zakheus sangat kaya, ia tidak bahagia. Mengapa? Karena ia dibenci bangsanya, tidak diterima lingkungannya. William James berkata, “Hasrat yang terpendam dalam sanubari manusia adalah hasrat untuk dicintai, dihargai dan diterima sesamanya.” Namun Allah tidak membiarkan Zakheus hidup dalam keadaan tertekan. Waktu penyelamatan Tuhan untuk Zakheus, sudah tiba. Ketika Yesus melewati tempat itu, Zakheus sangat tergerak untuk melihat Yesus, dan ia segera naik ke atas pohon. Benar kata pepatah, “Orang tinggi akalnya satu, orang pendek akalnya dua.”
Apa yang bisa kita jadikan pelajaran dari kisah Zakheus adalah, jika Tuhan saja mau menjangkau orang berdosa, yang tertolak atau yang dianggap hina dimata masyarakat, mengapa kita tidak mau melakukannya? Mengapa kita tega ikut-ikutan menganggap bahwa mereka memang tidak pantas diselamatkan, tidak jarang pula ada yang tega mengutuki mereka? Seperti halnya kita, mereka pun merupakan ciptaan Tuhan yang Dia kasihi, dan sama-sama Dia inginkan untuk selamat. Aliran kasih Tuhan bisa tersalur kepada mereka lewat kita, representatif Kerajaan Allah di muka bumi pada saat ini.
Zakheus yang tergerak untuk melihat dan bertemu dengan Yesus dan orang kebanyakan yang bersungut-sungut ketika melihat orang bertobat, tumbuh berkembang semakin baik, semakin beriman, semakin suci, semakin mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Menempatkan diri seperti Zakheus berarti kita diajak untuk menyadari dan menghayati bahwa segala harta benda atau kekayaan yang ada pada kita atau kita miliki dan kuasai sampai saat ini adalah anugerah Tuhan, yang telah kita terima melalui siapapun yang telah berbuat baik kepada kita atau membantu tugas dan pelayanan kita.