Sabtu, 21 Mei 2011

Hari Kamis 14 April 2001

Allah Menyertai Kita
Yeremia 30 : 11
Sebab Aku menyertai engkau, demikianlah firman TUHAN, untuk menyelamatkan engkau: segala bangsa yang ke antaranya engkau Kuserahkan akan Kuhabiskan, tetapi engkau ini tidak akan Kuhabiskan. Aku akan menghajar engkau menurut hukum, tetapi Aku sama sekali tidak memandang engkau tak bersalah
 Saudaraku, orang yang setia dan benar di hadapan Tuhan bukan berarti terbebas dari masalah, justru acapkali ia harus mengalami proses demi proses dari Tuhan, baik itu penderitaan atau kesesakan. Hal ini juga dialami Hizkia “Setelah peristiwa yang menunjukkan kesetiaan Hizkia itu datanglah Sanherib, raja Asyur, menyerbu Yehuda. Ia mengepung kota-kota berkubu, dan berniat merebutnya.”  (2 Tawarikh 32:1). Di tengah kesesakan yang dialami, Hizkia tidak tawar hati. Sesuai arti namaya, Allah itu kuat, Hizkia memiliki sikap hati yang benar menanggapi serangan dan kepungan musuh. Ia tidak mengeluh atau pun menggerutu kepada Tuhan, sebaliknya ia sangat yakin Tuhan bisa diandalkan. Karena itulah dia mampu memberi semangat dan menenangkan hati para tentaranya dengan perkataan iman, “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan terkejut terhadap raja Asyur serta seluruh laskar yang menyertainya, karena yang menyertai kita lebih banyak dari pada yang menyertai dia.” (2 Tawarikh 32:7).
Apakah janji Allah sudah tidak berlaku lagi dimasa kini? Jawabnya masih dan terus demikian karena la pantang mengingkari janji-Nya. Bahkan Allah menuntun umat-Nya terus menerus untuk menyongsong pemenuhan janji-Nya. Karena itulah umat patut mengabdi kepada Allah (ay 9). Umat tidak mengabdi supaya memperoleh keselamatan tetapi umat mengabdi karena keselamatan yang dijanjikan sudah dipenuhi oleh-Nya. la berjanji untuk melepaskan kita dari kuk dan tali yang mengekang maka kita bersyukur bahwa la tahu apa yang menjadi segala keperluan kita (bacalah Matius 6:32b). Karena itu dalam penyertaanNyalah kita dimungkinkan tetap teguh dalam menggumuli segala kenyataan yang kita jumpai. Kita berpegang pada janji Allah yang berdampak langsung kepada pengharapan kita disaat kita lemah, putusasa, kuatir dan takut. Pengharapan itulah yang harus dimiliki oleh setiap orang yang menerima janji keselamatan demi Tuhannya.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...