Percayalah Pada Injil
Markus 1 : 9 – 15
Pejuang yang tangguh harus menjalani proses pemantapan diri; dilatih, dan diperlengkapi, lebih khusus lagi kepada orang yang akan diutus menghadapi lawan yang lebih tangguh. Demikian di dalam teks ini: Yesus sebagai manusia sejati, berjuang membebaskan manusia dari tawanan kuasa Iblis. Iblis telah membuktikan ketangguhan dan kelicikannya. Ia berhasil menggoda Adam dan Hawa, ciptaan Allah yang disebut sempurna, sehingga semua manusia keturunannya telah takluk kepada keinginan dosa. Adam dan Hawa ciptaan Allah yang sempurna, berarti mereka memiliki kemampuan bertahan dan melawan kekuatan Iblis. Ketika memulai pelayanan, Yesus memberi diri-Nya dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Baptisan itu bukan baptisan pertobatan, sebab Yesus tidak di bawah kuasa dosa. Baptisan itu adalah sikap Yesus menyamakan diri-Nya dengan orang berdosa. Sesudah pembaptisan, di atas Yesus turun Roh seperti burung merpati dan suara dari sorga mengatakan: “… kepada-Mulah Aku berkenan” merupakan peneguhan Allah untuk menyertai pelayanan Yesus.
"Ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya.Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya;"(1Yoh5:7-10). Darah menghidupkan, air menyegarkan dan Roh menggairahkan `dan ketiganya adalah satu'. Dengan dibaptis kita telah menerima `Roh dan air dan darah', maka kita dipanggil untuk memberi kesaksian bahwa kita telah menerima Roh, air dan darah yang satu itu. Menghayati anugerah Roh, air dan darah ini dalam hidup sehari-hari berarti dalam hidup dan kerja atau pelayanan kita senantiasa hidup/dinamis, segar dan bergairah, apapun pekerjaan atau pelayanan kita.
Injil adalah khabar keselamatan, khabar sukacita yang harus disampaikan kepada seluruh umat manusia. Injil bukan khabar-khabari, atau khabar seputar dunia kita. Injil mengandung seluruh ajaran Yesus dari rencana keselamatan Allah sampai penggenapan-Nya. Seruan Yesus untuk bertobat dan percaya kepada Injil, bukanlah tanpa maksud.
Kini umat manusia terus terjerumus dalam lembah dosa, makin jauh dari sumber kasih yakni Allah sendiri. Dunia atau kedagingan jauh lebih menarik dari pada khabar keselamatan itu sendiri. Dunia dengan segala kemajuan makin memacu umat manusia menjauh dari Allah. Manusia pertama jatuh dalam dosa, karena kesombongannya ingin serupa Allah. Pada hal Allah sudah memperingatkan-Nya untuk tidak melanggarnya. Akibatnya adalah manusia tersingkir dari kebahagiaan bersama Allah.
Namun Allah tetap mempunyai niat baik agar manusia sebagai citra-Nya mau berbalik kepada Sang Pencipta-Nya. Oleh karena itu Allah mengutus Putera-Nya menjadi manusia dan hidup di tengah umat manusia. Ia menjadi serupa dengan manusia kecuali dalam hal dosa. Kehadiran-Nya di dunia adalah untuk memulihkan hubungan manusia dengan Allah. Oleh karena itu Yesus mengatakan:” Bertobatlah dan percayalah kepada Injil”. Namun demikian Allah tidak memaksa harus percaya kepada Putera-Nya atau pun ajaran-Nya. Tidak menerima dan mempercayai dan bahkan menolak-Nya berkonsekuensi kebinasaan, sedangkan yang menerima, mempercayai dan melaksanakan ajaran-Nya, dialah yang berhak memiliki kerajaan Allah.