Sabtu, 21 Mei 2011

Hari Jumat 15 April 2011

Keagungan Seorang Pemimpin
Mazmur 45 : 7
Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran
Mazmur ini adalah suatu ungkapan kekaguman seorang yang melihat kuasa dan keprjasaan seorang raja. Keberhasilan seorang pemimpin bukan semata-mata dilihat dari berbagai hal yang dicapai selama masa kepemimpinannya. Lebih dari itu, ukuran keberhasilannya ialah sejauh mana ia telah berperan-serta dalam proses kepemimpinan itu, mulai dari awal hingga akhir kepemimpinannya. Ia mengawali kepemimpinannya dengan baik, menjalankan prosesnya dengan indah, dan mengakhirinya dengan agung.
Keagungan seorang pemimpin tidak ditentukan berdasarkan jabatan yang diduduki atau lamanya masa kepemimpinannya. Keagungan seorang pemimpin lebih ditentukan berdasarkan kepekaan hatinya dalam menanggapi berbagai tanggung jawab yang diberikan Allah dalam perspektif kekekalan, bukan sesuatu yang bersifat sementara. Seorang pemimpin yang agung rela meletakkan segala keberhasilannya di bawah kemuliaan Allah.
Kita sering mendengar pernyataan bahwa lebih sulit menemukan pemimpin-pemimpin yang besar sekarang dibanding pada masa lampau. Tampaknya, pemimpin-pemimpin yang seperti itu sulit atau bahkan mustahil ditemukan pada masa kini. Berbagai gambaran tentang kebesaran pemimpin masa lalu telah menyempitkan wawasan pemikiran kita mengenai pemunculan pemimpin baru. Acuan-acuan mengenai pemimpin baru ditetapkan dengan standar yang tidak logis.
Sebenarnya, permasalahannya bukan pada ketiadaan pemimpin baru yang sekelas pemimpin lama, tetapi pada soal kepercayaan. Apakah pemimpin lama dan para pengikutnya berani memberikan kepercayaan kepada sang pemimpin yang baru akan muncul? Pemahaman ini bukan tanpa suatu pertimbangan, tetapi sebaliknya, pertimbangan yang matang itu tentu mengandung berbagai kemungkinan risiko yang akan terjadi. Kepercayaan seperti itu sebenarnya adalah kunci untuk kemunculan dan pertumbuhan pemimpin-pemimpin baru yang sekelas pemimpin lama.
Pada akhir masa kepemimpinannya, banyak pemimpin menghadapi kesulitan besar berupa perasaan tidak dihormati lagi. Ketakutan akan hilangnya berbagai penghormatan itu dapat memicu terjadinya kemandekan proses regenerasi kepemimpinan. Namun, rasa dihormati dan berbagai bentuk prestise lainnya hanyalah atribut kepemimpinan, bukan tujuan kepemimpinan. Tujuan utama kepemimpinan Kristen ialah memuliakan nama Tuhan.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...