Sabtu, 21 Mei 2011

Hari Jumat 1 April 2011

Selalu Berharap Pada Tuhan
Yesaya 50: 2
Mengapa ketika Aku datang tidak ada orang, dan ketika Aku memanggil tidak ada yang menjawab? Mungkinkah tangan-Ku terlalu pendek untuk membebaskan atau tidak adakah kekuatan pada-Ku untuk melepaskan? Sesungguhnya, dengan hardik-Ku Aku mengeringkan laut, Aku membuat sungai-sungai menjadi padang gurun; ikan-ikannya berbau amis karena tidak ada air dan mati kehausan
Alkitab menyatakan bahwa kehidupan orang percaya di dunia ini seperti seekor domba di tengah-tengah serigala.  Mampukah kita menghadapinya bila kita mengandalkan kekuatan sendiri?  Domba sangat bergantung sepenuhnya kepada gembalanya.  Begitu pula kita.  "...di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa."  (Yohanes 15:5).  Tanpa penyertaan Tuhan kita tidak punya kekuatan apa-apa karena hidup kita sepenuhnya di tangan Tuhan, seperti Gembala kita.
     Jadi kita harus senantiasa berdoa.  Berdoa berarti menyadari keterbatasan dan ketidak berdayaan kita.  Kita harus berdoa karena kita sangat membutuhkan uluran tangan Tuhan yang penuh kuasa itu.  Tuhan Yesus sendiri telah meninggalkan teladan bagi kita, selalu membangun kekariban dengan Bapa melalui doa.  Orang Kristen yang suka berdoa berarti selalu mengandalkan Tuhan dalam seluruh kehidupannya.  Dikatakan demikian,  "Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!"  (Yeremia 17:7).  Artinya hidupnya akan berbagia karena ia senantiasa dipelihara oleh Tuhan.  Sebaliknya orang yang tidak suka berdoa berarti mengandalkan kekuatannya sendiri, dan inilah yang dikatakan Alkitab:  "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!"  (Yeremia 17:5).
Paulus mengatakan tentang kasih Allah dengan sebuah  ungkapan: “betapa dalamnya, betapa tingginya, betapa panjangnya dan betapa lebarnya kasih Allah”. Adakah orang yang pernah sampai pada sisi tepi dari kasih Allah yang diungkapkan Paulus ini? Rasanya tidak. Oleh karena itu kasih karunia Allah tidak akan pernah habis di lubuk hati-Nya Allah yang paling dalam. 
Sebuah pertanyaan diajukan: siapakah yang menerapkan kasih karunia Allah itu di dalam hidup manusia? Jawabannya jelas ialah: Roh Kudus! Ia bekerja dengan cara-Nya sendiri untuk menerapkan kasih karunia Allah yang ada di dalam diri Yesus Kristus pada siapa pun yang dihehendaki-Nya. Bahkan bagi orang yang mau menghembuskan nafasnya yang terakhir pun Roh Kudus dapat berkarya untuk membuat orang itu berseru kepada Allah. 
 Nabi Yoel di PL dan Paulus di PB mengatakan: “barang siapa yang berseru kepada Allah akan diselamatkan”. Orang yang sekarat itu dapat berseru di dalam hatinya kepada Allah. Lalu Roh Kudus berkarya untuk orang itu dengan jalan memberinya kasih karunia. Jika demikian, maka ia akan selamat. Selamat karena kasih karunia yang di dalam Yesus.
Allah tidak pernah membiarkan dosa tanpa menjatuhkan hukuman. Walaupun Allah sering menunda saat penghukuman untuk memberi kesempatan agar umat-Nya bertobat, penundaan itu tidak boleh diremehkan. Sebagai orang yang beriman kepada Tuhan Yesus, kita harus senantiasa bersyukur karena Tuhan Yesus sudah menanggung hukuman dosa kita melalui kematian-Nya di kayu salib. Tanpa Tuhan Yesus, kita semua akan menghadapi saat penghukuman. Kita yang sudah dibebaskan oleh pengorbanan Tuhan Yesus harus membalas dengan menjauhi dosa.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...