Yesus Adalah Roti Kehidupan
Yohanes 6 : 55 – 65
Apa yang Yesus maksudkan? Jelaslah bahwa bahasanya tidak dapat diambil secara harfiah : Dia tidak menganjurkan kanibalisme. Kalau begitu, bagaimana harus diartikan? Hal ini tidak hanya kabur, mereka berpikir : itu bersifat menantang. Bagi orang yahudi, minum darah apapun, bahkan makan daging yang darahnya masih belum dialirkan, adalah tabu. Apalagi meminum darah manusia yang tidak masuk akal kalau perlu disebutkan. Ini merupakan perkataan yang keras dipandang dari lebih banyak segi.
Bernard menerangkan perkataan "Barangsiapa yang makan dagingKu dan minum darahKu mempunyai hidup yang kekal" dengan arti "Barangsiapa merefleksikan kematianKu, dan mengikuti teladanKu sehingga tersiksa di bumi, memperoleh hidup yang kekal – dengan kata lain, "Bila engkau menderita bersamaKu, engkau juga akan memerintah bersamaKu" (Bernard, The Love of God, 4.11).
Timbul suatu pertanyaan : Apa hubungan perkataan yesus dengan Perjamuan Kudus, yaitu orang-orang percaya yang menerima roti dan anggur sebagai lambang tubuh dan darah Yesus Kristus? Berbeda dengan penulis-penulis lainnya, Yohanes tidak mencatat institusi Perjamuan Kudus, tetapi hal ini memang menunjuk kepada kebenaran yang sama dalam perkataan seperti dalam Perjamuan Kudus dalam tindakan. Kebenaran ini diringkas dalam undangan yang disampaikan kepada pengikut Perjamuan Kudus dalam Book of Common Prayer : 'Ambillah dan makanlah, ini sebagai peringatan bahwa Kristus telah mati bagimu, dan hiduplah dari Dia dalam hatimu oleh iman dengan ucapan syukur'. Hidup dari Kristus dalam hati oleh Iman dengan ucapan syukur adalah 'makan daging Anak Manusia dan minum darahNya' dan dengan demikian, kita memperoleh kehidupan yang kekal.
Kita lihat bagaimana Yesus secara berangsur-angsur memberi pengajaran orang beriman tentang roti dari sorga yang membawa hidup, yang akan Ia berikan kepada dunia (melalui pemecahan lembaran roti, mengacu kepada hujan manna yang diberikan kepada bangsa Israel, dan akhirnya mengacu kepada roti yang Yesus akan berikan, yang mana adalah dagingNya sendiri). Ketika bangsa Yahudi mempertanyakan Yesus tentang bagaimana mungkin ia bisa memberi mereka dagingNya untuk dimakan, Yesus menjadi lebih harafiah di dalam penjelasanNya. Yesus mengatakan beberapa kali bahwa kita harus makan (di dalam bahasa Yunani, "phago") dagingNya untuk memperoleh hidup abadi (yang secara harafiah berarti "untuk mengunyah").