Pemberita Injil
Efesus 3 : 7
Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya
Sekecil apapun karunia yang kita miliki, kita harus menggunakan dengan semaksimal mungkin, karena Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban kita atas hal tersebut. Jangan pernah berpikir bahwa jika karunia yang kita miliki sedikit, maka kita tidak perlu melayani atau menganggap bahwa pelayanan kita tidak akan berdampak besar terhadap gereja. Jika kita berbuat demikian, maka itu berarti kita tidak menghargai kasih karunia Allah kepada kita, sama seperti hamba yang diberikan satu talenta oleh tuannya. Bukannya mengusahakan agar talentanya dapat bertambah, dia malah hanya menyimpannya. Mungkin dia terlalu meremehkan talentanya yang sedikit itu atau mungkin dia memang adalah orang yang malas, sehingga dia enggan untuk mengusahakannya. Karena perbuatannya itu, maka tuannya menjadi marah dan menghukumnya. Walaupun talenta yang telah diberikannya itu tidak berkurang, tetapi tuannya merasa tidak puas, karena tujuan dia memberikan talenta kepada hamba-hambanya adalah agar mereka mengusahakannya sehingga menjadi bertambah banyak, seperti yang telah dilakukan dua hamba lain yang memiliki dua dan lima talenta.
Memberitakan Firman dapat melalui mimbar yaitu berkhotbah, ada juga yang melalui penginjilan pribadi. Dari antara mereka yang menerima karunia ini, ada yang menerima karunia bernubuat untuk menyampaikan Firman di depan publik atau jemaat, namun sebagian lagi mendapat karunia untuk menginjil secara personal. Masing-masing ditempatkan TUHAN untuk melayani sesuai dengan karunia yang diterimanya.
Banyak anggota gereja kita yang menerima karunia untuk melakukan penginjilan secara personal. Terbukti banyak jiwa dimenangkan melalui kesaksian jemaat kepada anggota keluarga, maupun teman mereka. Sebagai orang Kristen, jangan kita pasif. Jika kita diberi karunia nubuat ini, kita harus mempergunakannya untuk memenangkan anggota keluarga dan kenalan kita yang belum menerima TUHAN. Jangan sampai kita berkata "tidak bisa" padahal sesungguhnya bukan tidak mampu tetapi kita "tidak mau".