Rabu, 28 Oktober 2009

RENUNGAN MINGGU XXI SETELAH TRINITATIS, 01 Nopember 2009

Ibadah Yang Sejati
Roma 12: 1-3
Pembenaran orang berdosa oleh iman tidak memberi orang kebebasan untuk berdosa terus. Tetapi barang siapa telah mati bersama Kristus, yaitu dalam baptisan, ia bangkit pula untuk menempuh kehidupan bersama Kristus. Kalau ada orang didalam Kristus, Roh kudus ada didalam dia, dan mengerjakan segala sesuatunyang berkenan kepada Allah. Namun kehidupan orang percaya itu bukan soal ‘asas’. Kehidupan itu harus ditempuh ditengah pergaulan masyarakat. Kehidupan seorang Kristen harus menyatakan diri dalam perkataan dan perbuatan, dalam pergaulan dengan kawan dan lawan. Perbuatan itu tidak menjadikan orang Kristen benar. Akan tetapi, orang yang karena imannya dibenarkan oleh Allah, dia mengerjakan perbuatan perbuatan yang benar, sebagaimana bukan buah yang baik yang menjadikan pohonnya baik tetapi pohon yang baik menghasilkan buah yang baik (Luther). Dalam pada itu kuasa dosa dalam diri orang Kristen sendiri kuasa dosa belum punah. Oleh sebab itu orang Kristen perlu diajak dan diajar, agar mereka tidak engendur, dan agar mereka melihat jalan yang harus ditempuh dalam keadaan yang tertentu. Ajakan dan ajaran itulah yang dikemukaan Rasul Paulus dalam nas ini:

1. Persembahkanlah tubuhmu. Yang dimaksud disini dengan mmepersembahkan tubuh kepada Allah bukan harus dibunuh, sebagaimana kadang-kadang yang terjadi dalamlingkungan agama lain. Bukan juga dengan menyiksa diri. Tetapi ‘tubuh’ itu adalah kita; kehadiran kita ditengah ralitas dunia ini, pikiran, perkataan dan perbuatan kita yang semuanya memang terjadi dan terungkap lewat beberapa bagian tubuh kita. Memang mengapa dengan tubh kita ? Untuk berbicara kita butuh mulut. Untuk mendengar kita butuh kuping. Untuk melihat kita butuh mata. Untuk berpikir kita butuh otak dan seterusnya. Maka yang dimaksud Paulus adalah seluruh perkataan dan perbuatan, seluruh kemampuan dan kegiatan kita harus persembahkan kepada Tuhan. Dengan demikian bahwa mempersembahkan berarti :
a) penyerahan diri secara total. Maka demikianlah kita mempersembahkan yang bersifat sempurnah, tidak bercela.
b) Persembahan itu adalah diri kita, sebagaimana Kristus mempersembahkan diriNya bagi penebusan dosa manusia. Maka dikatakan yang hidup, bukanlah yang mati, yakni dalam hidup yang baru, hidup yang dibaharui oleh Roh Kudus (6:4; 8:11). Dan karena orang percaya hidup bagi Allah, dan telah mati bagi dosa (6:11). Jadi persembahan yang hidup, adalah penyerahan diri kita menempuh kehidupan yang baru, yang mau menjauhi dosa dan menentang kuasa dosa itu dalam hidupnya.
c) Persembahan itu dikatakan juga kudus. Dengan demikin diungkapkan bahwa ‘tubuh’ (kehidupan) kita bukan lagi milik kita sendiri. Sebab ‘mempersembahkan kurban’ berarti, kurban itu diserahkan menjadi milik Allah. Sebagaimana Allah adalah tamu kita, maka kita mempersembahkan pada tamu Agung itu persembahan yang terbaik; maka seluurh kehidupan orang percaya adalah milik Tuhan. Maka agar berkenan dihadapanNya, setiap orang percaya harus berusaha terus hidup semakin sesuai dengan kehendak Dia yang menjadi pemiliknya
Kemudian dikatakan itulah ibadahmu yang sejati. Ibadah dalam dalam bait Allah merupakan titik pusat dalam ibadah dengan arti umum; yakni ketaatan kepada perintah-perintah Tuhan dan pengabdian kepadaNya.
2. Maka hidup orang percaya itu tidak boleh lagi membiarkan pola hidupnya ditentukan oleh dunia. Jangan lagi biarkan dirimu menjadi sepola dengan dunia. Sebab dunia dikuasai oleh dosa dan ketidaksempurnaan. Jadi ajakan yang mengatakan “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tidak boleh ditafsirkan seakan-akan orang percaya diajak untuk menjauhi dunia, dalam arti kenyataan jasmani. Bukan juga ajakan untuk beraskese (bertapa). Akan tetapi dengan berubah (bhs.Yunani; metamophousthai: berubah) oleh pembaharuan budimu, dalam arti biarlah rupamu diubah terus. ‘Rupa’ bukan hanya segi manusia yang lahiriah. Maka perubahan yang diharapkan dari orang-orang percaya itu bukanlah hanya perkara lahiriah saja. Yang diharapkan ialah perubahan hati, yang terwujud dalam seluruh kehidupan. Perubahan itu berlangsung oleh pembaharuan budimu. Yang dimaksud ialah: pusat kemauan kita, yang mengambil keputussan-keputusan yang menentukan tindakan kita (bnd. Ams.4:23). Pusat itu perlu dibaharui. Kita telah melihat bahwa pembaharuan hidup dikerjakan oleh Roh Kudus (7:6; 8:4). Namun disini manusia sendiri juga diajak untuk membaharui diri. Tujuannya adalah: sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah. Oleh karena kehidupan manusia dihadapkan dengan berbagai keadaan. Asering sekali sulit untuk menentukan sikap, lebih-lebih pada zaman ini dengan begitu cepatnya berkembang berbagai bidang ilmu pengetahuan, medis, tehknologi. Dalam semuanya itu diperlukan pertimbangan matang-matang sebelum kita dapat menentukan pilihan yang tepat. Sebab bila salah pilih kita bisa tergilas oleh kemajuan mutahir itu. Maka hendaknya kita harus hati-hati, manakah kehendak Allah. Kita diajak untuk mengusahakan ‘budi’ kita dalam mencari kehendak Allah. Hal ini diarahkan bagi setiap orang Kristen agar tidak malas menunggu petunjuk dari Allah. Sebab dengan melakuka kehendak Allah adalah melakukan yang baik (Gal.6:10; 1 Tess.5:15). Perbuatan yang baik itu adalah perbuatan yang sederhana dan sangat konkret: menolong orang yang berkebutuhan, mengampuni mereka yang bersalah kepada kita. Yang baik itu kita nyatakan dalam pergaulan antara seorang percaya dengan Allah dan orang lain, sehingga pergaulan itu menuntut pengabdian sepenuhnya. Itulah makna yang sempurnah. Sebagaimana dikatakan dalam Mrk. 12:30 , ‘Kasihilah Tuhan, Allahmu,dengan segenap hatimu....kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.’ Yang sempurnah telah mencakup yang baik dan yang berkenan, dan semuanya itu harus kita kejar.
3. 1 Korintus 7:7 ”....tetapi setiap orang menerima dari Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu.” Maka dinasihatkan agar semua orang percaya bersikap rendah hati dengan sikap tidak melakukan spekulasi mengenai hal-hal yang begitu sulit, sehingga tak terjangkau oleh pikiran manusia, juga dengan sikap tidak memandang diri lebih tinggi dari orang lain. Sehingga layaknya setiap orang percaya memiliki kesopanan terhadap orang lain. Sehingga kita diajak agar jangan memikirkan hal-hal yang lebih tinggi daripada yang patut kamu pikirkan. Tetapi sebaliknya kita diajak berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri. Semuanaya itu kiat laksanakan dengan ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. Sebab iman setiap orang berbeda (2 Kor.10:15; 2 Tess.1:3; Ibr.4:2; 2 Ptr.1:5;). Maka dengan perkataan ‘menurut ukuran iman’ adalah: dalam berpikir, atau menilai dirinya dan orang lain, hendaknya iman menjadi tolok ukur. Sebab kalau orang Kristen mengukur pikirannya, atau menilai dirinya dan sesamanya dengan memakai dirinya sendiri sebagai kaidah, akan terjadi berbagai hal yang tidak diinginkan (bnd. 2 Kor.10:12). Akan terjadi perasaan minder, atau orang justeru akan bersikap angkuh, dan cemburu sehingga tidak ada lagi kasih.

Sebaliknya kalau iman yang menjadi tolok ukur, masing-masing orang akan memahami bahwa mereka adalah orang berdosa yang layak mengalami hukuman Allah, dan bahwa mereka diselamatkan dari hukuman itu hanya oleh rahmat Allah dalam Yesus Kristus. Kesadaran itu akan menimbulkan dalam diri kita kerendahan hati, yang menganggap yang lain lebih utama dari dirinya sendiri (Flp. 2:3), dan jemaat akan menjadi ‘sehati-sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan’ (Flp.2:2). Maka Ibadah yang sejati adalah pada saat Yesus masuk dalam kehidupannya, orang itu adalah orang baru; pikirannya berbeda, karena pikiran Kristus ada di dalam dia. Apabila Kristus menjadi pusat kehidupan, barulah kita dapat mempersembahkan ibadah yang sejati di setiap detik dan setiap perbuatan kita pada Allah. Amin (EM)


RENUNGAN EPISTEL MINGGU XXI SETELAH TRINITATIS, 1 NOPEMBER 2009

Menyembah Tuhan Dengan Tulus
Yosua 24: 14-24
1. Menetapkan Pilihan.
Sesudah Yosua mengingatkan umat Israel akan hari yang lampau, yang penuh dengan anugerah-anugerah Tuhan, kemudian Yosua mengajak mereka untuk memilih. Lebih dahulu Yosua menyebutkan konsekuensi tindakan Tuhan, yaitu supaya Israel takut kepada Tuhan serta berbakti kepadaNya dengan tulus iklas dan setia. Takut akan Tuhan tidak berarti suatu rasa takut terhadap dewa yang bertindak sewenang-wenang; melainkan takut, supaya Tuhan jangan mereka jauhi, melainkan selalu mereka hormati. Tuhan memilih Israel dan Tuhan seba-setia; sebagai balasan Israel harus memilih Tuhan dengan iklas hati dan setia juga. Dengan sendirinya hal itu berarti bahwa Israel menjauhi segala ilah yang pernah diberi bakti diseberang sungai Efrat dan di Mesir. Tambahan, kalau di Mesir itu menarik perhatian, karena agama Mesir rupanya terlalu asing bagi umat Israel, sehingga tidak merupakan penggodaan. Tetapi tidak mustahil bahwa ilah-ilah dari Mesir itu toh diberi bakti sedikit. Bagaimanapun juga, dewa-dewa setempat ditanah Mesopotamia dan ditanah Mesir harus ditolak. Begitu juga ilah-ilah orang Amori yang negerinya mereka diami itu (ay.15). Hal yang terakhir itu memang menjadi penggodaan yang paling besar buat umat Israel. Mendiami suatu negeri dan tidak menyembah dewa-dewa setempat, itulah suatu hal yang bertentangan dengan seluruh pandangan bangsa-bangsa kafir di Asia-Barat-Daya kuno itu. Oleh karena itu Israel harus memilih dengan sadar dan insaf antara ilahi dari seberang sungai Efrat atau ilah dari tanah Kanaan dengan Tuhan. Dan sekaligus Yosua menjelaskan bahwa ia sendiri seisi rumahnya telah memilih Tuhan tanpa keragu-raguan apa-apa.

Demikian halnya dengan hidup kita selalu diperhadapkan atas pilihan-pilihan. Kita juga banyak menghadapi godaan-godaan dalam hidup kita. Banyak yang sudah terjerumus dengan godaan-godaan dunia ini. Oleh karena ingin sukses, tenar, mendapat kekayaan, ia rela meninggalkan Tuhan Yesus, dan akhirnya menyembah allah lain. Dunia ini dengan segala hikmatnya sangat senang untuk menggoda dan menjatuhkan iman kita. Tuhan memberikan kebebasan kepada kita untuk memilih menyembah dunia ini atau memilih untuk menyembah Tuhan. Demikian sebelumnya pilihan itu telah diberikan Allah kepada Adam, namun karena pilihan Adam adalah hikmat dan kenikmatan dunia sehingga dia jatuh kedalam dosa. Hendaknya bangsa Israel belajar dari pengalaman Adam dan kita sekarang juga hendaknya belajar dari pengalaman Adam dan bangsa Israel, agar kita dapat menetapkan pilihan yang benar dan tepat. Pilihan kita haruslah kita tetapkan yang membawa keselamatan. Sebab hanya orang percayalah yang mampu menetapkan pilihannya pada Allah saja. Bahkan untuk menyembahnya didalam hidup kita. Janganlah kita terlalu gampang untuk tergoda meninggalkan Tuhan kita. Jika seseorang diperhadapkan dengan pilihan,ia akan bergumul dalam menentukan pilihannya itu.Sebab tiap pilihan yang diperhadapkan itu memiliki konsekuesinya. Jika sudah memilih A, tentu pilihan yang lainnya tidak bisa didapatkan.Karena pilihan itu sendiri adalah memilih yang terbaik diantara sekian banyak pilihan yang ada.Misalnya saja:seorang pria atau wanita yang merencanakan untuk menikah maka secara otomatis ia telah memilih atau mempunyai calon yang akan dibawa ke altar dari kemungkinan sekian banyak pilihan terhadap teman2nya. Sekarang, mungkin Saudara sedang bergumul dengan pilihan, mau terus melayani Tuhan atau malah tergoda atau tergiur dengan apa yang ditawarkan oleh dunia ? Memang berat untuk menentukan pilihan tersebut,namun kita dapat meminta pertolongan Roh Kudus untuk memampukan kita dalam memilih dan memutuskan sebuah pilihan yang tepat.

2. Mencintai Kesetiaan.
Bangsa Israel pun tidak ragu-ragu sedikitpun juga. Mereka mengakui segala kebaikan Tuhan pada zaman yang lampau. Mereka tahu bahwa Tuhan telah memilih mereka, serta telah mengangkat mereka dari tanah Mesir, kemudian mengatur mereka ke tanah Kanaan, lalu mengusir penduduk negeri itu dari depan mereka. Tetapi Yosua belum puas. Umat Israel harus menginsafi juga segala resiko yang terkandung dalam kebaktian kepada Tuhan. Risikonya yaitu Tuhan menuntut kebaktian yang seratus persen. Umat Israel tidak sanggup berbakti kepada Tuhan, sebab Tuhan Allah yang kudus, yang membenci akan kesalahan dan dosa. Kesalahan dan dosa itu tidak akan diampuniNya. Yang dimaksud disini ialah dosa yang tertentu, yakni jika Israel meninggalkan Tuhan. Tuhan adalah cemburu- dengan maksud yang baik. Tuhan digambarkan disini seperti seorang suami yang marah karena isterinya tidak setia kepadanya. Sudah barang tentu kemarahan itu timbul, karena kasih suami terhadap isteri itu. Begitu juga Tuhan tidak akan membiarkan Israel, jika tidak setia. Kalau Israel berbakti kepada ilah asing, Tuhan akan membinasakan mereka. Tuhan tidak bergantung kepada umat Israel. Dalam hal ini juga Tuhan berbeda jauh daripada ilah-ilah setempat. Dalam pandangan bangsa-bangsa kafir, bangsa tergantung dari dewa, tetapi dewa juga bergantung dari bangsa. Jika bangsa itu binasa, dewa itu ikut binasa. Tetapi Tuhan itu lain. Jika Israel menyimpang dari Tuhan, Ia tidak bimbang untuk membinasakan mereka. HidupNya tidak tergantung daripada hidup umatNya. Setelah bangsa Israel diberi keterangan, mereka tetap memilih Tuhan dan mereka berjanji akan berbakti kepada Dia saja. Demikian halnya iman kita kepada Tuhan tidak cukup dengan hanya ucapan saja tetapi juga diminta juga kesungguhan kita untuk mengikutinya.
ibadah kepada Tuhan bukan hanya menyangkut aturan keagamaan (kultis), melainkan juga berkenaan dengan kehidupan sehari-hari (etis). Bukan hanya soal rajin ke gereja, berdoa, berpuasa, memberi persembahan, melainkan juga soal perilaku dan sikap hidup. Apalah artinya rajin ke gereja, tekun berdoa dan berpuasa, tidak pernah absen memberi persembahan, jika kita menutup mata terhadap ketidakadilan, tindakan kita jauh dari nilai kesetiaan, dan hati kita dipenuhi kesombongan? (Mikha 6:8).
3. Terpanggil Menjadi Saksi Kristus.
Bangsa Israel dijadikan saksi terhadap mereka sendiri. Secara resmi dan dalam rapat umum Israel telah memilih Tuhan untuk berbakti kepadaNya. Sekiranya akibat-akibat pilihan itu akan dirasakan, Israel tidak dapat menolaknya. Bangsa Israel sanggup menjadi saksi. Jadi janganlah Israel mengeluh, jikalau mereka kena hukuman karena meninggalkan Tuhan. Resiko itu telah mereka ambil dengan kesadaran yang sejelas-jelasnya. Perlu tiap kali bangsa Israel menjauhkan ilah-ilah asing yang ada ditengah-tengahnya dan mencondongkan hatinya kepada Tuhan. Untuk kesekian kalinya bangsa Israel mengulangi niatnya untuk berbakti kepada Tuhan dan mendengarkan FirmanNya. Zaman Yosua itu masih zaman emas.
Bagi kita zaman sekarang yang namanya bersaksi bukan dengan perkataan saja namun juga harus dapat dibuktikan melalui perbuatan dan tingkah-laku kita. Kita sebagai orang percaya diberikan tugas dan tanggung jawab untuk meneladani pengorbanan Kristus terhadap kita umat manusia. Dia tetap memberikan kesaksian dari berbagai khotbah dan pengajaranNya tentang kuasa Bapa di sorga. Kita sebagai orang percaya yang sudah ditebus oleh Kristus juga terpanggil untuk meneladani teladan Kristus. Kita hendaknya juga melakukan apa yang dilakukan Yesus dengan mempersaksikan kemurahan kasih dan kuasaNya. Pengalaman apakah yang bisa anda persaksikan kepada orang lain tentang Yesus? Mari buktikan dalam hidup kita ! Sebelum kita bersaksi kepada seseorang, terlebih dahulu kita harus menjalin persabahatan dengannya. Hal ini untuk memperkecil resiko kesalahpahaman dan perbantahan pada waktu berita Injil disampaikan. Lagipula bila hubungan baik sudah terjalin, mereka akan lebih terbuka dan percaya terhadap berita Injil yang kita sampaikan. Terbukti banyak orang yang sudah dimenangkan dengan cara ini. Hal yang perlu diingat dalam bersaksi, yakni berita yang disampaikan haruslah berisi kisah kehidupan awal kita sebelum menerima Kristus, peristiwa saat menerima Yesus, dan perubahan hidup apa yang sudah dialami setelah menerima Yesus Kristus. Adakah manfaatnya. Kita juga memasukkan berita Injil yang menyatakan bahwa semua manusia telah berdosa, segala usaha yang dilakukan manusia adalah sia-sia (Titus 3:5), sebab hanya ada satu jalan untuk menuju selamat dengan percaya Yesus (Yohanes 14:6). Ingatlah bahwa kesaksian kita hanyalah sebagai pintu gerbang supaya Injil bisa diberitakan kepada orang itu. Fokus utamanya bukanlah diri kita, melainkan Tuhan Yesus, apa yang telah Dia perbuat agar manusia diselamatkan. Dan hal penting lainnya adalah kesaksian hidup kita sendiri. Amin (EM).


Selasa, 27 Oktober 2009

Renungan Hari Sabtu, 31 Oktober 2009

Memahami Firman
2 Petrus 1 : 20
"Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri."
Salah satu alasan mengapa banyak sekali ajaran-ajaran yang keliru dewasa ini adalah karena banyak mahasiswa teologi, pengkhotbah dan pengajar-pengajar yang membaca Alkitab dengan sembarangan. Mereka tidak membandingkan ayat Kitab Suci dengan ayat Kitab Suci. Prinsip yang sangat penting yang harus kita ingat ialah Alkitab adalah kamus bagi dirinya sendiri. Kita tidak boleh mencoba untuk mengerti ungkapan-ungkapan Alkitab berdasarkan ide-ide yang berasal dari hasil pikiran kita sendiri tetapi kita harus membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain di dalam seluruh Alkitab untuk mendapatkan Kebenaran.
ayat sebelumnya ayat 19 berkata sbb: "Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu."

Dalam kata lain, kita tidak boleh mengambil keputusan hanya berdasarkan perkataan orang lain atau hanya melihat kepada satu atau dua ayat saja di dalam Alkitab. Ingatlah seluruh Alkitab adalah satu kesatuan yang sempurna karena ditulis oleh "satu" Pengarang. Alkitab juga mengajarkan bahwa kita "harus" membandingkan hal yang rohani dengan hal yang rohani, yaitu membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain yang membicarakan hal yang sama di dalam seluruh Alkitab. Kitab 1 Korintus 2:13 menjelaskan demikian: "Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh, [membandingkan hal yang rohani dengan hal yang rohani - KJV]".
Alkitab telah ditulis sedemikian rupa sehingga tidak mudah untuk dimengerti, hal ini dapat membuat orang-orang congkak untuk menjadi tersesat. Sesungguhnya Alkitab dapat mendukung hampir ide apa saja yang mau kita percayai kalau kita memilih-milih dan memenggal ayat-ayat tertentu keluar dari konteksnya. Tetapi itu juga berarti bahwa kita menolak untuk menerima seluruh Alkitab sebagai Firman Tuhan. Seluruh isi Alkitab adalah Firman Tuhan. Semua ayat-ayat yang ada di dalam Alkitab adalah sangat penting, tidak ada ayat yang tidak penting. Dan ini adalah sebuah buku yang sangat tebal, jadi kita harus betul-betul menyediakan waktu untuk dengan disiplin untuk membacanya. Kita tidak boleh malas untuk menyediakan waktu supaya bisa membaca Firman Tuhan. Sebab Firman Tuhanlah yang menghidupkan iman percaya kita kepada Yesus Kristus yang membawa keselamatan kita. Amin.

Renungan Hari Jumat, 30 Oktober 2009

Alkitab Mengubah Hidup Manusia
2 Timoteus 3: 16
"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."
Pada tahun 1789, komandan kapal Inggris HMS Bounty yang bernama Kapten William Bligh diberi tugas untuk membawa benih-benih pohon sukun dari Tahiti untuk ditanam di Jamaica, sebagai usaha untuk menggantikan tepung terigu yang biasa diimpor dari Amerika Serikat. Pelayaran itu ternyata tidak berakhir dengan sukses, sebab ditengah perjalanan, atau tepatnya dekat kepulauan Tonga di lautan Pasifik, para awak kapal melakukan pemberontakan dipimpin seorang awak bernama Pletcher Christian.
Kapten Bligh dan 18 orang anak buahnya yang tetap setia kepadanya diturunkan dengan sekoci ditengah samudera dan terapung-apung selama 48 hari. Akhirnya setelah menempuh jarak 5.822 kilometer, mereka dapat mendarat dengan selamat di pulau Timor (dahulu masuk wilayah Indonesia). Sementara itu, kapal Bounty yang dikuasai para pemberontak tersebut meneruskan pelayarannya sampai ke pulau kecil yang tidak berpenghuni bernama Pitcairn. Fletcher Christian waktu itu ditemani 8 orang awak kapal kulit putih serta 6 orang pria dan 12 orang wanita suku Polynesia. Salah seorang dari mereka menemukan metode untuk membuat minuman keras, dan segeralah 26 orang yang menghuni pulau kecil itu terlibat dalam pesta pora, mabuk-mabukan dan perilaku seks yang sangat memalukan.

Hal ini berlangsung selama bertahun-tahun, dan sebagai akibatnya lahirlah anak-anak yang sukar diketahui siapa bapak mereka yang sebenarnya karena pola hidup mereka sudah demikian bejat. Lambat laun kesehatan pria-pria kulit putih itu semakin merosot dan meninggal dunia dalam usia muda. Akhirnya tinggal seorang saja yang tersisa yaitu Alexander Smith.
Pada suatu hari Smith membongkar-bongkar peti yang dibawanya dari kapal Bounty, dan ia menemukan sebuah Alkitab. Ia ingat pada waktu kecil ibunya sering kali membacakan ayat-ayat Alkitab itu kepadanya, tetapi ketika ia dewasa, ia telah begitu jauh dari Tuhan dan hidup dalam dosa. Smith sadar bahwa usianya tidak akan lama lagi. Sebab itu, ia rindu sekali kembali kepada iman yang ia miliki pada waktu ia masih anak-anak.
Alitab tersebut dijadikan sebagai bahan pengajaran bagi seluruh penduduk pulau Pitcairn. Dengan segera terlihat perubahan yang nyata. Kalau semula Smith dan penduduk pulau itu hidup dalam pesta pora, perilaku seks bebas, dan mabuk-mabukan,kini mereka telah bertobat. Mereka mempraktikkan etika dan moral Alkitabiah yang sangat konsekuen yang menghasilkan hidup kudus dihadapan Allah.
Pada tahun 1808, Topaz, sebuah kapal Amerika Serikat mengunjungi pulau terpencil ini, dan mereka terheran-heran melihat bahwa di pulau ini ada sebuah koloni yang hidup dengan aman, sejahtera, makmur, danpa minuman keras sedikit pun, tanpa penjara dan juga tanpa kejahatan. Ketika mereka menyelidiki apa penyebab semua ini bisa terjadi, jawabannya hanya satu: Alkitab yang diajarkan secara konsekuen telah mengubah hidup mereka secara drastis.
Apa yang terjadi di pulau Pitcairn membuktikan dengan jelas sekali apa yang diungkapkan Rasul Paulus tentang Firman Tuhan. Marilah kita buktikan manfaat Firman Tuhan dalam hidup kita, agar hidup kita tertib dan teratur sesuai dengan kehendak Bapa di Sorga.Amin.


Renungan Hari, Kamis 29 Oktober 2009

Rekomendasi Alkitab
2 Timoteus 3: 15
"Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus."
Seorang pemuda desa datang ke kota besar untuk mencari pekerjaan. Ketika masih di desa, pemuda ini beserta keluarganya adalah orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh. Ketika ia hendak berangkat ke kota besar, ibunya membekalinya dengan sebuah Alkitab dan ia berjanji untuk tiap hari membacanya, merenungkan dan hidup sesuai dengan apa yang tertulis di dalam Kitab suci.
Dengan bekal ijazah, pemuda ini memasuki kantor-kantor yang ada di kota besar itu untuk melamar pekerjaan. Sudah lebih dari seminggu ia berjerih payah, tetapi ia belum juga mendapat pekerjaan uang diinginkan, namun semangatnya tetap menyala-nyala. Tiap pagi sebelum berangkat mencari kerja, ia selalu berdoa kepada Tuhan memohon berkat dan perlindungan-Nya.
Pada suatu siang, pemuda ini masuk di sebuah kantor yang membutuhkan beberapa karyawan baru dan bertemu dengan manajer perusahaan tersebut. Manajer ini memeriksa ijazah dan surat-surat yang dibawa pemuda tersebut, lalu ia bertanya: “Apakah engkau juga mempunyai surat rekomendasi dari orang yang mengenal engkau dengan baik?” Pemuda itu kemudian mengeluarkan sepucuk surat dari tas yang dibawanya. Tetapi ketika ia mengeluarkan surat itu, sebuah buku jatuh ke lantai dan manajer itu bertanya, “Benda apa yang jatuh itu ?”


Dengan tersipu-sipu pemuda itu menjawab bahwa yang jatuh adalah sebuah Alkitab . Sang manajer menjadi heran dan bertanya: “Untuk apa engkau melamar pekerjaan dengan membawa Alkitab?” Pemuda ini memberikan jawaban yang tulus bahwa ia sudah berjanji kepada ibunya untuk membaca Alkitab setiap hari dengan tekun dan setia. Jadi, ke manapun ia pergi, Alkitab itu tidak pernah berpisah dari dirinya.
Manajer perusahaan itu tersenyum dan ia segera berkata: “Kalau demikian, engkau diterima bekerja di perusahaan ini. Tidak perlu ada wawancara dan surat rekomendasi lagi, sebab Alkitab yang kau baca tiap hari itu adalah rekomendasi yang terbaik dari surat rekomendasi siapa-pun di dunia ini.
Saudara-saudaraku ingatlah Firman Tuhan yang sedari kecil kita peroleh, janganlah kita lupakan. Sebab banyak orang percaya yang sudah meragukan firman Tuhan dalam hidupnya. Hendaklah kita memiliki kesetiaan untuk membaca Firman Tuhan yang menuntun kita kepada keselamatan yang dijanjikan didalam Tuhan Yesus Kristus. Amin

Renungan Hari, Rabu, 28 Oktober 2009

Percaya Pada Firman Tuhan
Yohanes 2: 22
"Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-muridNya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus."
Saudara-saudara yang dikasihi Yesus Kristus. Sudah berapa lamakah kita telah menjadi Kristen atau pengikut Kristus ? jawablah dalam hati saudara masing-masing. Ada orang yang sudah dari sejak lahirnya jadi orang Kristen namun kurang mengerti maksud firman itu. Demikian halnya yang terjadi pada murid-murid Yesus yang sudah lama bersama-sama dengan Yesus namun baru mengerti maksud Kitab Suci.

Kebangkitan Yesus menunjukkan kemenangan para pengikutNya, termasuk saya dan anda yang percaya akan kuasaNya. Kita diberikan kekuatan agar bangkit dari ketidak tahuan kita akan Firman Tuhan menjadi tahu maksud firman dan perkataan Tuhan dalam hidup kita. Agar kita mengerti dan tahu maksud Tuhan dalam hidup kita, maka kita haruslah rajin membaca firman Tuhan itu. Dengan demikian kita diingatkan dan tegur melalui firman Tuhan tersebut. Jadilah murid-murid Tuhan yang mengerti maksud perkataan dan pengajaranNya. Marilah kita percayai Firman Tuhan yang membawa kehidupan dan kepada keselamatan kita. Firman Tuhanlah yang menuntun kita untuk dapat berlaku sebagai murid- murid Tuhan, yang mau bangkit dari ketidak percayaan, atau keragu-raguan menjadi yakin dan percaya akan firman itu serta menyebarkannya kepada semua mahkluk. Sebagai murid-murid Tuhan, kita memiliki visi dan misi yang sama. Visinya adalah supaya setiaporang beroleh keselamatan. Misinya adalah agar kita bersama-sama memberitakan injil. Sehingga perintah Yesus kita terima dan kita laksanakan dalam kehidupan kita baik dari perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan kehendakNya. Amin

Renungan Hari Selasa, 27 Oktober 2009

Firman Allah Bagaikan Cermin
Lukas 24: 45
"Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci"
Firman ini merupakan tautan dari renungan hari kemarin. Apakah kita sudah mempraktekkan cara memahami firman Tuhan dengan baik ? Nah, bila saudara sudah mempraktekkan cara membaca firman Tuhan, bagaimanakah saudara memahaminya ?
Disini ada sebuah cerita, di pedalaman Afrika ada sebuah suku yang kehidupannya masih sangat terbelakang. Mereka jarang sekali berhubungan dengan orang asing, sehingga mereka dapat mempertahankan kehidupan mereka yang terbelakang itu dalam jangka waktu yang lama.

Namun, keterasingan mereka itu akhirnya dapat juga ditembus oleh orang-orang yang masuk ke daerah itu untuk berdagang. Salah satu barang yang ditawarkan kepada suku terasing ini ialah cermin. Suku ini tidak pernah mengenal cermin dalam peradaban mereka. Jika ingin melihat wajah mereka sendiri, yang dapat mereka lakukan ialah melihat bayangan wajahnya pada air di sungai atau danau yang ada di sekitar mereka.
Kemudian cermin itu dibawa kepada ratu, yang mereka sebut sebagai wanita yang paling cantik dari suku tersebut. Maksud sipembawa cermin itu adalah hendak menyenangkan hati sang ratu. Tetapi, ketika ratu melihat wajahnya di cermin itu, ia sangat terkejut, sebab di situ tampaklah wajahnya yang sebenarnya: jelek dan sangat tidak menarik. Ratu menjadi sangat marah. Ia membanting cermin itu sampai pecah berkeping-keping, dan segera mengeluarkan perintah bahwa di rumah seluruh sukunya tidak diperbolehkan menyimpan cermin.
Saudara-saudara Firman itu juga demikian bagaikan cermin. Kita bisa bercermin dari firman untuk mengetahui apakah cara dan laku kita sesuai dengan firman Tuhan ? Dengan membaca firman Tuhan barulah pikiran kita terbuka dan mengerti akan maksud dan tujuan Tuhandalamhidup kita. Amin


Senin, 26 Oktober 2009

BAHAN SERMON MINGGU 01 NOPEMBER 2009

Ev. : Rom 12: 1-3 Ep. : Josua 24 : 14-24
MARROHA SONGON KRISTUS
1. Patujolo
Andorang tahun 49 sM nunga adong halak Kristen di Rom na marharoroan sian Jahudi, dohot halak Kristen na sian Rom sandiri, alai gumodangan do halak Kristen na so sian Jahudi (sian Roma). Ia huria na di Rom i ma na pinajongjong marhite angka halak Jahudi na diaspora (tersebar) dohot marhite angka na pinalua na halak Jahudi na tarhurung (Hata Gorik; libertini: pembebasan) Ul.Ap.2:10; 6:9. Ia surat on na sinurathon ni Ap.Paulus di Korint (15:32) dipardalananna na parpudi patoluhon (15:25) andorang so sahat ibana tu Spanyol. Sangkap Ap.Paulus laho patangkashon, hasadaon ni halak Jahudi dohot halak na so Jahudi dibagasan hasintongan ni haporseaon marhitehite Jesus Kristus. Andorang so haroro ni Kristus, na dua horong onding do. Ia bangso Yahudi i ma bangso na pinillit ni Debata marhite patik dohot sunat. Alai dibagasan hagogok ni Kristus dipasada ma, jala ndang adong be parbolatbolatan. Nuaeng halak Jahudi dohot na so Jahudi rup dibagasan bangso ni Debata marhite pandidion. Marhite Ap.Paulus , hasadaon i boi masa do dibagasan hasasaor ni Barita Na Uli i ditongatonga halak jahudi nang halak sileban. Tarjou do Ap. Paulus laho pasauthon ulaon marbarita nauli, tarlumobi ma ditongatonga ni halak bangso sileban. Angka halak Kristen ditingki i nunga manjalo Barita Nauli, alai pigapiga halak sian tongatonga nasida (kaum Yudais) ndang olo manjalo barita na pinasahat Ap.Paulus , i ma Barita Na Uli na mansoadahon eksklusifitas Israel songon bangso ni Debata. Taringot tusi, di dok haporseaon nasida; ia haroro ni Kristus dohot parulaonna ndang na laho paubahon hajongjongan ni bangso Israel songon bangso na pinillit ni Debata na eksklusif dohot na mandok ia haroroni Kristus ndada laho mansoadahon hasomalan ni halak na porsea laho maniop dohot na mangulahon sude patik ni Debata. Siala ni i ingkon do tongtong angka halak sileban na gabe siihuthon Kristus dohot masuk gabe halak Jahudi hot laho padalanhon parsunaton dohot patik ni Debata. Alai naeng patangkason ni Ap. Paulus do marhite suratna pangajarion taringot tu (Hata Gorik; dikaios: sintong/adil) dohot (ht.Gorik dikaiosyne : Hasintongan/keadilan. Siala dibagasan panatapan ni Ap.Paulus tu huria i, nunga godang na marlaok haporseaonna (3:9-20), ai ndang adong be na tingkos dohot sintong parulaon nang pangalaho halak Kristen uju i. Hasintongan manang keadilan ndang na boi dapotonta marhite hasomalan dohot parulaon alai ingkon marhite (ht.Goril; Pistis: iman=setia) haporseaon do. Ianggo angka patik ndang na boi paluahon jolma sian hadosaon. Gal. 3:24 “Asa gabe songon siparorot do patik i, mamboan hita tu Kristus, asa sian haporseaon do hita dipintori”. Holan dibagasan Kristus do hita boi malua sian dosa. Siala maol do siat hata ni Debata tu bangso Israel, bangso na tangkang i, i do umbahen jumotjotan holan na tarbuang dohot na tartaban bangso i, alai ndang na mansohot asi ni roha ni Debata disi, alai naeng ma marhite na tartaban bangsoNa i, asa taripar haluaon nang tu angka bangso na asing. On ma tanda haluaon na pinatupa Debata i ndada haluaon na eksklusif, alai tu saluhut bangso do na ingkon dohot taruli. I do umbahen na hinatindanghon Ap.Paulus “Bagasna i, antong, hamoraon, hapistaran dohot parbinotoan ni Debata! Na so hasigatan do angka uhumNa jala na so habogasan do angka dalanNa!” (11: 33).
2. Hatorangan
a) Ay.1. I do umbahen di apoi (parakalein) Ap.Paulus huria i songon sada tanggungjawabna pasahathon hasintongan marhitehite Hata ni Debata. Asa naeng ma sintong asi ni roha ni Debata dibagasan parngoluan nasida ganup, jala didok ma tu nasida: “Pasahat hamu ma dagingmuna bahen pelean na mangolu....”(12:1). Asa ndang holan pelean hasomalan na pinasahat tu bagas joro ni Debata, alai dohot ma daging nasida. Ndada na marlapatan asa diusehon mudar ni halak na porsea sahat tu na mate laos dipelehon tu Debata (songon na somal diulahon angka sipelebegu). Jala ndang na mandok laho pasiaksiak dagingna asa lam badia (10:6-8). Alai na aneng dohonon ni Ap.Paulus, i ma asa saluhut pingkiran, panghataion dohot parulaonna, jala sude di angka haboionna ingkon dipelehon tu Debata. Mansai bagas do nahinangham ni pandohan on, asa ndada holan peleanta i na ringkot di Tuhan alai ingkon ma dohot tarlumobi ngolunta sandiri. I do umbahen di dok “....pelean na mangolu...”. Mangolu dibagasan ngolu na imbaru, na pinahehe ni Tondi Parbadia(6:4; 8:11). Angka na porsea mangolu di Debata, jala mate di dosa (6:11). Ala ni i pelean na mangolu, i ma pasahathon diri laho mandalani ngolu na imbaru, na magigi mida dosa dohot na padaohon diri sian tahitahi ni sibolis. Pelean i ingkon do badia (hata Gorik: hagios/hagiasmos; kekudusan). Siala Debata na badia jala na songkal, ingkon ma badia dagingta on tapasahat. Jala ndang na holan dirinta sandiri na marnampunahon dagingta on alai Debata do, ala ni na tama ma pangalahonta dibagasan Ibana. Jesus Kristus dipelehon do diriNa tu adopan ni Debata laos songon i ma nahinirim sian angka na porsea asa hajolmaon na buruk i pinarsilangkon do i rap dohot Kristus (6:6). Saleleng ngoluNa ndang olo Jesus marlaok tu hadosaon, naeng ma angka siihuthon Jesus mangulahon sisongon i. Alai ndada na boi hita doshon Kristus, ai holan marhite pandonganion ni Kristus do asa boi hita badia. Angka jolma na pinintoran ni Debata, i ma angka na pinaimbaru dibagasan panghohopon ni Jesus Kristus. Asa halomoan ni Debata hita (1 Ptr.2:5). Hadaulaton (ibadah) na marroha (sejati), na marhahonaan tu hasomalan ni bangso ni Debata laho marsomba dibagas joro ni Debata asa dipangido sian na porsea: ingkon do marhite haunduhon dohot pangoloionna tu Debata. Songon haunduhon dohot pangoloion ni Kristus tu Ama i.
b) Ay. 2. Molo nunga dipelehon angka na porsea dagingna tu Debata, ndang oloanna be angka hisaphisap ni portibi dohot habisuhonna, ingkon padaohonnonna do dirina sian angka dosa, ndang olo sarombang dohot portibi. Dijouhon Ap.Paulus do ruas ni huria di Rom asa muba rohana. Siala adong do sian tongatonga ni ruas i na manghalomohon hagiotna sambing jala na so olo unduk tu Hata nang patik ni Debata. Ndang na marlapatan na boi ma jolma i ias sian dosa. Ianggo dosa i tongtong do gabe realitas ni ngolu on. Siala portibi on gok huaso hagolapon dohot sibolis. Ndada mandok asa beraskese (bertapa/mengasingkan diri secara jasmani) angka na porsea i, alai asa gabe imbaru dung muba pingkiranna. Ia pingkiran do na gabe pusat ni angka sangkap nang pangalaho ni jolma huhut laho manontuhon angka nanaeng siulahononna (Poda 4:23). Naeng ma ringkot pinaimbaru pingkiranta marhite pangurupion ni Tondi Parbadia (7:6; 8:4). Asa marhite pangurupion ni Tondi i do hita tau dia do nahinalomohon ni roha ni Debata dibagasan ngolunta (8:26-27; Kol.1:9-10; ). Unang ma tasamahon/tasesuaihon (atas usahanta sendiri) ngolunta dohot portibi on. Alai dipangido sian hita ‘gabe imbaru’ (hata Gorik ‘metamorphouste’= perubahan bentuk). Berubah ma bentuk ni ngolunta mangihuthon hamumuba ni pingkiranta, asa boi tapahombar tu lomo ni roha ni Debata. Marningot di hasiangan on lam tamba do angka hamajuon tehknologi, parbinotoan. Molo so manat hita mamutihi na denggan dibagasan ngolunta sai olo ma madabu tubagasan hadosaon. Ingkon malo ma hita mamillit na denggan tu masa depan ni ngolunta na marguna laho pasauthon na denggan ditonga ni portibi on, i ma na sinangkap ni roha ni Debata. Unang ma dipangasahon hagogoon, hamaloonna sambing, alai dipangido ma habisuhon na sian Debata. Asa molo tau hita dia do lomo ni roha ni Debata; disi ma hita boi patuduhon pangoloionta diadopanNa laos dapotan hangoluan na salelenglelengna ma hita (Mark.3:35; 1Tes.2:12; 1 Joh.2:17).

c) Ay.3. Dipaingot Ap.Paulus asa ganup sian ruas ni huria Rom unang mangarajumi dirina lobi sian na patut. Joujou on marsangkap asa dapot keharmonisan di ngolu ni huria Rom; i ma sada huria na ruasna marharoroan sian halak Rom sandiri dohot sian halak Kristen Jahudi. Ganup angka ruas ni huria manjalo silehonlehon marguru tu ragam ni asi ni roha na tinurpukonNa tu hita (12:6), haapostelonna i ima silehonlehon na sian Debata do i. Asa saluhut ruas ni huria patuduhon serep ni rohana maradophon dongan jolma nang maradophon Debata. Padaohon dirina sian pangalaho ginjang ni roha na boi patubu spekulasi, na mansai maol niantusan, gabe ndang tarjalo utokutok ni jolma. Alai na naeng dohonon Ap.Paulus dison, paboa suhatsuhat haporseaon do sitioponta na gabe suhatsuhat ni pangalahonta. Ai marasingasing be do suhatsuhat ni haporseaon marsasahalak di tonga ni huria i. Asa marhite haporseaon ma dipangke suhatsuhatna laho: marpingkir, manghatai, dohot mananda dongan jolma. Siala molo dipangke halak Kristen do hamaloon dohot habisuhonna laho mananda angka donganna tontu masa ma na so ni halomohon ni roha (2 Kor.10:12), tubu ma ginjang ni roha dohot na manengahon dirina, laos gabe so tarida holong i. Ihutni i molo suhatsuhat moral do pangkeonta, olo ma adong na tumimbo moralna, gabe patubu ginjang ni roha di na bersangkutan (patudos tu umpama taringot tu Parise dohot sijalo beo). Marpangalaho mangihuthon suhatsuhat haporseaon marlapatan do i, mangolu jala marurat dibagasan asi dohot holong ni roha ni Debata na paluahon hita pardosa. Asa marhite Holong ni Debata dibagasan Jesus Kristus i ma suhatsuhat na patauhon angka na porsea marunduk dohot marserep ni roha, laos tarjou marhite suhatsuhat haporseaon i laho manghaholongi dongan jolma marhite pangalahona. Saurdot do panjouon on dohot patik raya na paduahon i, i ma: “Haholongi ma donganmu doshon dirim” (Mat.22:39). Ala ni i halak na porsea tu haluaon: Patut marpangalaho hombar tu lomo ni roha ni Debata silehon haluaon i. Gabe ndang dapot be ginjang ni roha, alai ngolu na imbaru na ma.
3. Sipahusorhusoron
i. Di hita saluhut angka na porsea, ringkot do ganup nuaeng on merenunghon lapatan ni na mamelehon daging dohot na paimbaruhon roha, ala marhahonaan tu hajolmaon na singkop do i. Asa sandok hadirion dohot panggulmiton ni ngolunta tau pujipujian tu Tuhanta. Asa gabe lomo ni roha ni Debata na gabe sipatujoloonta, jala na gabe suhatsuhat ni pardalanan ni ngolunta.
ii. Tu ganup hita ruas nang angka na porsea, ris be do sahat sileholehon na marragam sian Debata, asa marhite i ma tapangke laho manghobasi angka na pinalumehonNa tu hita. Asa na boi pangkeonta i holan marhite na mangasahon gogo dohot bisuk na sian Tondi Porbadia do. Ala ni i unang ma adong manang ise na mangasahon habisuhonna. “Songon parrohaon ni Kristus Jesus ma parrohaonmuna” (Plp.2:5) Asa dipatau hita laho mamparrohahon angka dongan jolma sian pangalahonta na tama dibagasan holong ni Debata. (1 Ptr.3:8). Amen .

Minggu, 25 Oktober 2009

Renungan Hari Senin, 26 Oktober 2009

Mengerti Firman Tuhan
Matius 22: 29

Yesus menjawab mereka: “Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah”.
Selaku umat percaya, pada saat ini kita juga membutuhkan karya Kristus yang “membuka dan menyingkapkan pikiran” sehingga kita dimampukan untuk mengerti makna kebenaran firman Tuhan. Sebab manakala pikiran dan pengertian kita tertutup oleh kebenaran kita sendiri, maka segala bentuk karya dan penyataan Allah yang paling spektakuler sekalipun tidak akan mampu membuat kita secara otomatis percaya dan mengalami pembaharuan hidup. Jadi tidak dijamin orang-orang yang telah mengalami peristiwa “mukjizat” atau “supernatural” senantiasa dapat lebih dekat dan mengasihi Kristus serta mengalami pembaharuan hidup.

Ada beberapa hal yang perlu kita ingat untuk MENGERTI FIRMAN TUHAN, yakni: 1. dari yang mudah ke yang sukar Dalam menyusun jigsaw kita selalu memulai dengan potongan yang kita anggap paling mudah, lalu dengan bantuan potongan2 yang sudah jadi, kita dapat menyusun potongan yang lebih sukar
Begitupun dengan Firman Tuhan, mulailah dengan Firman Tuhan yang dapat dimengerti secara mudah, dan lanjutkan kepada yang lebih sukar dengan dibantu Firman Tuhan yang telah kita mengerti. 2. bertanya, atau melihat contoh saudara lain kadang bila anda buntu di bagian tertentu, lihat saudara lain yang telah selesai menyusun bagian tersebut, dengan mencontoh anda dapat mempercepat penyusunan jigsaw, tapi harap ingat bahwa pekerjaan saudara kita juga belum selesai, bukanlah hal yang bijak bila kita mencontoh bulat2, tanpa menganalisa kembali potongan2 tersebut. Untuk menghadapi kebuntuan pengertian Firman Tuhan, bertanyalah dengan saudara2 seiman, (misal: di Forum Diskusi), dan analisa kembali apakah benar potongan yang disodorkan, sehingga bila salah-pun anda tidak terlalu dalam salahnya... dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memeriksa kesalahan dan memperbaikinya. 3. Buktikan dalam hidup saudara anda menerima informasi ttg posisi potongan jigsaw, bila anda tidak menempelkannya ke papan jigsaw saudara, anda tidak dapat membuktikan bahwa potongan tersebut telah diletakkan di tempat yang benar. 4. Bantuan Roh Kudus hal ini adalah yang terpenting dan merupakan kunci untuk mengerti Firman Tuhan. Diawali dengan adanya hasrat untuk mengerti dan melakukan Firman Tuhan, berusahalah untuk hidup Kudus dengan memelihara (taat) Firman Tuhan yang telah diketahui. Ttg Roh Kudus mungkin akan dibahas di topik yang berbeda. Firman Tuhan itu bermata dua, yang bisa menjadi teguran, tetapi bisa juga menjadi konfirmasi kebenaran dari apa yang anda mengerti dan lakukan. Firman2 Tuhan yang lain akan menjadi teguran terhadap Firman2 Tuhan yang anda salah artikan. sebaliknya Firman Tuhan yang lain juga menjadi peneguhan pengertian saudara....
Kristus berulang kali menekankan pentingnya untuk mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan. Kita bukan hanya sekedar membaca, tapi juga diminta untuk mengerti dan melakukan. Tanpa itu semua, sia-sialah apa yang kita ketahui. Lihat bagaimana Yesus menegur beberapa orang Saduki karena mereka tahu isi, tapi tidak mengerti kitab suci. Hal demikian disebut Yesus dengan sesat. (Matius 22:29).


Selasa, 20 Oktober 2009

Renungan Minggu XX Setelah Trinitatis 25 Oktober 2009

Menaati Hukum Tuhan
Yosua 1: 6-9
1. Pendahuluan
Nama Kitab ini iala Yosua, atau bahasa Ibraninya: Yehosyuang, artinya: Tuhan (JHWH) adalah pertolongan. Yosua memang memegang peranan penting dalam Kitab ini. Setiap berkat adalah pemberian anugerah yang harus diterima dengan iman. Kanaan diberikan kepada orang Israel didalam Abraham, bukan didalam Musa berdasarkan pelaksanaan Taurat. Taurat tidak dapat membuat Israel berhak atas Kanaan, bahkan Musa tidak diberi kuasa memimpin umat itu masuk Kanaan. Demikian juga Taurat tidak dapat memimpin kita masuk ke dalam perhentian rohani yang telah dijanjikan oleh Allah di dalam Yesus Kristus. Itulah sebabnya Musa harus mati dan diganti oleh Yosua, dan Yosua itulah yang harus membukakan tanah warisan itu.
Lima ratus tahun sebelum Yosua memimpin orang Israel menyeberangi sungai Yordan, Tuhan telah berfirman kepada Abraham, “Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Ku-berikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya” (Kej.13:14,15). Kemudian setelah Tuhan memimbing orang Israel keluar dari Mesir, Ia berfirman, ‘Apabila Tuhan telah membawa engkau ke negeri......yang telah dijanjikanNya dengan sumpah kepada nenek moyangmu’ (Kel.13:5). Awal riwayat Yosua dimulai ketika Musa hamba tuhan itu mati, maka berfirmanlah Tuhan kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian : “Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Ku-berikan kepada mereka, kepada orang Israel itu” (Yos.1:1,2).

2. Penjelasan
a) Bagi Israel semua berkat diserahkan dengan perantaraan Yosua. Tuhan berkata kepadanya, “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeriyang Ku-janjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka” (Yos. 1:6); “Dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya” (Ul.31:7). Jadi Yosua ditunjuk sebagai pemimpin yang menundukkan orang Israel di Kanaan. Padaakhir peperangan yang berlangsung selama 7 tahun itu, ‘Yosua merebut seluruh negeri itu......Yosua-pun memberikan negeri itu kepada orang Israel menjadi milik pusaka mereka, menurut pembagian suku mereka. Masing-masing warisan telah ditentukan menjadi milik pusaka umat yang terpilih.
b) Sesudah tanah suci itu disebut adalah tanah kepunyaan orang Het, timbul pertanyaan: Bagaimankah umat Israel dapat menduduki tanah yang dikuasai oleh bangsa lain ? Tuhan kemudian menerangkan: bangsa kapir itu tidak akan dapat bertahan menghadapi Yosua. Seumur hidupnya Yosua akan menang. Karena apa ? Karena Tuhan akan menyertai Yosua. Seperti Ia dahulu menyrertai Musa (Bnd.Ul.31:6-8). Tuhan ada dengan Yosua dan umat Israel yang dipimpin oleh Yosua. Namun Yosua sendiri harus bersikap kuat dan teguh. Saran ini diulangi sampai empat kali dalam bagian ini (Ay.6,7,9 dan 18). Yang dituntut Tuhan disini bukan suatu keberanian menurut kodrat manusia, melainkan suatu kepercayaan penuh terhadap janji-janji Tuhan. Jika Yosua terkejut dan patah hati (ay.9), berarti ia kurang percaya akan Firman Tuhan. Ada dasar yang kuat bagi Yosua untuk percaya kepada Tuhan. Karena Yosua diangkat oleh Tuhan akan memimpin bangsa ini memiliki tanah suci itu. Dan dibawah dasar itu terletaklah dasar yang lebih kuat yaitu janji Tuhan dengan sumpah untuk memberikan negeri itu kepada nenek moyang bangsa Israel (Lih.Kej.15:18; 24:7; Kel.32:13). Janji dengan sumpah: pada hakekatnya janji Tuhan sudah cukup kuat, tetapi Tuhan berkenan menguatkan janjiNya dengan sumpah supaya lebih kuat lagi (bnd.Ibr.6:13-18)
c) Yosua dapat menyatakan kepercayaannya kepada Tuhan dengan menjalankan segala hukum yang telah diperintahkan kepadanya oleh Musa. Yosua harus menetapi segala perintah Musa. Tetapi kemudian perintah Musa itu disamakan dengan hukum Taurat, bahkan di ayat 8 disamakan dengan kitab Taurat ini. Perintah Tuhan kepada Yosua adalah perintah Tuhan kepada mereka, dan Yosua harus menjadi contoh untuk mereka. Yosua harus berlaku sesuai dengan segala petunjuk hukum Taurat dan tidak boleh menyimpang (ay.7), bahkan kitab hukum itu tidak boleh beralih dari mulutnya, yakni dalam segala perkataannya selalu harus dipegangnya, dan harus direnungkan siang dan malam.Kita diingatkan akan gambaran orang benar dalam Kitab Mazmur 1:2. Kalau Yosua bertindak seperti itu, pastilah ia akan berhasil dalam perjalanannya. Yosua dan bangsa Israel harus berteguh hati dengan jalan menetapi hukum Taurat Musa. Taurat itu harus dijalankan dengan perkataan, pikiran dan tindakan. Dan perintah itu diulangi lagi agar Yosua jangan takut, bahwa Tuhan Allah akan menyertainya.
d) Demikian halnya orang percaya bila ingi menerima berkat dari Tuhan kita harus melakukan perintahNya, dan menerima janji Tuhan dengan teguh hati, jangan menyimpang dari petunjuk dan pengarahan dari Tuhan.Taurat Tuhan tak akan kunjung dapat membawa jiwa manusia masuk ke dalam negeri perjanjian, dan itu bukan sebab Taurat itu ada kekurangannya, melainkan melulu sebab kenajisan dan dosa manusia itu sendiri. Hukum dosa dalam tubuh kita itulah yang menyebabkan kita tidak dapat setia kapada Taurat Tuhan, danmenyebabkan kita tidak tenang dan selalu diliputi kekecewaan, dan dalam hati terjadi pergumulan yang menggelisahkan serta mengalami banyak kegagalan.
e) Demikian juga halnya dengan negeri Kanaan rohani yang menjadi milik kita didalam Kristus, harus diterima dengan imanseperti dinyatakan oleh Kitab Efesus dengan kata ke-3 ‘di dalam sorga’ bunyinya, “Kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita—Oleh kasih Karunia kamu diselamatkan---dan didalam Kristus Yesus, Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan dia di Sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikanNya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena Kasih Karunia kamu diselamatkan oleh Iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah’ (Ef.2:5-8).
f) Yosua adalah lambang yang indah sekali dari Kristus tentang harapan dan wakil bagi umatNya. Israel diberkati dengan segala berkat bendawi dan bumi didalam Abraham; gereja Tuhan diberkati dengan segala berkat rohani dari sorga di dalam Kristus. Untuk dapat menikmati sepenuhnya segala berkat duniawi itu, orang Israel harus hidup di dalam negeri. Demikian pula kita,untuk dapat mengalami sepenuhnya segala berkat rohani di dalam Kristus haruslah tetap hidup di dalam sorga di mana Tuhan mencurahkan anugerah-Nya itu bagi kita. Taurat tidak berkuasa untuk mendatangkan berkat, karena berkat hanya dapat diperoleh sebagai anugerah oleh sebab Iman. Jadi perbuatan-perbuatan seperti nazar, sumpah, janji penyerahan diri yang ditandai dengan darah, syariat lahiriah, bertapa, memantangkan perkara-perkara tertentu, berpuasa sepanjang hari, bersembahyang sepanjang malam, menuruti suara batin atau hati nurani kita, meskipun perbuatan-perbuatan baik ini perlu diperhatikan, tapi ini toh tidak dapat membawa kita masuk ke dalam negeri perjanjian yang penuh berkat itu.
g) Tuhan tidak hanya memanggil bangsaNya Israel untuk berperang, tetapi juga untuk menang. Sesungguhnya, bagi seorang Israel yang setia, Kanaan harus menjadi tempat kemenangan. Semua perkara itu dijadikan lambang oleh Roh Kudus untuk memperlihatkan kepada kita kehidupan rohani dari sorga (Ef.1:3) yang menjadi milik kita dalam Kristus selama kehidupan di dunia ini.Kanaan sungguh merupakan negeri anugerah, negeri yang berlimpah susu dan madunya. Di dalam Yesus kita beroleh kemenangan.Di dalam Dia doa kita merupakan pergumulan rohani yang mendatangkan kemenangan, merobohkan segala benteng Iblis dan menghancurkan segala angan-angan hati yang jahat dan khayalan yang mengajak kita melawan Tuhan. Lagi doa yang sungguh-sungguh itu akan mendatangkan kelahiran baru di antara umat manusia. Jika kita tetap tinggal di dalam Dia, dan ‘akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus (Rom.5:17) di dalam sorga, maka semua musuh kita akan berada di bawah telapak kaki kita, dan kita akan menghayati firman Allah, ‘Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa (Mzm.2:4).


Renungan Epsitel Minggu XX Setelah Trinitatis , 25 Oktober 2009

Mematuhi Perkataan Yesus
Yohanes 21: 20-25
Dalam perikop ini Yohanes juga mendengar panggilan Yesus, sebagai salah seorang pengikut Yesus, ia mengikut Yesus dari belakang. Yohanes juga yang disukainya, juga yang mengikutiNya, menjadi Rasul Kristus. Simon Petrus berpaling, dan melihat Yonaes ikut serta. Dalam hati Petrus timbul suatu keinginan untuk mengetahui segala-galanya, keinginan untuk menguasai dan memimpin, yang selamaa ini selalu menjerumuskan dia. Ia ingin mengetahui apa yang akan terjadi dengan Yohanes. Pertanyaan Petrus yang timbul dari keinginan mengetahui dan nafsu menguasai itu ditolak Yesus. Petrus tidak diangkat menjadi Tuhan atas Yohanes. Yesus tetap menjadi Tuhan! Atas tiap orang pengikutnya. KekuasaaNya tidak akan diserahkanNya kepada siapa pun juga. Juga tidak kepada Petrus. Ia menetapkan sendiri jalan yang akan ditempuhNya dengan tiap pengikutNya. Dan Ia melaksanakan rencanaNya dengan setiap orang.
Untuk hal ini tidak ada orang yang diangkatNya. Petrus juga tidak. Hendaknya Petrus menjalankan tugasnya dan menyerahkan lainnya kepada Yesus. Dalam menjawab Petrus, Yesus mengucapkan suatu yang menimbulkan salah paham dikalangan Gereja Kristen mula-mula, yaitu: Jikalau Kukehendaki orang ini tinggal hingga Aku datang apakah kena-mengena dengan engkau ?

Orang-orang Kristen di Asia-Kecil menarik kesimpulan dari ucapan Yesus ini bahwa Yohanes tidak akan mati, tetapi akan mengalami kedatangan Yesus untuk kedua kalinya. Waktu Ia meninggal, terjadilah kebingungan di Efesus dongeng bahwa Yohanes masih hidup, tetapi dengan menunjukkan bukit tempat ia dikuburkan. Dan menurut kepercayaan rakyat disana, bukit itu goyang jika Yohanes bernafas.
Namun bukan demikian maksud yang dikatakan Yesus tentang Yohanes yang tidak akan mati. Yesus hanya menekankan, bahwa Dialah yang memimpin jalan hidup tiap orang muridNya dengan kekuasaanNya sebagai Raja. Yang satu menuju ke kayu salib di Roma, yang seorang lagi di Efesus, menuju masa bekerja yang lama dan berhasil banyak. Namun walaupun berlainan isi pengabdian kita, kita semua adalah murid-murid Yesus, kita mengabdi kepada Tuhan yang satu, yang menempuh jalan sendiri dengan setiap orang muridNya.
Dengan memahami apa yang diperkatakan oleh Yesus kita yang membaca nas ini akan mengerti siapa yang dimaksud oleh Yesus adalah Yohanes sendiri yang menuliskan Kitab Yohanes ini. Dan dari nas ini telah dipersaksikan murid Yesus bahwa perkataan dan perbuatan Yesus tiada habis-habisnya. Tidak mungkin murid Yesus menuliskan semuanya. Dan yang dituliskan oleh muridNya adalah yang paling hakiki, yakni apa yang harus diketahui oleh semua orang dan gereja dari semua bangsa dan segala zaman, tentang Yesus adalah Anak Allah, yaitu: “Dari kelimpahanNya kita sekalian sudah menerima anugerah dan karunia” (Yoh.1:16).
Pemuridan dan Penyertaan Allah Tidak ada suatu hal yang dapat berhasil tanpa Allah terlibat di dalamnya. Pemuridan tidak akan berhasil tanpa Allah bekerja di dalamnya. Itulah mengapa, dalam Mat 28:18 – 20, Yesus memberikan perintah kedua sesudah perintah memuridkan yaitu“…ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (kata ketahuilah berbentuk imperative, atau perintah). Sebagaimana pemuridan adalah seumur hidup, visi pemuridan ini adalah dari Allah, Ia-lah juga yang berkenan atas wadah pemuridan dan Ia pasti menggenapi visi-Nya. Mungkin ada orang-orang yang begitu cepat bertumbuh di dalam gereja, namun ada juga yang sepertinya lambat berubah. Harus tetap diingat bahwa pembaruan hidup datangnya dari Allah, karena kuasa Allah dan dalam waktu Allah. Satu hal yang pasti, penyertaan Allah sudah seharusnya membawa kepada pengharapan dan ketekunan. Di atas semuanya itu, rindukah engkau terlibat dalam pemuridan ini? Seperti apakah gereja atau persekutuan yang engkau ikuti, apakah semakin membawa setiap anggotanya menjadikan Kristus sebagai yang terutama dalam hidup bahkan lebih utama dari pada hidup?

Renungan Hari Sabtu, 24 Oktober 2009

Buah Pengajaran Yang Baik
Ulangan 32: 2
"Mudah-mudahan pengajaranku menitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun,laksana hujan renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan."
Mengapa kita perlu berbuah?! Sedikitnya ada 4 (empat) hal mengapa kita perlu berbuah, yaitu:
Pertama, berbuah adlah tanda kehidupan. Pada waktu kita berbuah, maka itu artinya kita hidup. Sama seperti pohon yg mengeluarkan buah dan hidup.
Kedua, berbuah adl tanda pertumbuhan. Sangatlah aneh apabila kita menemukan suatu pohon anggur, tetapi tidak berbuah. Pasti ada yg tidak beres dgn pohon tsb. Jadi pohon yg baik hrs ditandai dgn mengeluarkan buah.
Ketiga, berbuah adl tanda kematangan/kedewasaan. Tanda pencapaian optimal dari suatu kematangan/kedewasaan suatu pohon adl ketika pohon itu berbuah.
Keempat, berbuah adl tanda suatu jenis pohon. Jadi pohon anggur tidak mungkin berbuah mangga. Jadi pohon adl memiliki ciri2 yg identik. Buah orang fasik/jahat tidak mungkin menghasilkan buah orang kusus/orang benar.
Buah2 Kekristenan adl:

1.Buah2 Pertobatan (Mat.3:8. Luk.3:8)
2.Buah pekerjaan/pelayanan (Kol.1:10)
3.Buah memenangkan jiwa–Buah Jiwa2 (Yoh.4:35, Mat.4:19, Mat.25:21, Mat.28:18-20)
4.Buah2 Roh Kudus (Gal.5:22-23)
Mungkin rekan2 muda kristen bertanya: "Syarat2 apakah yg harus dipenuhi agar suatu pohon (kita) dapat berbuah?" Syarat suatu pohon agar berbuah, yaitu:
1. Memiliki Tanah yg Baik
Dalam Mat.13:8 dan Mat.13:23 disana dijelaskan ttg perumpamaan seorang penabur yg menabur benih dan benih itu jatuh ditanah yg baik, lalu berbuah: ada yg seratus kali lipat, enam puluh kali lipat dan ada yg tiga puluh kali lipat. Dan benih yg ditaburkan di tanah yg baik itu adl orang yg mendengar Firman Tuhan dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yg 100 kali lipat, ada yg 60 kali lipat dan ada yg 30 kali lipat.
Jadi, tanah yg baik adl melambangkan "Hati Manusia", dan bagaimana ia merespon/menerima benih (kebenaran) FirmanNya dalam hidupnya. Tanah yg baik juga melambangkan Atmosfir/Lingkungan/Pergaulan yg Baik.
1 Kor.15:33 berkata: "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yg Buruk merusakkan kebiasaan yg Baik."
Jadi, berhati2-laH thd pergaulanmu, sebab kebiasaanmu yg baik akan rusak oleh pergaulanmu yg buruk. Jika kita ingin berbuah maka perhatikanlah pergaulan/lingkungan dimana kita berada. Kita boleh mendoakan orang berdosa dan jahat, tetapi jangan bergaul dgn mereka2 ini. Itu sebabnya
Mzm.1:1 berkata: "Berbahagialah orang yg tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yg tidak duduk dalam kumpulan pencemooh."
Jadi, jika kita ingin berbuah maka kekristenan kita harus memiliki hati yg tunduk/taat kpd FirmanNya dan menjaga selalu kehidupan kita dari pergaulan2 yg buruk, jahat dan tidak berkenan kpdNya.
2. Memiliki Pupuk yg Baik
Rekan2 muda kristen, syarat kedua agar suatu pohon menghasilkan buah adl memiliki pupuk yg baik. Fungsi pupuk adl merangsang pertumbuhan sehingga mencapai kedewasaan/kematangan dan berbuah nantinya. Pupuk yg Baik adl melambangkan Firman Tuhan dan Ajaran Firman Tuhan yg Baik. Itu sebabnya, Rm.10:17 berkata: "Jadi iman timbul (meningkat/terangsang bertumbuh) dari pendengaran oleh Firman Kristus."
Mengapa kita perlu memegang Firman/Ajaran yg benar?! Karena Tuhan Yesus mengatakan : "berbahagialah orang yg suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah" (Mat.5:8). Kesucian terdiri dari 2 hal, yaitu suci dalam Perbuatan/Perilaku dan suci dalam Ajaran/Prinsip2 Firman yg benar. Ada banyak gereja berpikir jika mereka sudah suci hatinya, maka mereka diperkenan Tuhan, padahal ajaran/doktrin, dogma dan aturan2/ liturgi2 yg diajarkan oleh gereja2 tersebut adalah sesat, salah, cemar dan menyimpang.
Jadi, agar berkenan kpd Tuhan, dan bertumbuh serta berbuah, maka setiap orang kristen maupun organisasi gereja harus suci dalam perbuatan dan suci dalam pengajaran Firman Tuhan. Tidak ada kompromi dlm hal ini. Ttg contoh ajaran2 organisasi gereja yg sesat dan salah akan saya bahas dlm renungan kristen yg akan datang pd kesempatan yg lain.
3. Memiliki Persediaan Air yg Baik
Rekan2 muda kristen, agar suatu pohon dapt berbuah, maka faktor air merupakan faktor vital ketiga yg harus dimiliki agar suatu pohon berbuah. Tanpa air, suatu pohon akan mengalami kekeringan dan lambat-laun akan mati. Air yg baik juga tidak boleh mengandung racun/limbah industri, sebab akan membuat pohon tsb mati.
Memiliki Air dalam pengertian rohani disini adl Dekat dgn Tuhan dan FirmanNya. Air tidak boleh mengadung racun, artinya Firman/Air itu harus murni dan tidak boleh salah dan tersesat ketika ditafsirkan, diajarkan dan dipegang menjadi prinsip kekristenan, baik oleh pribadi maupun oleh organisasi gereja/synode gereja tertentu.
Itu sebabnya, Mzm.1:2-3 berkata: "Tetapi yg kesukaannya ialah Taurat Tuhan dan yg merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon yg ditanam di tepi aliran air, yg menghasilkan buahnya pada musimnya, dan tidak layu daunnya, apa saja yg diperbuatnya berhasil."
Dalam Yoh.7:38 Yesus berkata: "Barangsiapa percaya KepadaKu, maka dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.
Dgn kata lain, Yesus adl AIR HIDUP itu sendiri. Yesus adl ALIRAN AIR HIDUP itu sendiri. Jadi kalo kita diumpamakan seperti pohon yg ditanam di tepi aliran air, maka itu artinya kita ditanam dekat dgn Tuhan. Itu sebabnya Mzm.92:14-15 berkata: "Mereka yg ditanam di Bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah kita, pada masa tuapun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar."
Rekan2 muda kristen, suatu pohon agar dpt berbuah, maka pohon tsb agar berbuah manis dan sedap, maka ia harus dirawat dgn penuh kebijaksanaan, kerajinan, ketekunan/kerja keras dan kesabaran. Demikianlah halnya kita sbg seorang kristen, agar menghasilkan buah2 kekristenan, maka kita juga perlu selalu mengikuti prinsip2 rohani dan prinsip2 Firman Allah dan melakukannya dgn penuh kebijaksanaan, kerajinan, ketekunan/kerja keras dan kesabaran.


Renungan Hari Jumat, 23 Oktober 2009

Profesor Yang Suka Belajar
Ibrani 13: 7
"Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan Firman Allah kepadamu dan perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka."
Dr.Howard Hendricks, seorang dosen, teolog dan penulis terkenal, menceritakan kisah tentang profesornya yang menimbulkan dampak dalam hidupnya.
Ketika masih menjadi mahasiswa,Dr. Hendricks sering lewat di depan rumah guru besarnya itu.Baik dini hari maupun larut malam, dia sering melihat dosennya itu memelototi buku-buku. Suatu hari Hendricks bertanya kepadanya, “Doktor, saya ingin tahu, apa yang membuat Anda terus-menerus belajar ? Anda tidak pernah berhenti belajar.”
Jawaban Guru besar itu sungguh mengesankan, “Nak, saya lebih suka murid saya minum dari air yang mengalir ketimbang dari kolam yang mampet.”
Liem Hwa Yong, : Guru yang baik tidak hanya memberikan ilmu kepada muridnya, tetapi juga memberikan diri dan hatinya sendiri. Orang-orang muda saat ini, membutuhkan figur pemimpin yang patut dicontoh baik di pemerintahan, di bidang kerohanian, maupun di keluarga dan di bidang kehidupan lainnya. Dibutuhkan figur-figur yang mempunyai kekuatan rohani dan mental yang kuat.
Saudara masa akhir hidup seseorang sangat penting, untuk itu kita juga harus berhati- hati untuk menjaga kehidupan kita terlebih kehidupan rohani kita. Mari kita menjaga kehidupan kita dengan setia dalam perkara kecil agar kita dapat memikul perkara yang besar. Saat-saat kematian adalah saat yang terpenting dalam kehidupan kita mari kita mempersiapkannya dengan IMAN dan ROH YANG MENYALA, agar kita bisa melewatinya dengan tetap setia kepada SANG KHALIK PENEBUS kita yang sudah terlebih dahulu mengalami kematian yang menyebabkan kita tidak perlu takut menghadapi kematian, karena Dia bangkit, begitu juga kita akan dibangkitkan bersama Dia.


Renungan Hari Kamis, 22 Oktober 2009

Seniman Jadi Hamba Tuhan
2 Timoteus 4: 17a
“Tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.
Uskup Tucker dari Uganda adalah seorang seniman dulunya, tetapi bagaimana kisahnya sehingga dia menjadi seorang hamba Tuhan ?
Suatu hari, uskup tersebut sedang melukis seorang wanita miskin bertubuh kerempeng sedang menyusui bayinya dengan payudaranya yang hampir tak mengeluarkan air susu setetes pun.Tampak sekali bahwa wanita itu adalah seorang tunawisma yang kedinginan di malam yang penuh badai di tepi jalan yang sepi.

Saat lukisan itu hampir jadi, sang seniman tiba-tiba membuang kuasnya dan berkata, “Daripada saya hanyan melukis orang-orang yang terhilang, lebih baik saya pergi untuk menyelamatkan mereka.” Dia pergi ke Afrika dan menjadi hamba Tuhan.
Bagaimanakah dengan saudara ? apakah mau dipakai Tuhan sebagai alatnya dalam memberitakan Firman Tuhan ? Biarkanlah Tuhan mendampingi saudara dan relakan saudara dikuasai oleh Roh Tuhan untuk menguatkan saudara dan kita semua untuk menyatakan kasihNya. Sehingga nyatalah perintahNya agar kita semua yang terpanggil menjadi muridNya dapat memberitakan Injil ke seluruh dunia. Tuhan memberkati.


Renungan Hari Rabu, 21 Oktober 2009

Pengabdian Diri
1 Petrus 5:2
"Gembalakanlah kawanan , domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri."
Sebagian orang mungkin sudah merasa senang dengan bekerja dikawasan perkantoran elit di Jakarta. Gaji bulanan yang mencukupi plus tunjangan-tunjangan lainnya. Nama perusahaan menjadi status kehebatan seseorang. Tapi ada juga yang sudah mendapatkan itu semua, hidupnya masih saja tidak bahagia. Setiap hari hidupnya mengeluh dan menggerutu. Ada seorang direktur perusahaan ternama mengeluhkan pegawainya yang seolah-olah tidak pernah bersyukur.” Pada saat wawancara tes masuk kerja, mereka sangat antusias dan bahkan menjual kehebatan dirinya agar ia bisa menjadi pegawai dikantor. Namun ketika dikasih pekerjaan, mereka malah pusing dan stress sendiri.”

Banyak orang yang merasa terpaksa dengan pekerjaannya. Padahal hidup kita akan semakin kosong dan bermasalah apabila kita lagi-lagi merasa terpaksa. Kita terpaksa bekerja ditempat A atau B. Kita dipaksa bangun pagi karena takut kena pemotongan gaji, surat peringatan dan dampratan bos. Potensi kita menjadi tidak tersalurkan dan tidak berkembang dengan baik apabila kita terpaksa dan t Dalam bekerja hendaknya kita mengerahkan seluruh keberadaan dan kemampuan kita, karena kita harus meyakini bahwa kerja itu merupakan suatu ibadah sehingga kita harus mengabdi dengan sungguh-sungguh dan berusaha agar tugas yang kita lakukan berhasil dengan sangat baik dan sempurna.
Jika bekerja dilihat sebagai sesuatu yang sangat serius, maka kita menjadi tegang, dan akibatnya pekerjaan kita menjadi tidak menyenangkan. Untuk itu marilah bekerja dengan penuh sukacita dan anggaplah kerja itu merupakan suatu seni yang membutuhkan kreativitas. Ingat juga bahwa kehormatan kita dipertaruhkan dalam pekerjaan yang kita lakukan. Bila hasil pekerjaan kita baik, maka orang akan hormat pada kita. Jadi marilah kita bekerja sungguh-sungguh dengan penuh ketekunan.
Dan yang terakhir juga, kemuliaan akan kita peroleh dari hasil pekerjaan yang telah kita lakukan. Lakukanlah pekerjaan dengan serius dan sesempurna mungkin, karena kerja itu merupakan suatu pelayanan.
Kehormatan dan kemuliaan hasil kerja juga belum tentu kita dapatkan dari orang lain, dan kita tidak perlu kecewa bila hal tersebut terjadi. Tetapi rasakanlah kehormatan dan kemuliaan dari dalam diri sendiri. Bila kita telah menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik, rasakan kepuasan dan kebanggaan yang ada dalam diri kita. Janganlah bekerja dengan paksaan atau kita menganggapnya sebagai suatu penderitaan. Justru kerja itu merupakan suatu kebahagiaan karena kita menerima anugerahnya sehingga dapat melakukan sesuatu, yang juga dibutuhkan oleh orang lain.idak bahagia.
Apa yang telah dipercayakan bagi kita baik ditengah keluarga, masyarakat, pekerjaan, marilah kita pergunakan sebaik-baiknya untuk mengarahkan hidup yang mengenal Tuhan. Jadilah gembala yang baik dan bisa menjadi teladan bagi semua orang. Amin


Renungan Hari Selasa, 20 Oktober 2009

Kuasa Yang Menggetarkan
1 Samuel 12: 23
“Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada Tuhan dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus.
Seorang nenek yang tinggal di California mempunyai seorang menantu laki-laki. Selama bertahun-tahun, menantunya ini bersikap kejam terhadap anak perempuannya dan cucu-cucunya. Keluarganya sangat menderita karena perbuatannya. Selama itu, nenek Kristen yang baik ini berdoa dengan tekun, tetapi tanpa hasil.
Suatu malam, nenek itu mendengar Joy Dawson berbicara tentang pentingnya mengampuni orang yang telah melukai kita. Nenek itu dipenjarakan oleh rasa dendam terhadap menantunya sehingga dengan rajin ia mencatat 8 cara praktis dari Joy untuk menghilangkan dendam.
Saat pulang. Nenek tersebut berlutut dan menyesali dosanya. Dia mempraktekkan 8 cara tersebut satu per satu. Saat itu waktu menunjukkan pukul 11.30 malam Hari jumat.


Hari sabtu pagi, nenek itu dikejutkan oleh kedatangan menantu laki-lakinya ke rumahnya. Hal itu tidak diduganya sejak ia pergi selama tujuh jam. Menantunya menceritakan bahwa sejak pukul 11.30 semalam, dia masih dikuasai dosa. Namun ada suatu kuasa menggetarkan jiwanya sehingga dia menyesali dosanya dan menyerahkan hidupnya untuk Kristus. Dia memohon ampun kepada Isteri dan anak-anaknya dan saat itu juga minta maaf kepada mertuanya. (Yak.5:16) Joy Dawson, “How to pray for someone Near you who is away from God”.
Saudara-saudara, Samuel berjanji tetap akan mendoakan bangsa Israel, malahan andai kata ia berhenti berbuat demikian, hal itu akan menjadi suatu dosa terhadap Tuhan. Sebab doa syafaat adalah tugas yang mulia bagi imam-imam dan nabi-nabi, seperti yang kita dengar tentang Musa dan Amos (Kel.32: 11, 30 dst; Am.7: 1-6). Akan tetapi Samuel tidak hanya akan mendoakan mereka saja, melainkan juga akan mengajarkan jalan yang baik dan lurus kepada mereka. Jelaslah bahwa Samuel tidak bermaksud mengundurkan diri sama sekali, melainkan tetap memegang jabatan imam dan nabi,hanyalah tugas memimpin dan menghakimi diserahkan kepada Raja.
Setiap orang percaya memiliki tugas dan visi untuk mendoakan dan berbuat sesuatu atas doanya agar Tuhan berkenan dengan iman pengharapan kita. Amin.

Minggu, 18 Oktober 2009

Renungan Hari Senin, 19 Oktober 2009

Memberitakan Injil
I Korintus 9: 16
"Karena jika aku memberitakan Injil,aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil."
Tugas pemberitaan Injil adalah tanggung jawab setiap orang yang percaya kepada Kristus. Alkitab menjelaskan bahwa ada dua target pemberitaan Injil, yaitu pertama, panggilan Paulus, yaitu pemberitaan Injil yang ditujukan kepada orang yang tidak bersunat, kedua, panggilan Petrus, pemberitaan Injil kepada orang-orang bersunat, dalam hal itu adalah orang Yahudi. Apa arti dari kedua panggilan yang berbeda itu? Tidak lain adalah pemberitaan Injil harus tertuju pada semua orang, Injil harus diperdengarkan ke seluruh dunia, pada segala suku dan bangsa.
Adalah penting untuk diingat bahwa pekerjaan mengobarkan atau memberitakan karunia dan kasih Allah bukan hanya tugas para Rasul, Nabi atau hamba-hamba Tuhan, tetapi juga merupakan tugas kita semua sebagai orang percaya yang sudah ditebus oleh Tuhan dan yang sudah mengalami dan merasakan kasih karunia Allah yang besar dan ajaib dalam hidup kita. Gereja dan jemaat-Nya dipanggil untuk turut mengambil bagian membawa berita sukacita atau kabar baik kepada semua orang.

Paulus dalam II Timotius 4:2, mengatakan "Beritakan Firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya. Nyatakanlah apa yang salah, tegurlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran". William Barclay dalam buku "Duta bagi Kristus" mengatakan : " Paulus menyemangati dan mendukung serta mendorong Timotius, anak rohaninya yang masih muda, pemalu, kurang percaya diri, sakit-sakitan, bersifat tertutup dan takut menghadapi pelayanan, untuk bangkit dengan berani dan penuh semangat mengobarkan karunia Allah yang ada pada dirinya kepada semua orang yang terhilang dan tersesat untuk bertobat dan kembali kepada jalan yang benar ".
Sebagai pemberita Injil seharusnya kita tak perlu kuatir akan dampak yang dihasilkan dalam pemberitaan kita, asal saja kita memberitakan apa yang benar dan hidup dalam kebenaran Injil itu, yang utama adalah kita harus memberitakan Injil kepada siapapun yang Allah Injinkan untuk kita temui atau Injili, dan otoritas Allahlah yang akan bekerja, dan menyertai pemberitaan kita. Sebagaimana Allah telah mempertobatkan kita melalui pemberitaan Injil, demikianlah kita harus percaya Injil yang kita beritakan itu mampu mengubah kehidupan manusia yang jahat.
Target mana yang menjadi panggilan kita dalam tugas menginjili, harus kita kerjakan dengan sebaik mungkin. Allah ingin semua orang mendengarkan berita Injil dan diselamatkan.



Selasa, 13 Oktober 2009

BAHAN SERMON MINGGU XIX DUNG TRINITATIS, 18 OKTOBER 2009

Debata Na Patuduhon Dalan
2 MUSA 4 : 10-17
1. Patujolo
Di na masa sitaonon bangso Israel di tongatonga parhatobanon bangso Misir, tung parir do pangkilalaan ni bangso i. Dung leleng marujung ngolu raja ni halak Misir, alai sai tongtong do marsingkor bangso i siala parhatobanon na nialaman nasida, ala ni i sai joujou do nasida tu Debata mangido pangurupion (2:24). Ditangihon Debata do anggukangguk ni bangsoNai, ndung i diingot Debata Jahowa ma padanNa i tu si Abraham, Ishak dohot si Jakob (2:25). Diboto Debata do na masa huasona gedung sian bangso Misir tu bangso Israel. Marhite panandaon ni Debata tu si Musa gabe sada dalan na pinungka tu haluaon ni bangsoNa i. Ai parmahan do si Musa alai gabe parmahan bangso Israel do ibana muse dibahen Debata. Taingot ma haposan dina otik laos gabe haposan di na godang. Tanggung jawab na pinalumehon ni Debata tu si Musa i ma sada tanggung jawab na balga do. Panandaon ni Debata tu si Musa, i ma di tingki si Musa marmahan birubiru ni si Jetro simatuana, jonok ni halongonan, sahat tu Dolok ni Debata i ma dolok Horeb ( 3:1). Laos disi ma dipatuduhon Debata Jahowa angka nanaeng siulahonon ni si Musa dohot na naeng sihatahononna tu Raja Paraoh. Disuru Debata do asa si Musa manguluhon bangso Israel haruar sian tano Misir laos pasahathon tona ni Debata tu Raja Paraoh. Alai nang pe nunga ditodo Debata ibana, sai manjua do si Musa di parsuruon i. Boi ma sahat tu lima hali si Musa manjua di parsuruon ni Debata i:

1) Panjuaon na parjolo (3:11) “Ise ma ahu pola, tung dapothononku raja Firaun i, tung paruaronku halak Israel sian Misir ?” Alai ndang adong na so tarpatupa Debata. Na mungkin boi gabe mungkin. Sian na so mosok ramba i na di jolona gabe sada tudutudu na paboahon ingkon mosok hian do sude pinompar ni Israel dibagasan parhatobanon Misir, alai ndang mosok bangso Israel siala halongangan na pinamasa ni Debata. I do na aneng dohonon jala paboahon ni Debata marhitehite naposoNa si Musa. Molo tanda ni api na pinatuduhon ni Debata i ma paboahon rimas dohot uhuman ni Debata, laho paiashon dohot paluahon. Didok Debata do : “Hudongani pe ho....” (ay.12)
2) Panjuaon na paduahon (3:13), “Ida ma, ia dung sahat ahu di halak Israel, jala hudok tu nasida: Debata ni ompumuna marsuru ahu tu hamu, gabe didok nasida maon tu ahu: Ise do goarna? Beha ma dohononku tu nasida?” dialusi Debata do : “Jahowa marsuru ahu tu hamu”
3) Panjuaon na patoluhon (4:1-9) “Ida ma, ra tung dang porsea nasida di ahu, jala ndang tangihononna soarangki, dohonon nasida ma tagamon: Ndang tutu diida ho Jahowa”. Ala ni i songon sahalak suruan ni Debata, ringkot do di si Musa sada tanda na haposan ni Debata do ibana. Ala ni i ma dipatupa Debata ma halongangan diibana marhite na mareongkon tungkotni si musa gabe ulok. Laos godang ma angka na pinama ni Debata marhite tungkot ni si Musa.
4) Panjuaon n paopathon (4:10-12); alai ndang holan sahat disi, tongtong dope manjua si Musa di parsuruon ni Debata; ala ndang jolma parhata ibana (berat mulut dan berat lidah) laus ni Debata (ay.12) “.....laho ma ho, hudongani pe pamanganmi, hupodahon pe tu ho sidohononmu”
5) Panjuaon na palimahon (4: 13-17), di na humordit ibana naeng manulak parsuruon ni Debata, sai dialusi Debata do angka hasusaanna i. (ay.13-17) “Iale Tuhan, ua suru ma manang ise lomo ni roham” pandohan on patuduhon na so mampu be dirohana laho manuhuk angka tugas dohot tanggungjawabna tu bangso i. Nang pe dibagasan rimas Debata tong do dilehon Debata dalan haruar. Dipatuduhon Debata do hahana si Aron gabe singkat ni si Musa laho pasahathon tona ni Debata tu Raja Firaun. Nang pe dibagasan rimasNa i Debata alai tung umbalga do asi ni rohaNa. Ala ni i ndang holan pamangan ni si Musa di dongani alai tong do dohot pamangan ni si Aron di dongani Debata.
2. Unang ma manjua di panjouon ni Debata
Boasa manjua si Musa di panjouonNai? Siala memang ala nunga pola dilele biar na ibana di na hea ibana mabunuh sahalak Misir. Dibunuh ibana halak Misir i siala laho mangurupi donganna na hona pusaan halak Misir i. Hape di naso pamotoanna nang pe hira so adong di panghilalaanna marnida na masa i, hape tong do tarboto tu donganna sa bangso na masa i. Pola sahat na so dihaposi be ibana laho manogihon angka dongan sabangsona siala tarbortik do na masa i tu nasa bangso, laos dilele Raja Firaun do ibana jala si Musa pe gabe lintun ma.
a) Martorukni roha. Boi do antusanta boasa pola sahat lima hali si Musa manjua. Siala memang ndang apal malo manghatai, jala laos adong dope hahana na ingkon pinarsangapanna. Pinarsangapan na tu mua sada tanda pangalaho sitiruan do on asa hita pe halak Kristen marsipasangapan tarlumobi maradophon na tumua. Apalagi di zaman nuaeng gabe lam moru do sangap ni sundut na tumua di jolo na umposo. Nunga gumodangan sundut na umposo mangasahon hapistaranna marsingkola sian na beretika, ndang tarida be pangalaho na toman, porman jala hormat na marnatuatua. Ingkon boi do angka na porsea martoruk ni roha patuduhon dirina ndang singkop, songon pangalaho dohot sikap nabinuathon si Musa. Ala adong dope na tama manjalo dohot maniop tampuk pimpinan. Unang ma adong sian tongatonga halak Kristen na mamereng hasangapon tu dirina, alai molo lam malo jala pistar lam toruk ma rohana. Tatanda be ma dirinta diadopan ni Debata.
b) Ngolu ni jolma na gabe marhasil didok portibi on i ma jolma na marjabatan na timbo dohot godang artana. Alai Hata ni Debat tangkas do mandok, ia ngolu ni hajolmaon holan satongkin do “Ai aha ma antong gunana di jolma, nang liat portibi on diomo, anggo mago do tondina? Aha ma tarlehon jolma bahen tobus ni tondina ? (Mateus 16:26). Sasintongna ngolu na marhasil i ma ngolu na mangoloi panjouon ni Debata, siala ngolu di portibi on i ma sada dalan haposan na nilehon asa tahaposi jala molo ro tingkina, ingkon boi do tapertanggung-jawabhon di adopanNa. Siala ni i ingkon pasidohot do hita mangula dibagasan panjuonNa i. Dijou marhite parkarejoan,keahlian dohot talenta na adong di hita. Jolma na marhasil i ma na olo niuluhon ni Tondi Porbadia.
c) Mananda Diri. Napinatudu si Musa di panjuaonna ima ala mananda diri na hurang mampu. Boi ma taboto hata mananda Ginosko (mengenal dengan intim), alai ala ditanda Debata do si Musa lumambok sian saluhut jolma (4 Musa 12:3) dijouma ibana. “Jala angka naung tinodona, i do dijou; jala na jinouna, i do dipintori; jala angka naung pinitoranna, i do dipasangap.” (Roma 8:30) Sada silehonlehon do molo adong tingkinta laho manghobasi ulaon parsuuron ni Tuhan dibagasan parngoluanta. Dipatorang di Bibel i taringot tu silehonlehon, na ditontuhon Debata do sian mulana i panjouonNa tu hita laho manopot haluaon, laos dipasahat ma nang tu angka ulaon laho manghobasi Ibana.
Nang pe dibagasan ngolu hajolmaon gok angka hahurangan dohot keterbatasan,alai marhite na so mampu hita gabe dipangke Debata hahuranganta i laho patauhon habalgaonNa dohot hamuliaonNa. Asi ni rohaNa laho mangajari hita asa marunduk dohot marserep ni roha, siala holan marhite serep marroha gabe inganan na denggan laho patubuhon asi ni rohaNa i. Di tingki ro panjouonNa tu hita, taalusi ma dibagasan las ni roha marhite saluhut gulmit ni ngolunta asa sahat ma ngolunta ngolu na tongtong martimburak dibagasan haporseaon na tang. Siala ni i molo adong do kelemahan manang hahurangan na taida dibagasan ngolunta,ndang ingkon siholsohonon i alai ta pangke ma hahurangan ni pamatang i laho paangaphon Debata. Di son ma hita marsiajar mandok mauliate disaluhut na tajalo sian Tuhan i. ( 1 Tess.5:18).
d) Bekerja sama. Molo naeng marhasil hita paiashon pakarangannta, tontu ndang mungkin pangkeon holan marhite sada lidi, alai ingkon marsiajarhita pasadahon pigapiga lidi asa margogo boi paiashon alaman pakaranganta. Laos songon i do di na laho mangulahon marbarita nauli ndang tolap holan sahalak si Musa ingkon do mardongan ibana dohot Debata laos hapataran di ngoluna ingkon tarida ma dohot kerjasama na denggan tu hahana si Aron. Sian pangalaho si Musa ndang ditengahon hasangapon tu dirina sandiri naeng ma nian dohot sangap di Tuhan i taruli di hahana si Aron dibagasan ulaon i. Asa holan mardongan Debata hita barani mangulahon ulaonta dohot nang diulaon siganup ari hitehiteNa ma si Aron mandongani si Musa. Alai ingotonta ma na ingkon si Musa do marsuru si Aron. Nang pe hahana i, alai laos songon Debatana do si Musa diulaon i. Hasangapon ni Debata saor do tu angka na manghaposi ibana.
e) Kecacatan, ketidakmampuan, kekurangan fisik kita bukanlah suatu kecelakaan. Semuanya itu merupakan rancangan Allah. Dia menggunakan setiap ketidak-sempurnaan kita untuk kemuliaan-Nya. Cara Allah mengatasi sesuatu yang kita sebut “keterbatasan” adalah tidak dengan menghilangkannya, namun memberkatinya dengan kekuatan serta menggunakannya untuk kebaikan. Di dalam kitab Perjanjian Baru, Rasul Paulus menyebutkan “duri di dalam daging” yang tak terdefinisikan. Ia telah berulangkali meminta kepada Tuhan untuk mengambilnya (2 Korintus 12:7,8). Akan tetapi Allah justru berkata, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (ayat 9). Rasul Paulus bahkan telah belajar untuk “menikmati” kesulitan-kesulitan yang ia hadapi. “Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku,” demikian katanya (ayat 9). “Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (ayat 10) Kuasa Allah paling jelas terlihat didalam kelemahan kita. Amin


Jamita Minggu Misericordiasdomini – 14 April 2024

Sondang ni Bohi ni Jahowa Manondangi hita      (Cahaya Wajah Tuhan Menyinari Kita) Psalmen 4 : 1 – 9      Hamuna angka nahinaholonga...