Rabu, 04 Mei 2011

Hari Minggu Invocavit, 13 Maret 2011

Akuilah Dosamu Pada Allah
 (Kejadian 3 : 8 – 19)
Allah menciptakan makhluk yang sangat baik, bukan makhluk setengah baik. Itulah gambaran manusia saat pertama kali diciptakan-Nya. Manusia yang sudah jatuh dalam dosa tidak lagi berkualitas baik. Allah berusaha menyelamatkan manusia, agar manusia kembali berkualitas baik menurut Tuhan.
Pada zaman Perjanjian Barulah Allah membuka peluang manusia untuk kembali menjadi manusia pilihan, menjadi makhluk yang dilayakkan sebagai manusia seperti yang dikehendaki Tuhan sejak semula. Paulus menyebutnya manusia Allah (1Tim. 6:11).
Manusia baru dimungkinkan untuk diproses menjadi manusia yang sesuai dengan rancangan Penciptanya. Proses ini baru terjadi pada zaman Perjanjian Baru, sebab sarana penyelamatan baru tersedia pada zaman Perjanjian Baru. Sarana inilah yang disebut anugerah, sebab sesungguhnya ini pemberian yang sangat mahal, tetapi diberi Allah dengan cuma-cuma karena tidak akan ada manusia yang sanggup membayarnya.
Pemberian Allah yang mahal untuk menyelamatkan kita adalah Anak-Nya sendiri yang turun ke dunia dan mengorbankan diri-Nya. Dengan darah-Nya, kita ditebus-Nya dari cara hidup nenek moyang kita yang sia-sia, dan dimungkinkan untuk diubahkan menjadi manusia pilihan. Tuhan Yesus sudah menjadi teladan bagi kita semua, seperti apa manusia pilihan yang diinginkan Bapa. Karena itu kita yang mau menjadi manusia pilihan harus menerima Injil.
Marilah kita meresponi anugerah keselamatan Tuhan dengan menerima penggarapan-Nya. Anugerah itu menjadi berharga ketika cara kita menerima anugerah harus melalui suatu perjuangan nyata untuk perubahannya. Maka orang yang benar-benar merupakan umat pilihan akan semakin bertumbuh menjadi seperti Tuhan Yesus. Manusia pilihan adalah manusia yang memiliki keberadaan luar biasa yang berbeda dengan manusia yang tidak terpilih. Kalau seseorang mengaku sebagai umat pilihan tetapi tidak memiliki keberadaan yang luar biasa, ia menipu dirinya sendiri.
Seperti saat Adam dan Hawa harus memilih antara taat kepada Tuhan atau memberontak kepada Tuhan, pada zaman Perjanjian Baru ini kita harus memilih, mau menjadi manusia pilihan atau manusia terbuang; di pihak Tuhan atau di pihak setan. Kita tidak bisa tidak memilih. Tidak memilih berarti memilih untuk menjadi manusia terbuang.
Orang yang benar-benar merupakan umat pilihan akan semakin bertumbuh menjadi seperti Tuhan Yesus.
Mazmur 32:5 "Dosaku kuberitahukan kepadaMu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku, dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku."
Mengaku dosa ada dua aspek: 1. Mengaku dosa kepada Allah; 2. Mengaku dosa kepada manusia. Dosa yang kita perbuat, tak peduli yang kita anggap berdosa kepada Allah atau kepada manusia, semuanya berdosa kepada Allah. Daud membunuh Uria dan merampas istrinya, dalam pandangan kita, Daud hanya berdosa kepada manusia, bersalah kepada manusia, tetapi Daud berkata, bahwa ia telah berdosa kepada Allah (lihat Mazmur 51:1-17). Sebab itu ia mengaku dosanya itu kepada Allah. Banyak orang meskipun sudah bertobat dan beroleh selamat, tetapi belum mengaku dosadengan tuntas di hadapan Allah, sebab itu, setelah beroleh selamat, tidak memiliki sukacita keselamatan, juga tidak memilikibanyak kedambaan, penuntutan, dan pertumbuhan rohani. Kalau mereka ingin dengan limpah menikmati sukacita keselamatan, harus datang ke hadapan Allah mengaku dengan tuntas segala dosa dan pelanggarannya. Kalau mereka ingin dirinya memiliki kedambaan, penuntutan, dan pertumbuhan rohani, perlu mengaku kesalahan mereka kepada Allah satu per satu. Pengakuan dosa ini tidak boleh secara global, atau secara prinsip saja mengaku dirinya orang dosa, memiliki dosa yang sangat besar; harus dengan teliti, secara cermat mengakuinya satu per satu. Tidak boleh seperti membawa satu bungkusan yang besar, lalu melemparkannya kepada Allah; harus membuka bungkusan itu di hadapan Allah, lalu mengakui satu per satu dosa dengan tuntas. 
Dengan berbuat demikian, Anda bisa mengakui dosa Anda dengan tuntas kepada Allah. Ini tidak berkaitan dengan keselamatan,tetapi berkaitan dengan penghidupan setelah beroleh selamat; ini bukan syarat untuk beroleh selamat, ini adalah syarat untuk pertumbuhan rohani. Kita bukan bersandarkan pengakuan dosa yang demikian mendapatkan keselamatan Tuhan, tetapi kita yang mendapatkan karunia keselamatan Tuhan, seharusnya mengaku dosa dengan cara yang demikian."Jika Kita Mengaku Dosa Kita, Maka Allah . . . Akan Mengampuni Segala Dosa Kita, dan Menyucikan Kita . . ." (I Yoh. 1:9)
Pengakuan yang dikatakan di sini adalah mengaku dosa kepada Allah. Ini adalah pengakuan yang seharusnya kita lakukan. Setelah kita beroleh selamat, jika berbuat dosa, kita harus mengaku dosa kepada Allah, agar kita mendapatkan pengampunan Allah dan pembasuhan Allah. Kita tidak seharusnya setelah berbuat dosa, berbuat salah, tetapi tidak mau mengakui kepada Allah, sehingga banyak dosa bertumpuk di atas diri kita, dan roh hati kita tidak bisa terbebaskan, tidak bisa peka. Kita harus setiap saat mengaku dosa kepada Allah, setiap saat bisa membereskan dengan jelas dosa kita kepada Allah, agar kita tidak kehilangan persekutuan dengan Allah, dan kita bisa hidup di bawah terang wajah Allah. Kita harus melalui mengaku dosa menyingkirkan sekatan antara kita dengan Allah, memulihkan dan mempertahankan persekutuan antara kita dengan Allah.
"Siapa Menyembunyikan Pelanggarannya Tidak Akan Beruntung, Tetapi Siapa Mengakuinya dan Meninggalkannya akan Disayangi" (Ams. 28:13)
Berdasarkan prinsip hukum Allah, jika kita menyembunyikan atau menutup-nutupi dosa kita sendiri, kita tidak akan beruntung; sebaliknya jika kita mengakui dan meninggalkan dosa, pasti akan mendapat belaskasihan Allah. Karena itu, jika kita ingin mendapatkan belaskasihan Allah, kita harus mengakui segala dosa kita kepada Allah. Mengaku dosa kepada Allah adalah syarat untuk mendapatkan belaskasihan Allah. Jika di hadapan Allah kita tidak mengakui dosa-dosa kita dengan jelas, kita akan kehilangan belaskasihan Allah, kita tidak akan beruntung.
Jadi, baik kita ingin mendapatkan sukacita keselamatan, ingin menyingkirkan sekatan antara kita dengan Allah, atau ingin memulihkan serta mempertahankan persekutuan antara kita dengan Allah, atau kita ingin mendapatkan belaskasihan Allah, mendapatkan berkat Allah, kita harus mengaku dosa kepada Allah. Dosa adalah perkara yang dibenci Allah, ia merupakan penghalang kita mendapatkan berkat Allah di hadapan Allah, adalah yang membunuh kerohanian kita. Karena itu kita harus di hadapan Allah menanggulangi dengan jelas dosa-dosa atas diri kita. Perkara ini harus dilakukan dengan serius, semakin tuntas semakin baik.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...