Takut Akan Tuhan
Yesaya 59 : 19
Maka orang akan takut kepada nama TUHAN di tempat matahari terbenam dan kepada kemuliaan-Nya di tempat matahari terbit, sebab Ia akan datang seperti arus dari tempat yang sempit, yang didorong oleh nafas TUHAN
Saudara-saudari yang dikasihi Yesus Kristus, kita dapat belajar mengenal cara Allah berhadapan dengan umat Israel yang telah dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri dari antara segala bangsa. Pelajaran itu adalah satu pelajaran berharga bagi kita. Jika kita benar-benar belajar dari pengalaman mereka, maka tentulah kita tidak akan meniru perilaku mereka yang membuat Allah berduka dan membiarkan mereka tanpa juruselamat. Bangsa Israel berhadapan dengan murka Allah atas keberdosaan mereka. Karena mengalami tekanan yang berat, mereka bertobat, lalu Allah mengampuni mereka dari keberdosaannya. Tetapi setelah murka Allah surut, Israel kembali berbuat kesalahan yang sama. Itulah keberadaan manusia yang berdosa. Ia tidak boleh tidak akan kembali kepada keberdosaannya.
Di saat kita takut akan Tuhan, berserah dan memuliakanNya, sebenarnya saat itulah kita menunjukkan bahwa kita tahu siapa Dia sebenarnya. Kita tahu dimana posisi kita, bagaimana hubungan kita, yang diciptakan dengan Sang Pencipta. Takut akan Tuhan menunjukkan bahwa kita menanggapi perintahNya dengan sungguh-sungguh, dan kita memiliki kerinduan penuh untuk menyenangkan Tuhan dengan segala yang kita lakukan atau katakan, bahwa kita mendasarkan semuanya kepada Tuhan, kapanpun, dimanapun, setiap saat, setiap waktu.
Orang yang takut akan Tuhan akan bebas dari ketakutan karena padanya tidak ada dosa yang disembunyikan. Selalu ada penlindungan bagi keturunannya! Sekali pun mata manusia tak melihat, ia tetap memilih untuk hidup taat dan tidak melakukan kejahatan karena telah mengerti bahwa “. . . tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapanNya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepadaNya kita harus memberikan pertanggungan jawab.” (Ibrani 4:13).