Kepedulian
Roma 12 : 15
Roma 12 : 15
Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis
Menghargai keunikan setiap kita akan memampukan kita untuk menerima diri kita sendiri dan orang lain apa adanya. Mau berbagi dan merayakan kehidupan bersama dengan orang lain. Berbahagia dalam kebahagiaan orang lain, bersedih dalam kesedihan orang lain. inilah yang disebut empati, yaitu mampu memposisikan diri dalam keberadaan orang lain (dalam kesedihan dan pergumulan). banyak orang suka membandingkan apa yang mereka punya dengan apa yang mereka tidak punya. Boro-boro bersukacita, tetapi kita sering bersungut-sungut di tengah kesukaan orang lain. Jika temen kita naik pangkat, kita bingung mencari tahu mengapa kita tidak. Bila orang lain bisa bekerja mapan, kita sering bertanya-tanya mengapa itu tidak terjadi padaku saja. Bila sedang sakit, kita sering bertanya kenapa kog kita yang sakit.
Ketika ada orang yang mengalami masalah, tertimpa musibah atau kejadian buruk, seharusnya kita memberikan simpati, berempati menolong mereka semampu kita, meringankan beban mereka dan jangan malah berpusat pada keuntungan diri sendiri dan bersyukur di atas penderitaan mereka. Turut sepenanggungan, menangis dengan orang yang menangis, dan mengulurkan tangan. Ini termasuk ketika orang-orang yang jahat kepada kita ditimpa kejadian buruk. Kristus mengajarkan kita untuk tidak membenci musuh, apalagi mendendam, tapi sebaliknya kita harus mengasihi dan berdoa bagi mereka. "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Matius 5:44). Bukannya merasa senang dan bersyukur atas kemalangan seteru kita, tapi justru kita diperintahkan untuk menolong ketika mereka tertimpa masalah. "Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya." (Roma 12:20).
Kita memang patut bersyukur atas penyertaan Tuhan atas diri kita, yang menghindarkan kita dari kejadian-kejadian buruk, namun kita harus menjaga agar jangan sampai kita mengabaikan orang lain yang tertimpa masalah. Jangan sampai mensyukuri keuntungan kita di atas kesusahan atau musibah yang menimpa orang lain. Bentuk kasih yang dianugerahkan Tuhan kepada kita bukanlah bentuk kasih yang hanya terfokus kepada diri sendiri saja, namun juga tertuju kepada sesama kita, lewat berbagai bentuk seperti simpati, empati, rasa sepenanggungan, kepedulian dan sebagainya. Alangkah keterlaluannya jika kita mengaku sebagai anak-anak Allah namun kita mengabaikan orang-orang lain yang tengah tertimpa musibah karena kita terlalu sibuk mensyukuri diri sendiri. Apa yang diajarkan firman Tuhan adalah begini: "Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!" (Roma 12:15).
Menghargai keunikan setiap kita akan memampukan kita untuk menerima diri kita sendiri dan orang lain apa adanya. Mau berbagi dan merayakan kehidupan bersama dengan orang lain. Berbahagia dalam kebahagiaan orang lain, bersedih dalam kesedihan orang lain. inilah yang disebut empati, yaitu mampu memposisikan diri dalam keberadaan orang lain (dalam kesedihan dan pergumulan). banyak orang suka membandingkan apa yang mereka punya dengan apa yang mereka tidak punya. Boro-boro bersukacita, tetapi kita sering bersungut-sungut di tengah kesukaan orang lain. Jika temen kita naik pangkat, kita bingung mencari tahu mengapa kita tidak. Bila orang lain bisa bekerja mapan, kita sering bertanya-tanya mengapa itu tidak terjadi padaku saja. Bila sedang sakit, kita sering bertanya kenapa kog kita yang sakit.
Ketika ada orang yang mengalami masalah, tertimpa musibah atau kejadian buruk, seharusnya kita memberikan simpati, berempati menolong mereka semampu kita, meringankan beban mereka dan jangan malah berpusat pada keuntungan diri sendiri dan bersyukur di atas penderitaan mereka. Turut sepenanggungan, menangis dengan orang yang menangis, dan mengulurkan tangan. Ini termasuk ketika orang-orang yang jahat kepada kita ditimpa kejadian buruk. Kristus mengajarkan kita untuk tidak membenci musuh, apalagi mendendam, tapi sebaliknya kita harus mengasihi dan berdoa bagi mereka. "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Matius 5:44). Bukannya merasa senang dan bersyukur atas kemalangan seteru kita, tapi justru kita diperintahkan untuk menolong ketika mereka tertimpa masalah. "Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya." (Roma 12:20).
Kita memang patut bersyukur atas penyertaan Tuhan atas diri kita, yang menghindarkan kita dari kejadian-kejadian buruk, namun kita harus menjaga agar jangan sampai kita mengabaikan orang lain yang tertimpa masalah. Jangan sampai mensyukuri keuntungan kita di atas kesusahan atau musibah yang menimpa orang lain. Bentuk kasih yang dianugerahkan Tuhan kepada kita bukanlah bentuk kasih yang hanya terfokus kepada diri sendiri saja, namun juga tertuju kepada sesama kita, lewat berbagai bentuk seperti simpati, empati, rasa sepenanggungan, kepedulian dan sebagainya. Alangkah keterlaluannya jika kita mengaku sebagai anak-anak Allah namun kita mengabaikan orang-orang lain yang tengah tertimpa musibah karena kita terlalu sibuk mensyukuri diri sendiri. Apa yang diajarkan firman Tuhan adalah begini: "Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!" (Roma 12:15).