Senin, 16 Agustus 2010

Renungan Hari Selasa, 17 Agustus 2010

Menghentikan Peperangan
Mazmur 46 : 9 – 10
Pergilah, pandanglah pekerjaan TUHAN, yang mengadakan pemusnahan di bumi, yang menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi, yang mematahkan busur panah, menumpulkan tombak, membakar kereta-kereta perang dengan api.
Banyak orang salah mengerti, mengira dengan peperangan akan menghentikan peperangan. Sejarah telah membuktikan, masa berperang hanya sepanjang kesedihan anda untuk berperang. Telah terbukti, perang Vietnam itu berhenti, karena salah satu pihak memutuskan untuk tidak berperang lagi. Satu saja dari kedua belah pihak memutuskan untuk berperang, yang satu harus membela diri. Orang yang mengalahkan musuhnya dengan kekerasan, yang melukai anak dan wanita, akan menumbuhkan musuh yang memeranginya dengan serius dimasa depan. Maka cara terbaik untuk menghentikan berperang adalah berhenti berperang, lalu menemukan cara-cara yang lebih beriman dalam menyelesaikan konflik. Memang bagi kita berhak membalas, tetapi akan lebih bijak lagi bagi kita, kalau memafkan. Anda tidak akan bisa hidup damai dengan mengalahkan orang, yang dengan kesungguhannya ingin membalas atas kematian bayinya, ibunya atau anak-anak yang dikasihinya.
Perang itu keliahatannya akan menyelesaikan perang, tetapi sebenarnya hanya akan melahirkan laskar-laskar baru yang lebih dendam. Damai, hanya bisa dicapai melalui perdamaian.
Telah terbukti, negara2 besar hanya bisa menghentikan peperangan kalau dia pergi. Apapun yang dikatakan oleh orang-orang besar yang mencegah terhentinya perang telah ikut berperang. Sehingga kalau ada bayi yang terbunuh, karena lambatnya perdamaian, maka yang melambatkan perdamaian ,telah ikut membunuh bayi itu. Jadi kalau begitu, yakinlah pada kebaikan, berpihaklah pada kebaikan, jangan ragukan kebaikan, sebab itu adalah jalan yang menyebabkan kita mudah untuk mencapai kebaikan.

Hari ini tanggal 17 Agustus 2010 tepat pada Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Selama 65 tahun Bangsa Indonesia telah terbebas dari penjajahan Bangsa Belanda dan Jepang. Namun sangat disayangkan realitasnya belum mencapai kebaikan yang dicita-citakan sebuah negara yang telah merdeka. Kemerdekaan bangsa kita disusupi dengan kekerasan, penjajahan bentukan baru dan ketidak-adilan.Bangsa kita telah keluar dari zona peperangan dengan bangsa lain, namun peperanga itu masih berlangsung; baik memerangi kebodohan dan memerangi kemiskinan sert a memerangi koruptor, serta memerangi narkoba yang mengerayangi generasi muda Indonesia.
Kemerdekaan telah diberikan Kristus bagi kita dari penjajahan si Iblis dan dosa, tentunya kita selayaknya memakai dan mempergunakan kemerdekaan itu untuk memperjuangkkanya bagi orang-orang yang masih dijajah kebodohan dan keberdosaannya. Biarlah Tuhan yang kita andalkan untuk berperang menghadapi musuh-musuh kita dalam menghentikan peperangan kita (Kel. 14:14 TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.) Merdeka !!!!

Jamita Epistel Minggu KANTATE – 28 April 2024

Ingkon Mamujimuji Jahowa Do Angka Na Usouso di Ibana      (Orang Yang Mencari Tuhan Akan Memuj NamaNya) Mateus 15: 8 – 20   a)    ...