Rabu, 11 Agustus 2010

Renungan Hari Sabtu, 24 Juli 2010

Tuhan Memuaskan Kita
Yesaya 58 : 11
TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan
Anda semua pasti mengenal Elvis Presley, sang legenda musik Rock n Roll. Elvis datang dari latar belakang kehidupan yang sederhana, lalu tiba-tiba menjadi terkenal dan kaya raya sampai mobilnya dilapisi oleh emas. Namun popularitas dan kekayaan itu justru menghancurkan hidupnya sehingga dia ditemukan meninggal akibat over dosis. Hal ini membuktikan bahwa harta dan popularitas tidaklah dapat memberikan kepuasan kepada manusia. Tidak ada orang kaya yang puas dengan kekayaannya, tidak ada orang terkenal yang puas dengan popularitas, tidak ada pejabat yang puas dengan jabatannya. Inilah yang dimaksud oleh pengkotbah dengan penderitaan yang paling pahit yaitu orang yang diberi kuasa untuk memiliki harta namun tidak diberi kuasa untuk menikmatinya. Hanya Tuhanlah yang dapat memberikan kepuasan dan rasa bermakna yang sejati kepada manusia. Orang yang hidup dalam segala kelimpahan menemukan kepuasan yang tertinggi lewat hubungan dengan intim dengan Tuhan sehingga kesukaan mereka yang utama adalah bersekutu dengan Allah.

Hidup dalam Allah berarti pergi ke suatu tempat menurut rancanganNya yang lebih besar daripada rancangan yang dapat kita minta, pikirkan atau bayangkan. Orang yang hidup dalam segala kelimpahan tidak lagi mengusahakan sesuatu dengan kekuatanNya sendiri melainkan ia akan sepenuhNya bergantung kepada Roh Kudus. Dalam ketergantungannya kepadaNya, ia telah mematikan pekerjaan-pekerjaannya sendiri; semua agenda, ambisi, kebutuhan dan keakuannya telah mati. Ia benar-benar dipimpin oleh Roh sehingga memikili kepekaaan dan kesabaran untuk
melangkah bersama Tuhan. Ia mengetahui sebelum tiba di satu tempat maka Roh Kudus telah tiba di sana terlebih dahulu. Ia menjadi orang yang sukses di mata Tuhan karena ia menjadi orang yang tepat, pada waktu yang tepat, di tempat yang tepat dan bersama orang yang tepat.
Hikmat ilahi merupakan salah satu ciri dari orang yang hidup berkelimpahan sehingga dia dapat menjadi berkat kemanapun ia pergi. Ia memiliki hikmat dan pengertian sehingga dapat memahami jalan-jalan Tuhan. Ia menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya, siapa yang berpegang padanya akan disebut berbahagia ( Ams 3:18). Orang ini membawa pengaruh yang positif terhadap lingkungannya sehingga orang di sekelilingnya bisa mengetahui bahwa Roh Allah
memenuhi dia seperti apa yang dilihat raja Firaun pada diri Yusuf. Yusuf merupakan salah satu orang yang mengalami hidup dalam segala kelimpahan sehingga ia bisa menjadi berkat, bahkan nasib dua bangsa besar bisa diselamatkan. Kita semua pasti akan menjadi berkat bagi bangsa ini bila memang benar-benar hidup dalam segala kelimpahan.
Bagi kita semua marilah kita perhatikan mereka yang miskin dan berkurangan dalam bentuk apapun. Mungkin banyak orang mengalami kemiskinan atau kekurangan akan kasih dari sesama atau orangtuanya, mengingat dan memperhatikan banyak orang masa kini cenderung sibuk sendiri-sendiri.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...