Minggu, 15 Agustus 2010

Renungan Hari Senin, 16 Agustus 2010

Hidup Damai
1 Tessalonika 5 : 13b
Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain.
Untuk mencari damai itu sangat mahal harganya, diperhadapkan situasi manusia saat ini yang sering karena perbedaan, kesalah-pahaman mengalami pergolakan, dan perpecahan. Hukum Taurat sudah baik, namun masih harus digenapi oleh Yesus yakni kasih. Kalau semua aturan dijalankan dengan hukum kasih, maka yang ada keadilan dan kedamaian. Jadi, tidaklah salah kalau dikatakan perdamaian adalah salah satu syarat mencintai Tuhan. Berdamailah dengan lawan-lawanmu sebelum kamu diserahkan kepada hakim atau berdamailah dengan mereka sebelum kamu membawa persembahan untuk Allah.
Perdamaian adalah sumber ketenteraman, kedamaian menjauhi kita dari konflik, kedamaian membawa ketenangan hidup. Kedamaian tak muncul begitu saja, namun karya aktif manusia. Tak juga instan. Butuh kerja keras. Suasana damai merupakan proses yang perlu dihadirkan secara serius dan fokus. Damai yang dimaksud tentu bukan sekadar tiada perang. Lebih hakiki, apakah perilaku kita membuat damai orang lain? Atau, malah membuat resah! Paulus juga menasihati umat agar tidak pilih-pilih tebu. Damai yang ditawarkan hendaklah bisa dinikmati semua orang. Jadi, bukan untuk kalangan sendiri.
Kita semua, para pengikut Yesus mempunyai tugas untuk menjadi pembawa damai. Dasar dari tugas ini ialah hidup Yesus sendiri. Yesus datang ke dunia untuk membawa damai. Kedatangan yesus ke dunia ini untuk membawa damai. Kedatangan Yesus ke dunia ini mendamaikan manusia dengan sesamanya dan mendamaikan manusia dengan Allah sendiri.
Perdamaian itu harus diusahakan, diperjuangkan, dihadirkan, bahkan kalau perlu butuh pengorbanan. Perdamaian bagaimana pun terkait erat dengan prinsip cinta kasih. Prinsip cinta kasih mengatakan bahwa pengampunan lebih kuat daripada kebencian serta balas dendam. Mengorbankan diri lebih berharga daripada mengorbankan orang lain.
Perdamaian dalam arti tertentu merupakan sesuatu yang sangat mahal. Itulah sebabnya mengapa hidup yang diwarnai oleh kedamaian terus menerus diusahakan sebab manusia mempunyai tabiat dasar untuk membalas kejahatan dengan kejahatan. Perdamaian tercapai jika orang dengan rela hati mau mengampuni.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...