Jumat, 13 Agustus 2010

Renungan Hari Senin, 2 Agustus 2010

Menghargai Milik Orang Lain
Ulangan 19 : 14
"Janganlah menggeser batas tanah sesamamu yang telah ditetapkan oleh orang-orang dahulu di dalam milik pusaka yang akan kaumiliki di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk menjadi milikmu.
Menurut teori, orang Israel sudah melangkah di jalan yang benar. Mereka sudah masuk Kanaan dan sudah mendirikan Kemah Pertemuan di Silo. Faktanya, dari dua belas suku Israel, masih ada tujuh suku yang belum mendapat tanah pusaka. Berarti mayoritas belum benar-benar menikmati kelimpahan berkat di tanah Kanaan yang seharusnya menjadi hak mereka. Padahal untuk mencapai Kanaan, mereka sudah menyeberangi sungai Yordan, artinya dibaptis ROH KUDUS. Memiliki tanah pusaka di Kanaan merupakan janji TUHAN bagi semua orang Israel, bukan hanya bagi segelintir orang saja. Suku-suku Israel yang belum memiliki tanah pusaka di Kanaan ini adalah wakil orang Kristen yang baru mendengar kesaksian orang lain menerima berkat TUHAN, tapi belum mengalaminya secara pribadi. Suku Dan (salah satu suku Israel) masih mencari milik pusaka, ini gambaran orang Kristen yang baru mendengar orang lain menerima berkat, tetapi dirinya sendiri belum menerima berkat TUHAN. Apa yang harus dilakukan suku Dan? Bersiaplah. Itulah yang harus dilakukan orang Kristen dalam beribadah.

ALLAH sudah menyerahkan tanah Kanaan bagi orang Israel. Bodoh bila mereka -juga kita- tidak segera mendudukinya. Tanah Kanaan adalah tempat di mana tidak ada kekurangan apapun. Berarti kekurangan yang kita alami akan dicukupi oleh TUHAN kalau kita telah menduduki tanah Kanaan.
Marilah kita tugaskan iman, pengharapan dan kasih yang ada di dalam hati kita “menjelajahi negeri Kanaan” untuk menentukan daerah mana yang kita pilih menjadi milik pusaka. Iman, pengharapan dan kasih tidak timbul begitu saja. Ketiga unsur penting itu timbul dan bertumbuh kalau kita mendengar Firman TUHAN yang bersumber dari hamba TUHAN yang diurapi.
“Sekadar milik pusaka masing-masing” lebih tepat jika dilihat dari terjemahan NIV “according to the inheritance of each” atau sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Kebutuhan dan selera tiap anak TUHAN berbeda. Karena itu TUHAN memberi hak penuh bagi anak-anak-NYA untuk memilih, “mencatat” dan mengajukannya kepada TUHAN. Itu berarti setelah kita memutuskan memilih yang ini atau yang itu, barulah kita mendoakan pilihan itu agar dikabulkan oleh TUHAN.
Yosua kemudian membuang undi untuk menentukan bagian masing-masing suku. Padahal, mereka sebelumnya diminta mencatat tanah mana yang mereka pilih. Sepertinya pekerjaan mereka mencatat dan mengitari seluruh wilayah Kanaan hanya membuang energi saja, karena toh akan ditentukan melalui undian. Jangan terburu-buru mengambil kesimpulan seperti itu.
Orang Kristen diberi kebebasan TUHAN untuk memilih. Dan kita jangan takut memilih. Sebab seandainya saja pilihan kita salah, keputusan terakhir tetap berada di tangan TUHAN, dan DIA pasti akan memberikan keputusan yang terbaik bagi kita.
Hasilnya, setelah diundi, Yosua membagi-bagikan wilayah Kanaan sebagai milik pusaka sesuai dengan pembagian mereka. Artinya wilayah yang tadinya mereka diajukan sebagai milik pusaka mereka dikabulkan. Namun jika di antara ketujuh suku Israel yang belum mendapat bagian tanah Kanaan tidak mau berkeliling dan tidak mau mencatat, tentu mereka tidak akan mendapat bagian. Tugas kita adalah “mencatat” dengan detail dan mengajukannya kepada TUHAN.
Allah tidak menghendaki ketidakadilan, termasuk dalam kepemilikan tanah. Allah menghendaki agar umat-Nya menghargai hak milik orang lain tanpa memandang bulu. Sebagai umat Allah, kita perlu belajar menghargai hak milik orang lain. Perintah Allah sangat jelas, yaitu agar kita tidak berambisi untuk memiliki hak milik orang lain. Perlu dipahami bahwa uraian ini tidak berkaitan dengan masalah jual beli, tetapi berkaitan dengan masalah pelanggaran hak milik. Kita tidak boleh dengan sengaja memperdaya orang yang lemah agar hak miliknya dapat kita kuasai. Kita harus ingat bahwa Allah selalu menuntut keadilan.


Jamita Minggu Misericordiasdomini – 14 April 2024

Sondang ni Bohi ni Jahowa Manondangi hita      (Cahaya Wajah Tuhan Menyinari Kita) Psalmen 4 : 1 – 9      Hamuna angka nahinaholonga...