Selasa, 03 Agustus 2010

Renungan Hari Rabu, 7 Juli 2010

Menanam Pepohonan
Ulangan 20 : 19a
Apabila dalam memerangi suatu kota, engkau lama mengepungnya untuk direbut, maka tidak boleh engkau merusakkan pohon-pohon sekelilingnya dengan mengayunkan kapak kepadanya
Apakah musuh utama pohon? etika manusia mulai pandai melebur biji besi menjadi batang besi, lalu menempa dan membentuk lempengan, kemudian mengasahnya menjadi sebilah mata kapak yang tajam; ketika itulah pohon-pohon di dunia mulai khawatir akan nasib mereka. Pohon-pohon melihat semakin hari semakin banyak kerusakan yang diperbuat oleh manusia dengan kapak-kapaknya. Berbondong-bondong manusia memanggul kapak memasuki hutan dan menebangi pohon-pohon.

Apa jadinya bila dunia tanpa hutan yang lebat? Apa jadinya bila dunia tanpa pohon. Namun pohon tak bisa berbuat banyak. Pohon hanya bisa menitikkan air mata dan geram saat memandang satu-per-satu pohon lain bertumbangan akibat dikapaki oleh manusia-manusia. Kerusakan pohon sudah sedemikian dashyatnya. Kini hanya tertinggal sebatang pohon di hutan itu yang merintih, “Oh, mengapa manusia menciptakan kapak yang digunakan untuk menebangi pohon-pohon? Sungguh kejam kapak itu.” Rintihan itu terdengar oleh seorang penebang yang menjawabnya sambil tertawa-tawa, “Ha..ha..ha.. wahai pohon lihatlah, sebilah mata kapak ini takkan bisa melukaimu begitu parah bila tak dilengkapi dengan pegangan yang terbuat dari kayu yang kuat. Sadarkah kau bahwa kayu itu berasal dari pohon - yaitu dirimu sendiri!” Pohon, “Haaah..???”
Padahal sudah sangat jelas bahwa kejahatan lingkungan adalah kejahatan luar biasa. Korbannya bukan hanya mereka yang tak bersalah dalam generasi yang sama, tapi juga mereka yang belum terlahir. Bagaimana mungkin kejahatan atas banyak generasi tak juga dihukum berat? Maka, demi keadilan intra dan inter-generasi, sudah seharusnya mereka yang menikmati keuntungan dari kejahatan lingkungan dihukum seberat-beratnya. Kecenderungan permasalahan lingkungan memang memburuk. Karena itu, tak ada alasan apa pun yang membenarkan kita untuk berpangku tangan. Kalau kita mau menggunakan semua sumber daya untuk membalikkan kecenderungan kondisi lingkungan yang memburuk ini, kita pasti bisa melakukannya. Banyak contoh keberhasilan dalam skala kecil telah membuktikan itu.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...