Mendengarkan Tuhan
Yesaya 55 : 2
Yesaya 55 : 2
Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat
Semua orang butuh makanan agar dapat meneruskan hidupnya, baik yang kecil, atau dewasa, baik kaya ataupun miskin, makanan biasa atau makanan mahal, semuanya butuh makanan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dan dengan makan, orang mendapatkan kepuasan, bukan? Jika tidak, maka tidak akan ada restoran mewah dengan taman terbuka, minum kopi di mall walaupun sangat mahal, semuanya menawarkan kepuasan yang mengiringi makanan yang dijual.
Ketika Allah bertanya kepada umat-Nya melalui Nabi Yesaya, Dia menanyakan mengapa mereka membelanjakan uang untuk sesuatu yang tidak bermanfaat atau memuaskan mereka. Tuhan mengundang mereka yang tidak mempunyai penghasilan untuk menerima "anggur dan susu tanpa
bayaran … dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu, dan datanglah kepada-Ku" (Yesaya 55:1-3). Allah menawarkan diri untuk memberi sesuatu yang tidak bisa kita beli—belas kasihan, pengampunan, dan perubahan hidup yang terjadi saat Dia hadir. Dia mengundang kita: "Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui" (ayat 6). Berkat anugerah Allah, kita dapat dengan bebas memperoleh sesuatu dari-Nya, tanpa pembayaran apa pun.
Kita perhatikan bahwa kebutuhan hidup manusia dewasa ini begitu tinggi. Dahulu yang menjadi kebutuhan primer adalah sembako namun sekarang banyak yang dahulu di kategorikan kebutuhan sekunder sekarang menjadi kebutuhan primer. Arus perubahan model begitu cepat mengakibatkan mereka yang terjebak didalamnya memiliki pengeluaran yang begitu tinggi. Oleh sebab itu berhati-hatilah jangan sampai masuk dan terjebak dalam arus itu, sebab itu bisa berbahaya bagi iman kita.
Firman Tuhan pada Yesaya 55:2a diatas dapat menjadi acuan bagi kita untuk dapat mengelola keuangan dengan benar. Kalau kita perhatikan, pengeluaran yang terbesar saat ini bukan lagi untuk membeli makanan tetapi untuk kebutuhan “lifestyle” misalnya pakaian yang senantiasa ikut model terbaru dan lain sebagainya. Saudaraku, untuk menghindari hal itu agar tidak terjadi maka di butuhkan penguasaan diri. Pergunakanlah uang sebagaimana mestinya. Jangan membeli sesuatu yang sebenarnya tidak kita dibutuhkan. Pergunakanlah uang untuk sesuatu yang benar-benar dibutuhkan. Sehingga kita tidak terjebak dalam arus kehidupan dunia yang begitu menghanyutkan.
Yesuslah roti hidup itu, yang akan memuaskan dan memberikan kenikmatan sejati dalam hidup kita, kita akan menerima hidup kekal dan tidak akan lapar haus lagi. Yesus menghendaki kita “menghabiskan” hidup kita untuk hal-hal yang kekal, bekerja untuk upah yang kekal, menikmati kepuasan kekal, bukan kepuasan yang sesaat, walaupun itupun pemberian dari Tuhan untuk manusia yang fana. Ya, Dia memberikan kita kepuasan, akan makanan yang kita makan tiap hari, akan sahabat, kekasih, keluarga, cinta, perhatian, Dia sanggup memberikan semuanya, tetapi Dia mau ingatkan kita lewat Firman ini, mari kejar kepuasan Rohani.
Semua orang butuh makanan agar dapat meneruskan hidupnya, baik yang kecil, atau dewasa, baik kaya ataupun miskin, makanan biasa atau makanan mahal, semuanya butuh makanan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dan dengan makan, orang mendapatkan kepuasan, bukan? Jika tidak, maka tidak akan ada restoran mewah dengan taman terbuka, minum kopi di mall walaupun sangat mahal, semuanya menawarkan kepuasan yang mengiringi makanan yang dijual.
Ketika Allah bertanya kepada umat-Nya melalui Nabi Yesaya, Dia menanyakan mengapa mereka membelanjakan uang untuk sesuatu yang tidak bermanfaat atau memuaskan mereka. Tuhan mengundang mereka yang tidak mempunyai penghasilan untuk menerima "anggur dan susu tanpa
bayaran … dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu, dan datanglah kepada-Ku" (Yesaya 55:1-3). Allah menawarkan diri untuk memberi sesuatu yang tidak bisa kita beli—belas kasihan, pengampunan, dan perubahan hidup yang terjadi saat Dia hadir. Dia mengundang kita: "Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui" (ayat 6). Berkat anugerah Allah, kita dapat dengan bebas memperoleh sesuatu dari-Nya, tanpa pembayaran apa pun.
Kita perhatikan bahwa kebutuhan hidup manusia dewasa ini begitu tinggi. Dahulu yang menjadi kebutuhan primer adalah sembako namun sekarang banyak yang dahulu di kategorikan kebutuhan sekunder sekarang menjadi kebutuhan primer. Arus perubahan model begitu cepat mengakibatkan mereka yang terjebak didalamnya memiliki pengeluaran yang begitu tinggi. Oleh sebab itu berhati-hatilah jangan sampai masuk dan terjebak dalam arus itu, sebab itu bisa berbahaya bagi iman kita.
Firman Tuhan pada Yesaya 55:2a diatas dapat menjadi acuan bagi kita untuk dapat mengelola keuangan dengan benar. Kalau kita perhatikan, pengeluaran yang terbesar saat ini bukan lagi untuk membeli makanan tetapi untuk kebutuhan “lifestyle” misalnya pakaian yang senantiasa ikut model terbaru dan lain sebagainya. Saudaraku, untuk menghindari hal itu agar tidak terjadi maka di butuhkan penguasaan diri. Pergunakanlah uang sebagaimana mestinya. Jangan membeli sesuatu yang sebenarnya tidak kita dibutuhkan. Pergunakanlah uang untuk sesuatu yang benar-benar dibutuhkan. Sehingga kita tidak terjebak dalam arus kehidupan dunia yang begitu menghanyutkan.
Yesuslah roti hidup itu, yang akan memuaskan dan memberikan kenikmatan sejati dalam hidup kita, kita akan menerima hidup kekal dan tidak akan lapar haus lagi. Yesus menghendaki kita “menghabiskan” hidup kita untuk hal-hal yang kekal, bekerja untuk upah yang kekal, menikmati kepuasan kekal, bukan kepuasan yang sesaat, walaupun itupun pemberian dari Tuhan untuk manusia yang fana. Ya, Dia memberikan kita kepuasan, akan makanan yang kita makan tiap hari, akan sahabat, kekasih, keluarga, cinta, perhatian, Dia sanggup memberikan semuanya, tetapi Dia mau ingatkan kita lewat Firman ini, mari kejar kepuasan Rohani.