Rabu, 11 Agustus 2010

Renungan Hari Sabtu, 17 Juli 2010

Menjauhi Murka Allah
Kolose 3 : 5 – 6
Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka]
Kita yang tadinya berlumur lumpur dosa kini diberikan sebuah kondisi baru yang bersih lewat pengorbanan Kristus di atas kayu salib. Tapi bisakah kita menghidupi keberadaan kita sebagai ciptaan baru, sebagai manusia baru dengan sempurna jika kita masih enggan melepas sisa-sisa kekotoran manusia lama kita? Bisakah kita memakai baju baru dan berkata bahwa kita bersih apabila kita tidak terlebih dahulu membuka baju kotor kita dan mandi terlebih dahulu?

Keberadaan kita sebagai manusia baru memungkinkan kita untuk berbuah secara rohani. Kita diubahkan untuk menjadi anak-anak Tuhan, menjadi "orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya", dan di dalam bentuk manusia baru itu seharusnya terdapat hal-hal seperti "belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran" (ay 12), penuh pengampunan (ay 13), dan di atas semuanya itu mengenakan "kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan." (ay 14), serta dipenuhi damai sejahtera Kristus. (ay 15) Inilah yang seharusnya terdapat di dalam manusia baru yang telah diubahkan dan bukan sebaliknya, seperti kesombongan, kikir, sulit memaafkan, dendam, dan sejenisnya. Lewat Kristus sesungguhnya apa yang ditawarkan Tuhan itu begitu baik. Kita dianugerahkan kesempatan untuk menjadi lahir kembali menjadi manusia yang baru, tetapi kita harus terlebih dahulu membuang segala lumpur dosa lama yang mengotori kita. Setelah mengenakannya pun kita hendaknya jangan kembali mengotori dengan berbagai kebiasaan jelek atau hal-hal buruk yang dahulu kerap kita lakukan.

Tidak ada cara yang lebih tepat untuk membuktikan karakter dari seseorang dari melihat tindakannya sehari- hari. Tindakan kita mengungkapkan siapa kita sebenarnya. Saat kita menjalani hidup, kita akan bertemu dengan banyak orang yang sepertinya sejalan. Tetapi, saat mereka sendirian, mereka menjadi sangat berbeda. Kita harus mengerti bahwa karakter kita sebenarnya adalah saat tidak ada yang melihat kita.
Jangan pernah lupa?..Tuhan selalu memperhatikan kita. Saat kita pulang ke rumah, saat kita di dalam mobil, Ia memperhatikan kita saat kita benar- benar sendiri. Ia melihat dari semua tindakan kita. Kita tidak dapat membodohi Tuhan! Walaupunn penampilan luar kita dapat membohongi orang lain, Tuhan tahu apa yang tersimpan di dalam hati kita. Setan selalu mencoba untuk membawa keinginan daging kita keluar. Ia akan selalu mencoba untuk mencoba kita, membawa kita ke arah dosa kita.
Saat kita menyerahkan hidup kita kepada Roh kudus, kita akan diberi kuasa untuk berkata tidak kepada apa yang daging kita inginkan. Lalu kita akan memilki hidup yang menyenangkan Tuhan.


Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...