Selasa, 17 Agustus 2010

Renungan Hari Rabu, 18 Agustus 2010

Kristus Membawa Keadilan
Yesaya 2 : 4
Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang
Berita kekerasan hampir setiap hari disuguhkan media massa di negeri ini. Bahkan, banyak yang menilai sudah kebablasan. Sebab, tayangan beberapa media massa dinilai mengajari cara-cara orang untuk berbuat jahat. Sehingga, tak jarang tayangan media sering menjadi aspirasi bagi mereka yang ingin berbuat tidak baik.
Demikian pula tayangan kekerasan akibat perang juga tak henti-hentinya menjadi suguhan televisi. Bahkan, tidak jarang pula, momen kekerasan terhadap anak akibat perang, serlng dijadikan daya tank. Tujuannya untuk menarik simpati dan memunculkan kemarahan kepada negara-negara yang dianggap membuat keonaran. Dan tayangan itu juga akan memicu kemarahan bahkan tidak jarang akan memunculkan anarkis untuk melampiaskan amarahnya setelah melihat tayangan di televisi. Jadi kekerasan demi kekerasan akan terus berlangsung dan setiap hari.

Apakah mungkin kita mencapai dunia yang damai jika kita yang hidup di dalamnya tidak pernah bisa belajar untuk berdamai? Apakah sekat-sekat pembatas yang kita ciptakan akan membantu membuat dunia semakin baik? Apakah Tuhan menginginkan kita untuk saling bermusuhan berdasarkan segala perbedaan itu? Apakah memang tujuan Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda karakter, sifat dan sebagainya agar kita hidup bermusuhan? Tentu tidak. Tuhan tidak hanya penuh kasih, tapi Dia adalah kasih itu sendiri. (1 Yohanes 4:16). Konsep damai membawa konotasi yang positif dan hampir tidak ada orang yang menentang perdamaian. Perdamaian menupakan tujuan utama dan kemanusiaan. Beberapa kelompok berpandangan benbeda tentang apakah damai itu, bagaimana mencapai kedamaian, dan apakah perdamaian benar-benar mungkin terjadi.
Kedatangan Kristus yang kedua merupakan wujud kedatangan Kristus yang adalah Firman Allah untuk menghakimi umat manusia di hadapan takhtaNya. Melalui kedatangan Kristus yang pertama, Kristus datang untuk membawa keselamatan dan penebusan dosa melalui kurban pendamaian di atas kayu salib. Sehingga melalui kedatangan Kristus yang pertama umat manusia dipanggil untuk hidup kudus sebagai anak-anak Allah. Yang mana tujuan kedatangan Kristus yang pertama pada hakikatnya membawa transformasi hidup sehingga umat manusia dipanggil untuk menerapkan pola dan nilai-nilai Kerajaan Allah yang telah dinyatakan dalam karya keselamatan Kristus. Jika demikian, melalui kedatangan Kristus yang kedua umat manusia akan mempertanggungjawabkan setiap perbuatan dan tindakannya di hadapan takhta Allah. Jadi inti dari kedatangan Kristus yang pertama dan kedua adalah bagaimana melalui karya keselamatan Kristus, Allah menghadirkan kualitas hidup dan keselamatan yang wajib dipertanggungjawabkan umat manusia dalam kehidupan riel masa kini dan kehidupan di masa mendatang.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...