Rabu, 11 Agustus 2010

Renungan Hari Minggu, 18 Juli 2010

Menikmati Berkat Tuhan
Pengkhotbah 6 : 1 – 12
Kebahagiaan adalah sesuatu yang harus diupayakan. Kebahagiaan tidak ditentukan oleh lingkungan, pekerjaan, keluarga ataupun kekayaan. Allah adalah sumber kebahagiaan tetapi bukan penentu kebahagiaan. Karena kebahagiaan seseorang sangat ditentukan oleh orang itu sendiri. Lingkungan dan kondisi yang tidak kondusif bukanlah penentu utama kebahagiaan seseorang karena kedua hal tersebut hanyalah sekedar mempengaruhi. Sebab kebahagiaan yang sesungguhnya adalah sebuah kenyataan yang murni hasil dari pilihan kita. Bagaimana warna kehidupan kita adalah proyeksi dari pilihan-pilihan yang kita lakukan. Allah menetapkan bahwa umat-Nya akan berbahagia tetapi ketentuan itu sangat bergantung dari respon kita terhadap ketetapan Allah. Kalau kita mau berjalan dalam ketetapan-ketetapan Allah maka kebahagiaan itu akan menjadi milik kita.
Dalam ayat 1 dikatakan:”Berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan”. Pilihan yang harus kita ambil dari ayat tersebut adalah ”Takut akan Tuhan”. Apa arti takut akan Tuhan? Takut akan Tuhan berarti menghormati Tuhan dan menjadikan Tuhan sebagai penentu seluruh kehidupan serta ketaatan kepada Allah menjadi fokus utamanya. Takut akan Allah adalah pikiran dan tindakan yang mempercayakan diri seutuhnya kepada Allah sebagai yang MahaKuasa, MahaAdil, Sang Penuh Hikmat dan Maha Segalanya. Takut akan Tuhan bukanlah tindakan mempertanyakan kekuasaan dan kasih Tuhan atas semua yang terjadi dalam realitas kehidupan tetapi menerima dengan ikhlas dan penuh kesadaran bahwa ada rencana Allah dibalik semua peristiwa. Kebahagiaan yang sejati sangat bergantung seberapa dekat hubungan kita dengan Tuhan. Dan pilihan untuk tunduk dan taat kepada Allah adalah salah satu hal yang akan membuat kita merasa bahagia.

Berkat yang sudah ada di tangan dapat berubah menjadi kesia-siaan jika kita salah menyikapi atau menggunakan berkat dari TUHAN itu. Langkah yang diambil Simon sudah sesuai dengan petunjuk TUHAN, sehingga dia mendapat banyak sekali ikan, tetapi mengapa jalanya mulai koyak? Demikian pula yang kita alami: kita sudah menurut Firman TUHAN, tetapi kita belum dapat menikmati berkat itu. Apakah yang harus kita perbuat agar “jala” kita tidak koyak?
Hasil yang akan kita dapatkan ketika kita memiliki hubungan yang dekat dengan Allah adalah ketika kita dapat menikmati berkat-berkat-Nya dan ketika hidup kita dalam keadaan yang baik (ayat 2). Selain itu kita akan menikmati berkat-berkat Tuhan melalui keluarga kita dimana istri dan anak kita membuat kita bersukacita dan menjadi berkat dalam rumah tangga kita. Bukan hanya itu saja tetapi juga seluruh anak cucu kita akan menikmati kebahagiaan yang luar biasa.


Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...