Selasa, 03 Agustus 2010

Renungan Hari Selasa, 13 Juli 2010

Jangan Mengingini
Keluaran 20 : 17
Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu
Ketika kita tidak mengingini, kita telah menghapus alasan-alasan kita untuk tidak menaati perintah-perintah lain. Menginginkan milik orang lain menyebabkan kita berbohong, mencuri, berzinah, membunuh, dan menolak untuk menghormati orangtua kita. Kita tidak mau beristirahat karena kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan selama 6 hari kerja. Kita menyalahgunakan nama Allah saat kita menggunakannya untuk membenarkan sesuatu yang ingin kita lakukan. Kita mendewakan kekayaan dan hubungan karena kita tidak bersedia percaya sepenuhnya kepada Allah.
Dalam dunia dagang dan bisnis, "INGIN" atau ketamakan dan keserakahan dianggap sebagai dosa yang baik (dosa putih) karena "INGIN" adalah penyulut atau pemicu untuk para konsumen berbelanja. Perasaan "INGIN" membuat orang semakin mau mengeluarkan uang mereka untuk berbelanja. Itu sebabnya para produsen siap mengeluarkan dana yang cukup besar untuk mengiklankan produk mereka karena mereka tahu pada akhirnya nanti, para konsumen akan berbondong-bondong membeli produk yang mereka buat dan membawa keuntungan yang besar kepada produsen.

"INGIN" atau ketamakan adalah perasaan tidak puas dengan apa yang kita miliki, dan keinginan adalah sebuah tekanan kuat untuk memiliki sesuatu atau seseorang yang lain, yang kita pikir akan membawa kebahagiaan. "INGIN" atau ketamakan bersemi dari sikap mementingkan diri sendiri, dan sikap seperti ini akan menjadi sebuah kejahatan apalagi kalau barang/seseorang yang kita inginkan bukanlah milik kita, misalnya menginginkan istri tetangga kita atau rumah dan hartanya. Contoh klasik dari Alkitab tentang dosa "INGIN" adalah Raja Daud. Ketika ia melihat dari sotoh istananya seorang wanita cantik yang sedang mandi, dia meng"INGIN"kan wanita itu. Ketika diinformasikan bahwa wanita cantik itu adalah Batsyeba, ia meng"INGIN"kan wanita yang sudah bersuami. Selanjutnya Daud mendapati bahwa suami Batsyeba adalah Uriah – salah seorang serdadunya yang setia.
Sebuah keinginan bisa memikat orang untuk menjadi jahat. Yakobus menggambarkan alurnya dengan sangat jelas : "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yakobus 1:14-15). Sebuah keinginan berlebihan untuk memiliki milik orang lain menunjukkan bahwa kita belumlah bisa mensyukuri segala yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Untuk mengendalikan keinginan seperti ini, kita harus bisa belajar untuk bersyukur. Ingatlah bahwa Tuhan telah begitu banyak memberkati dan melengkapi segalanya bagi saya dan anda untuk sukses. Untuk itu, kita haruslah berterima kasih dan memenuhi mulut kita dengan ucapan syukur. "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:18). Kita harus mampu mengolah segala talenta yang telah diberikan Tuhan kepada kita, dan yang paling penting, teruslah mencari Kerajaan Allah beserta kebenarannya, maka semua akan ditambahkan Tuhan pada kita. (Matius 6:33). Dan dalam setiap langkah atau proses, tetaplah bersyukur. Apa yang terbaik bagi orang belum tentu terbaik bagi kita. Kita belum tentu tahu apa yang terbaik, Tapi Tuhan tahu pasti apa yang terbaik untuk kita, dan Dia telah menyediakannya. Hindarilah pikiran-pikiran yang mengingini milik orang lain, dan isilah selalu pikiran dan hati kita dengan ucapan syukur. Tuhan mengajak kita untuk merasa puas dengan segala yang telah Tuhan berikan. Berterimakasih dan bersyukurlah.

Jamita Minggu Misericordiasdomini – 14 April 2024

Sondang ni Bohi ni Jahowa Manondangi hita      (Cahaya Wajah Tuhan Menyinari Kita) Psalmen 4 : 1 – 9      Hamuna angka nahinaholonga...