Selasa, 03 Agustus 2010

Renungan Hari Jumat, 9 Juli 2010

Mengolah Tanah
Mazmur 104 : 14
Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah
BUMI makin panas. Iklim sulit diperhitungkan. Ketahanan pangan terganggu dan muncul banyak bencana. Itulah kira-kira keluhan manusia saat ini. Keluhan yang harus didengar, diperhatikan dan ditindaklanjuti. Akhir-akhir ini bumi tempat kita berpijak banyak dipenuhi bencana. Longsor, kebakaran hutan, banjir, suhu panas dan sering mudah berubah sehingga mengganggu kesehatan. Namun sepertinya yang paling sering terjadi adalah kekeringan di
musim kemarau dan banjir di musim hujan. Dan ini terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Sebagaimana biasa. Ketika kekeringan dan banjir terjadi, muncul pemikiran klasik sebagai penyebab yaitu: habis atau gundulnya hutan.
Masalah pengelolaan lingkungan merupakan masalah yang sangat kompleks. Pengelolaan lingkungan berbenturan dengan kebutuhan ekonomi negara ini sendiri, dan kebutuhan ekonomi pejabat-pejabat tercinta kita sendiri. Demokrasi tampaknya semakin tidak terdengar, keluhan dan demonstrasi damai dari rakyat kecil kini tidak terlalu memberi hasil. Jutaan makhluk hidup yang merupakan penyusun keanekaragaman hayati. Apabila kebakaran hutan dan rusaknya lingkungan yang menyertai semakin meluas, maka keanekaragaman hayati juga semakin berkurang. Akhirnya julukan megadiversity country yang justru masih sangat asing bagi masyarakat Indonesia, akan semakin tidak terdengar. Padahal inilah pengakuan dunia bahwa keanekaragaman hayati baik di darat maupun di laut Indonesia, termasuk tertinggi di dunia. Karena itu setelah melakukan renungan di malam Kemerdekaan, ternyata cara berpikir kita sebagai bangsa harus diubah. Banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan, mulai aspek sosial, budaya, ekonomi sampai teknik. Dan semua pihak sesuai aspek tersebut, perlu diajak beralih pola pikir.

Mengapa petani mengharapkan hasil panen ? Karena petani tersebut sudah menanam benih dan percaya bahwa benih itu bisa menghasilkan banyak panen . Demikian pengharapan kita harus memiliki dasar dan bukan berdasarkan ‘untung-untungan’ ! Jika Saudara saat ini di gereja Tuhan ini menaburkan benih yang baik dengan motif yang benar dan hati yang tulus , mengerti benar apa arti tujuan menabur di ladang Tuhan ini – maka pastikan engkau akan menuai sesuatu yang baik kelak – Tuhan tidak mau berhutang pada orang yang setia dan tulus ! Namun , jika engkau saat ini menabur ‘sembarangan’ benih yakni motif yang tidak benar ( mencari popularitas pribadi , kekuasaan , materi untuk sekedar memuaskan ‘daging’ ) Maka pastikan engkau akan menuai ‘sesuatu’ yang pasti akan sangat mengecewakan kelak , karena Tuhan tidak mau ‘dipermainkan’ ! Petani mengharapkan panen yang baik , maka dia mengolah tanahnya dengan benar sesuai dengan pelajaran yang telah dipelajarinya . ia bekerja keras mengolah tanah dengan benar ; tanah di cangkul hingga gembur , di airi dengan benar dan diberi pupuk yang tepat dan disemprot dengan obat anti hama dll. Petani tersebut sungguh mengerti bahwa dia harus bekerja keras dan cerdas terlebih dulu untuk mencapai hasil yang diharapkan – tidak cukup hanya dengan ‘berteori’ atau ‘omong doang’ alias NATO ! itu hanyalah pekerjaan ‘pe-mimpi ‘ ( bukan pemimpin ! ) . – orang demikian hanyalah menipu dirinya sendiri dan juga sekaligus menipu orang lain ! . “ orang malas tidak berhak atas keberhasilan ! “Memang Tuhan bisa melakukan banyak cara yang penuh dengan keajaiban , namun hal tersebut hanya bersifat “insidentil “ . Itu sebabnya seorang petani tidak mungkin mengharapkan bahwa minggu depan ia bisa segera memanen hasil sementara benihnya baru ditanam hari ini ! . Atau mengharapkan hasil 1 ton sementara dia hanya menabur benih yang sangat sedikit ! , dia harus mau bayar harga . Tanpa kewajaran . pengharapan hanyalah akan berujung kepada kekecewaaan , Salomo mengingatkan bahwa kita harus memiliki pengharapan dan sabar mengerjakannya dan menantikan dengan tetap tekun .

Jamita Minggu Kantate (Endehon hamu ma di Jahowa ende na imbaru) – 28 April 2024

Ingkon Mamujimuji Jahowa do Angka na Usouso Di Ibana  ( Orang Yang Mencari Tuhan Akan Memuji NamaNya) Psalmen 22: 26 – 32     a)  ...