Jumat, 13 Agustus 2010

Renungan Hari Minggu IX Setelah Trinitatis, 1 Agustus 2010

Yesus Gembala Yang Baik
Yohanes 10 : 11 -18
Pada umumnya sebutan gembala dimengerti sebagai orang yang memberi perhatian kepada hewan yang digembalakannya. Gembala mencarikan tempat berumput sehingga hewan gembalaannya bisa merumput, atau mencarikan air sehingga hewannya bisa minum. Waktu saya menjadi gembala, terkandung maksud aku mendapatkan uang dari hewan penggembalaanku. Kalau Yesus menyebut diriNya sebagai Gembala yang baik, saya bisa menangkap isi kehidupan Yesus dibelakang kata-kata itu: yaitu memberikan roti kepada orang yang lapar, orang buta dibuat bisa melihat, orang lumpuh dibuat bisa berjalan, orang kusta disembuhkan, orang mati dihidupkan. Hidup Yesus hanya untuk kesejahteraan orang-orang disekitarnya.
Hendaknya kita ingat bahwa Yesus tidak mengalamatkan kata-kataNya di atas kepada para pengikutNya, tetapi kepada kaum farisi. Jadi ketika mendengar kata-kata Yesus bahwa Ia adalah gembala yang baik, kaum farisi langsung menangkap suatu arti di balik itu yakni bahwa Yesus kini menyamakan diriNya dengan Allah, bahwa Yesus menyebut diriNya sebagai Tuhan. Lebih dari itu, Yesus menempatkan diri dalam posisi yang bertolak belakang dengan kenyataan hidup kaum farisi yang menguras kawanan domba. Di sini Yesus mau menekankan bahwa tugas essensial seorang gembala adalah melayani para domba, bahkan meletakan nyawanya bagi domba-dombanya. "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya" (Yoh 10; 11).
Bagi Yesus tujuan penggembalaanNya adalah agar umatNya hidup dalam kebenaran, keadilan dan kesejahteraan. Bahkan Dia sebagai gembala yang sangat baik mau mengorbankan nyawaNya bagi domba-dombaNya, agar kita domba-dombaNya berhak atas kehidupan kekal itu bersamaNya.

Yang paling menonjol dari sifat seorang gembala adalah memberi perlindungan kepada domba-dombanya dari serangan binatang buas seperti serigala atau beruang. Hal yang kedua adalah membimbing atau menggiring dombanya ke tempat di mana ada rumput yang banyak. Kemudian gembala memberi minum kepada domba-dombanya. Dan yang terakhir gembala menggiring domba-dombanya kembali masuk ke dalam kandang untuk beristirahat.
Kita bukanlah domba yang tidak ada gembalanya, melainkan kita mempunyai Gembala yang baik yaitu Yesus. Ia yang melindungi, yang memiliki, yang memberi hidup, yang membawa kita ke tempat peristirahatan abadi yaitu di sorga, di Rumah Bapa yang kekal. Meskipun kita menghadapi bahaya apapun, kita tidak perlu takut sebab ada Yesus Gembala kita.
Yesus adalah gembala yang baik, di mana sekaligus juga sebagai pemilik domba-domba. Betapa besarnya kasih-Nya kepada kita, di mana Ia rela dihina, diolok-olok dan disiksa, namun tidak melawan atau membalas. Tapi Ia sebaliknya memohon kepada Bapak-Nya, ampunilah mereka. Apakah kita mampu untuk melakukan hal yang sama kepada orang lain. Artinya mau atau rela menderita untuk menangung resiko karena membela sesama kita dari gangguan yang jahat? Jawabannya ada di dalam diri kita masing-masing.
Kalau kita mengandalkan kekuatan kita untuk melakukan apa yang Tuhan Yesus telah memberi teladan kepada kita, maka kita akan gagal. Kita hanya berhasil apabila kita menyandarkan kekuatan kita pada Tuhan.Seperti Daud mengatakan dalam kitab Mazmur, bahwa kekuatannya adalah dari Tuhan yang menciptakan langit dan bumi serta segala isinya. Sehingga kita tidak dapat mengatakan bahwa kita berhasil karena kehebatan kita, melainkan karena Tuhan yang memberi kita keberhasilan.
Dalam Epistel Kitab Yeremia 23 : 1-8 memperlihatkan kepada kita bagaimana Allah kecewa terhadap pemimpin Israel yang hanya memikirkan ambisi pribadi, mengutamakan keselamatan sendiri dan membiarkan umat menjadi korban keganasan, kebuasan dan keserakahan diri mereka sendiri. Mereka bermegah dalam kemampuannya dan kedudukanya sebagai pemimpin, menjanjikan segala perlindungan dan kesejahteraan. Tetapi bila sampai pada waktunya mereka lupa pada orang-orang yang dipimpinnya dan menikmati sendiri hasilnya. Sehingga umat Israel tercerai-berai dalam arti tidak terlindungi, terpelihara dan tercukupi kebutuhannya. Oleh sebab itu, Allah berjanji bahwa suatu saat nanti Ia akan mencari dan mengumpulkan kembali umat Allah yang tercerai-berai akibat perbuatan para pemimpin Israel yang tidak dapat dipercaya itu. Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Dalam yohanes 10:7-16 dinyatakan bahwa gambaran tentang Allah sebagai gembala/pemimpin hidup yang baik bagi manusia itu telah nampak dalam diri Yesus. Yohanes dalam injilnya ini menyatakan bahwa Yesus adalah gembala yang baik. Sebagai gembala yang baik Yesus tidak sama dengan para pemimpin umat Israel saat itu. Dan sebagai gembala yang baik, Yesus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Yesus mengenal domba-dombaNya (Yoh.10: 14) Yesus mengenal kita satu persatu. Ia tahu siapa kita. Ia tahu kelemahan dan kelebisan kita. Ia mengenal kita jauh melebihi pengenalan kita sendiri akan diri sendiri. Ia mengenal kita karena kita berharga dimataNya. Ia mengenal kita karena Ia sungguh-sungguh mengasihi kita. Saudara, bukankah ini sesuatu yang sangat luar biasa buat kita. Bayangkan apa pengaruhnya bagi doa-doa kita. Karena Allah mengenal kita maka kita tidak perlu ragu dalam berdoa. Sebab Ia mengenal kita dan mengetahui dengan pasti apa yang menjadi kebutuhan kita. Dalam pekerjaan kita juga termotivasi sebab kita tahu bahwa Allah memberi potensi khusus bagi kita untuk kita kembangkan. Dalam kehidupan berumah tangga kita juga akan lebih rukun dan sejahtera. Sebab kita tahu ada Allah yang juga mengenal keluarga kita dengan segala suka dan dukanya.
2. Yesus memelihara kita Salah satu ucapan Yesus yang memberikan janji pemeliharaan bagi kita dapat kita baca dalam Lukas 12: 22-24, “…janganlah kamu kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak makan dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu akan apa yang hendak kamu pakai…betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu.” Bahkan dalam kitab Ratapan 3:22-23 dikatakan, “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmatNya selalu baru setiap pagi…” Setiap kita bangun pagi, berkat Allah sudah berlaku dan tersedia bagi kita. Oleh sebab itu, keliru kalau ada orang yang berkata bahwa ia tidak pernah diberkati Tuhan.
3. Memberikan teladan (Yoh.10: 4) Gambaran gembala di Palestina tidak sama dengan gambaran gembala di negeri kita. Seorang gembala di Palestina berjalan di depan dan domba-domba mengikuti kemanapun gembala itu pergi. Seorang gembala benar-benar dijadikan panutan, teladan oleh domba-dombanya. Demikian juga halnya dengan Yesus. Yesus memberikan teladan kepada para murid, dan kepada kita juga, bagaimana bersikap dan bertindak yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.
4. Yesus adalah seorang gembala yang bersikap terbuka terhadap kepelbagaian (Yoh.10: 16) Sebagai Gembala, Yesus mempunyai wawasan yang luas. Ia bukanlah pemimpin yang berpola pikir sempit dan picik. Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,Yohanes lebih lanjut mengatakan bahwa setiap orang yang menerima Yesus sebagai gembala hidupnya akan memperoleh hidup yang berkelimpahan (Yoh.10:10). Apa yang dimaksudkan dengan hidup dalam berkelimpahan dalam ayat ini? Banyak kesalahpahaman terjadi dalam memahami ucapan Yesus ini. Hidup berkelimpahan dalam ini sering dipahami berkelimpahan dalam materi, harta benda, kesuksesan, bebas dari sakit-penyakit dan lain sebagainya. Saudara, hidup berkelimpahan yang dimaksudkan oleh Yesus dalam ayat ini adalah suatu kehidupan yang didalamnya seseorang sungguh-sungguh menyadari siapa dirinya dihadapan Allah serta tahu bagaimana mengisi kehidupannya agar berarti bagi dirinya sendiri, keluarganya dan juga bagi sesamanya manusia. Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Apa yang harus kita lakukan agar kita dapat merasakan pimpinan Allah dan kita mempunyai hidup yang berkelimpahan? Mendengar dan mengenal suara Allah.
Seperti Allah mengenal kita maka kita pun harus mengenal suara Allah agar kita dapat merasakan pimpinanNya (Yoh.10:14). Dengan cara apa kita dapat mendengar dan mengenal suara Allah? Ya, tentu saja dengan membaca dan merenungkan firman Tuhan. Apakah kita menyediakan waktu khusus pada setiap harinya untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan. Mengapa kita harus menyediakan waktu untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan? Mazmur 19: 8 – 9 memberikan jawabnya, yaitu karena “Taurat Tuhan itu sempurna menyegarkan jiwa, peraturan Tuhan itu teguh memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah Tuhan itu tepat menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni membuat mata bercahaya.” Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Yesus adalah gembala yang baik. Siapa yang mau mengikutiNya akan mempunyai hidup yang berkelimpahan. Dalam hidup kita setiap hari, sudahkah kita menunjukkan bahwa kita menjadikan Yesus sebagai gembala kita, Yesus adalah teladan kita. Apabila kita memang menjadikan Yesus sebagai gembala kita maka kita harus mengenal suara Allah, bertindak benar dan bersikap terbuka terhadap kepelbagaian. Bagaimana dengan kita! jadi saudara ku kita ini semua adalah domba domba Tuhan, mari kita turut kepada gembala kita yang baik. gembala kita tau kemana tempat yang aman, tau memelihara kita , tau menjaga kita, tau membawa kita ketujuan yang pasti terbaik bagi kita.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...