Rabu, 11 Agustus 2010

Renungan Hari Jumat, 16 Juli 2010

Bebas Dari Roh Cinta Uang
Ibrani 13 : 5
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.
Darimana sikap cinta uang ini bisa muncul? Walau sikap cinta uang itu adalah kecenderungan yang umum, tapi ada dua situasi yang paling berpotensi melahirkan sikap cinta uang. Kedua situasi ini sama-sama bermula dari keluarga. Pertama, kita dibesarkan dalam rumah tangga di mana uang terlalu berlimpah, sehingga kita bisa menikmati hidup dengan mudah. Oleh karena itu kita menjadi biasa dengan keberadaan uang di kantong kita, dan tanpa disadari terbentuklah hubungan cinta antara kita dan uang. Kedua, kita menjalani hidup yang sulit. Di mana susah sekali untuk mendapatkan kenikmatan hidup, karena tidak tersedianya uang. Maka terbentuklah rasa cinta uang yang luar biasa sebagai upaya untuk mendapatkan kenikmatan tersebut.
Di tengah-tengah hidup bersama yang masih sarat dengan kebejatan moral ini, memang orang yang bertindak benar sering dijauhi serta dianggap najis, kotor. Orang-orang berduit/kaya dan berkedudukan sering memperkuat dan mendukung gerakan untuk menutup atau memberangus para pejuang kebenaran, demi kedudukan dan jabatan mereka. Para pengambil keputusan dipengaruhi dengan diberi uang untuk memberangus para pejuang kebenaran.

Nas ini mengajarkan agar kita jangan jadi hamba uang. Yesus sendiri mengatakan bahwa kita tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Kita tak bisa mengabdi kepada Allah dan sekaligus mengabdi kepada mamon alias uang. (Matius 6:24). Kita harus pilih salah satu, atau menjadi hamba Allah, atau menjadi hamba uang. Roh cinta uang adalah salah satu hal yang terbukti menghancurkan kehidupan banyak orang percaya, terlebih di zaman yang semakin tidak mudah sekarang ini. Oleh sebab itu, kita harus mengerti bagaimana caranya supaya terluput dari serangan roh ini.
Seorang yang bebas dari roh cinta uang dapat mengatasi kekurangan (belajar mencukupkan diri dengan apa yang ada) dan dapat mengendalikan kelimpahan. Rasul Paulus pernah berkata, “... sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan...” (Flp. 4:11-12). Belajarlah untuk beradaptasi dengan keadaan kekurangan maupun kelimpahan. Utang adalah jerat, apalagi meminjam dengan bunga tertentu. Oleh sebab itu, Amsal 6:1-3 menasihatkan untuk berusaha melepaskan diri dari hutang dan sedapat mungkin menolak berhutang.


Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...