Senin, 25 Januari 2010

Renungan Hari Senin, 25 Januari 2010

Pengajaran Yang Murni
Ayub 11: 4
"Katamu: Pengajaranku murni, dan aku bersih di mata-Mu."
Kitab Ayub ini pada dasarnya mempertanyaan eksistensi manusia. Maka dalam kitab ini seolah terjadi dua drama: 1) manusia ‘berbunga’ namun kemudian ‘dipotong’ [Ayub yang termasuk kaya dan diberkati, tiba-tiba dalam sekejap kehilangan segalanya]; 2) Tuhan membawa si manusia yang lemah itu ke hadapan penghakiman-Nya dan menuntut keadilan daripadanya. Tuhan memberikan pengajaran-Nya kepada Ayub, untuk menyadarkannya akan kelemahannya sebagai manusia. Manusia tidak mengerti luasnya bumi yang diciptakan Allah pada awal mula dunia, sebab manusia belum ada pada saat itu. Bahkan setelah manusia diciptakan sekalipun, manusia tidak dapat memahaminya.
Mengapa banyak orang Kristen yang sudah beribadah bertahun-tahun tetapi masih mudah dibengkokkan imannya hanya oleh karena perkara-perkara yang harus dihadapi dalam hidupnya? Terdapat dua kemungkinan yang menjadi penyebabnya. Pertama, karena mereka tidak memiliki hati untuk menerima Firman TUHAN dalam setiap ibadah yang diikutinya. Mereka tidak memiliki keyakinan dan iman, bahwa Firman TUHAN yang mereka terima itu benar-benar memiliki kuasa untuk memberikan pertolongan dan keselamatan. Yang kedua, mereka tidak mengerti bahwa Firman yang diterima bukanlah ajaran yang datang dari TUHAN. Artinya, karena iman yang tidak bertumbuh, mereka tidak dapat mengerti mana ajaran yang benar dan tidak benar. Sehingga dengan sangat mudah mereka disesatkan oleh ajaran yang bukan datang dari kebenaran Firman TUHAN. Jika kita memiliki kedewasaan iman, maka kita akan benar-benar mengenal pribadi TUHAN YESUS, sehingga kita tidak akan mudah digoyahkan oleh ajaran-ajaran sesat.

Mungkin secara manusia apa yang diberikan pendeta sangat menarik dan enak untuk didengar, tetapi belum tentu semua itu benar dan sesuai dengan Firman ALLAH. Jika seorang pendeta benar-benar mengenal siapa TUHAN YESUS, dia tidak akan sembarangan dalam memberitakan Firman-NYA. Dia tidak akan mengurangi atau menambah kebenaran Firman TUHAN dengan motivasi apapun. Yang dilakukan oleh pendeta yang takut akan TUHAN adalah menjunjung tinggi TUHAN YESUS sebagai Kepala Gereja, sehingga pengajaran yang disampaikan juga bersifat YESUS-sentris (berpusat kepada TUHAN YESUS). Seperti Paulus yang sudah terbuka mata hatinya untuk mengerti bahwa pengorbanan YESUS sungguh sangat-sangat berharga bagi orang percaya, kita seharusnya selalu waspada akan ajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman ALLAH. Ajaran-ajaran lain tersebut menggunakan Alkitab dalam pemberitaannya dan diajarkan di dalam gereja, tetapi tidak menekankan kematian, kebangkitan, kenaikan YESUS ke Sorga dan akan kembali untuk yang kedua menjemput Gereja-NYA. Setiap pengajaran Firman, jika sudah mengarah pada penyangkalan kebenaran bahwa TUHAN YESUS adalah satu-satunya Penebus yang dapat menyelamatkan manusia, berarti akan membawa kita dalam kesesatan. Akan berbeda jika kita sudah mempersiapkan diri untuk menerima Firman TUHAN dengan sepenuh hati, pikiran dan roh yang dipimpin ROH KUDUS. Karena hanya dengan pertolongan ROH KUDUSlah kita akan mampu mengerti kebenaran Firman TUHAN dan mengenal siapa DIA sebenarnya. Dengan demikian ibadah kita tidak sia-sia, tidak pulang dengan hampa karena kita menerima pengertian yang lebih dalam tentang kebenaran Firman TUHAN dan hubungan yang lebih akrab dengan-NYA.
kita mengetahui bahwa ayat itu merupakan sebagian dari penjelasan Tuhan kepada manusia akan keterbatasan pengertian manusia, dibandingkan dengan pengetahuan Tuhan akan segala sesuatu. Ayat ini merupakan bagian dari jawaban Tuhan kepada Ayub, pernyataan tentang Diri-Nyakepada manusia tentang kemahakuasaan-Nya.
Semoga kitapun dapat belajar dari kitab Ayub ini, sikap kerendahan hati di hadapan Tuhan, yang mengakui keterbatasan kita di dalam segala hal dan mengakui kemahakuasa-an Tuhan yang mengatasi segala sesuatu. Semoga kita juga dapat menerima segala penderitaan yang Tuhan izinkan terjadi di dalam hidup ini dengan iman dan pengharapan, bahwa jika kita menjalani hidup ini dengan setia, maka suatu saat nanti keadilan dan kasih Tuhan akan dinyatakan bagi kita.


Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...