Senin, 25 Januari 2010

Renungan Hari Rabu, 27 Januari 2010

Tugas Seorang Imam
2 Rajaraja 17: 28
"Salah seorang imam yang telah mereka angkut dari Samaria ke dalam pembuangan pergi dan diam di Betel. Ia mengajarkan kepada mereka bagaimana seharusnya berbakti kepada TUHAN."
Memberikan ASI merupakan faktor penting lainnya yang berperan dalam pertumbuhan anak. Pemberian ASI sangat dianjurkan karena saat-saat menyusui merupakan kesempatan yang baik bagi seorang ibu untuk mengekspresikan kasih sayang kepada bayinya. Melalui kehangatan dekapan ibunya ketika disusui, seorang anak merasakan cinta kasih sang ibu kepadanya. Seorang bayi memang belum dapat memahami tutur kata ibunya yang menimang-nimangnya, tetapi memiliki kepekaan dalam menangkap getaran perasaan ibunya. Bahasa kasih seorang ibu dapat sepenuhnya dirasakan dan dimengerti oleh sang anak. Pengaruh dari ibu yang lebih besar dibandingkan dari sang ayah juga disebabkan ibu lebih berperan dalam mengasuh dan mendidik anak, terutama ketika anak masih kecil. Pada masa itulah biasanya anak juga memiliki komunikasi yang lebih intens dengan ibunya dibandingkan dengan sang ayah. Mengingat pentingnya komunikasi antara orang tua dan anak dalam pendidikan seorang anak, orang tua perlu menyediakan waktu yang cukup untuk dapat memperhatikan anak-anaknya. Cinta yang ditunjukkan oleh seorang ibu yang dengan sabar dan tekun dalam mendidik anaknya memiliki dampak yang besar. Cinta seorang ibu dapat mengubah perilaku anaknya yang kurang baik. Begitu besarnya peranan orang tua, jauh lebih besar dan tidak dapat tergantikan dengan peranan guru dan pendidikan di luar rumah. Seberapapun tingginya pendidikan seseorang, bila tidak mendapatkan kasih sayang serta pendidikan rohani dari orang tuanya, maka hal itu akan berpengaruh secara kejiwaan terhadap si anak. Anak tersebut akan bertumbuh dewasa menjadi seseorang yang terpelajar, tetapi besar kemungkinan menjadi seseorang yang memiliki penyimpangan kepribadian. Tanpa disadari oleh orang tua, mereka berbuat hal-hal yang kurang baik pengaruhnya bagi anak-anak mereka. Banyak kasus yang terjadi adalah seorang suami yang suka membentak istrinya karena mencontoh perbuatan ayahnya yang bersikap demikian terhadap ibunya.
Seorang imam yang meninggalkan tugas imamatnya itu seperti seorang tentara yang desersi dalam saat perang. Dia layak dihukum berat. Tapi hukuman tentara adalah hukuman fisik, sedangkan temanku ini dihukum non fisik. Dia disingkirkan oleh masyarakat. Kerap menjadi bahan gunjingan dan ejekkan. Hukuman itu tidak ada batasnya, bahkan sampai matipun masih diingat oleh orang. Anak-anak yang lahir dari perkawinannya pun kena getah dari dosa orang tuanya. Memang banyak orang masih belum mampu menerima kenyataan adanya seorang imam yang meninggalkan tugas imamatnya. Banyak orang kecewa ketika melihat orang yang dihormatinya mengambil sebuah keputusan yang mereka anggap salah. Kekecewaan ini muncul dari rasa cinta dan harapan yang besar. Semakin besar cinta, harapan dan kebanggaan diletakan maka semakin dalam kekecewaan yang akan dialaminya. Kekecewaan ini terungkap dalam aneka sikap, perkataan dan cara dia memposisikan dirinya. Orang tua harus bertanggung jawab dalam mendidik dan memberi teladan bagi anak-anaknya karena hal itu sudah menjadi tugas orang tua. Seorang anak tidak lahir atas kehendaknya sendiri; orang tua berperan atas hadirnya anak-anak dalam keluarga. Karena itu sudah menjadi kewajiban bagi orang tua untuk membesarkan dan mendidik mereka. Dan hal ini harus dilakukan bukan sebagai beban, tetapi dilakukan dengan kesungguhan hati dan penuh tanggung jawab. Bila orang tua hanya dapat memberi nasehat tapi tidak dapat memberi teladan di dalam rumah tangganya, maka pada masa tuanya tidak akan dihargai oleh anak-anaknya. Sebagai orang tua, janganlah hanya memikirkan kesenangan bagi diri sendiri saja. orang tua perlu didampingi oleh rohaniawan yang dapat memberikan bimbingan untuk dapat menerapkan ajaran Firman TUHAN dalam kehidupan keluarganya. Kelengahan orang tua dalam memperhatikan pendidikan rohani anak-anaknya menyebabkan anak sukar untuk dinasehati dan suka memberontak terhadap orang tuanya. Namun bila di dalam hati anak-anak telah tertulis Firman ALLAH, maka tugas mendidik anak bukan lagi hal yang sulit bagi para orang tua. Firman itulah yang menerangi langkah anak-anak kita sehingga mereka akan menemukan jalan kebenaran.



Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...