Jumat, 08 Januari 2010

Renungan Hari Minggu, 03 Januari 2010

KDB
Ev. 1 Korintus 3: 10-17
Menurut UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, persyaratan kepadatan bangunan meliputi Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan koefisien lantai bangunan (KLB). Dengan demikian, wajar jika KDB harus diperhatikan oleh orang yang akan membangun rumah, sebab aturan ini sudah ditentukan sebagai undang-undang sehingga secara hukum kedudukannya sudah kuat.
Meskipun sudah ditentukan dalam bentuk undang-undang namun pada kenyataannya istilah KDB tersebut mungkin masih terdengar asing di telinga Anda dan KDB rumah bangunan Anda perlu dihitung, agar tidak melewati angka yang sudah ditentukan instansi yang terkait.
Sama halnya jika mengendarai kendaraan di jalan, Anda harus memperhatikan rambu-rambu dan peraturan yang sudah ditetapkan. Peraturan dan rambu itu harus ditaati oleh semua pengendara agar selamat sampai tujuan. Demikian halnya dengan pembangunan rumah yang kita lakukan, ada peraturan yang mesti ditaati agar keselamatan kita pada saat menempati dan memfungsikan rumah tersebut bisa terjaga. Selain itu peraturan yang berkaitan dengan pembangunan rumah tersebut tentunya berusaha menyeimbangkan bangunan dengan lingkungan alam sekitarnya. Salah satu dari sekian banyak peraturan yang penting untuk dicermati adalah tentang KDB.
Saudara-saudaraku, Jika kita menempatkan sesuatu yang bukan pada tempatnya, maka irama hidup manusia akan berbalik arah, yang tidak pantas kita sebut pantas, yang pantas kita sebut tidak pantas.
Kecongkakan yang membuat nurani kita tumpul terhadap kerelaan, dan karena kecongkakan, tempat Allah di hati kita menjadi terpinggirkan. Kebanyakan kita menekankan fungsi sebagai tubuh, dengan hal-hal yang dilakukan dan menafikan gambaran gereja sebagai bangunan. Manakah yang Anda rindukan, Allah melawat atau Allah tinggal dalam hidup kita? Kalau kita merindukan Allah tinggal (menjadikan jemaat/gereja sebagai baitNya), dan bukan hanya melawat (datang kemudian melakukan sesuatu lalu pergi), kita harus menyediakan diri kita sebagai ”bait”, tempat/bangunan bagi Allah (Kel 40; 2 Taw 5:2-14). Dasar yang teguh dan orang yang (di)benar(kan) adalah satu paket. Jika dasar iman orang benar tetap teguh, maka ia akan senang membawa banyak jiwa datang kepada Tuhan sehingga terang orang benar itu akan semakin bercahaya (Daniel 12:3 bdn. Amsal 4:18). Ini berarti bahwa kalau kita letakkan seluruh aspek kehidupan kita di atas dasar/iman Tuhan Yesus Kristus - yang kuat dan teguh, pasti kehidupan ini akan menjadi berarti dan menjadi berkat bagi orang lain. Maka jadikanlah Kristus Dasar Bangunan iman kita agar kuat dan kokoh. Amin (EM).


Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...