Jumat, 08 Januari 2010

Renungan Hari Sabtu 02 Januari 2010

Tetap Bekerja
Yohanes 5 : 17
"Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang maka Aku pun bekerja juga."
Masa Pensiun bukan berarti habis masa berkarya. Pepatah lawas 'bekerjalah untuk hidup' relevan sekali dengan hasil penemuan yang dilakukan para peneliti. Bekerja bukan semata untuk mendapatkan materi tapi juga bagus buat kesehatan. Orang yang sudah pensiun pun disarankan tidak hanya mengisi hidupnya dengan leha-leha tapi juga tetap bekerja sesuai dengan kemampuan dan kondisinya. Penelitian yang dilakukan ahli psikologi Dr Mo Wang dari University of Maryland AS, menemukan orang-orang yang tetap bekerja setelah pensiun ternyata memiliki fisik dan mental yang lebih sehat ketimbang para pensiunan yang sama sekali berhenti kerja. Temuan ini menunjukkan bahwa orang yang akan pensiun sebaiknya mempertimbangkan pekerjaan apa yang akan dilakukan,-- dalam istilah yang dinamakan 'jembatan kerja'--, sebagai masa transisi ketika memasuki masa penuh pensiun. Apakah ini berarti sepanjang hidupnya orang harus bekerja? Tentu saja tidak, tapi tidak mengerjakan apa-apa setelah masa pensiun menurut Wang justru tidak baik untuk mental karena lebih gampang stres dan fisik menjadi tidak banyak bergerak. Wang menyarankan sebaiknya para pensiunan mengambil pekerjaan paruh waktu atau tetaplah menjadi pribadi yang aktif dan berkarya sesuai kemampuan jika ingin mandiri atau tidak ingin lagi bekerja dengan orang lain.
"Pada dasarnya jika seseorang berada dalam kondisi bekerja paruh waktu atau bekerja mandiri setelah pensiun terbukti lebih sehat mental dan fisiknya," kata Wang seperti dilansir dari Reuters.
Dalam penelitiannya, Wang dan rekan-rekan menggunakan data lebih dari 12.000 orang yang penelitiannya dimulai sejak tahun 1992. Partisipan adalah mereka yang berusia antara 51-61 tahun yang kondisinya disurvei setiap 2 tahun selama periode 6 tahun. Hasilnya, para pensiunan yang masih tetap bekerja lebih sedikit terkena peyakit tekanan darah tinggi, jantung, diabetes dan rematik dibandingkan mereka yang memutuskan untuk pensiun penuh dengan tidak mau lagi bekerja.Temuan tersebut telah dilaporkan dalam Journal of Occupational Health Psychology.
Namun dia juga mengingatkan para pensiunan yang ingin bekerja lagi harus siap dengan posisi pekerjaan yang asing atau perubahan gaya hidup. Maka itu penting untuk menyiapkan diri mempertimbangkan pekerjaan apa yang cocok bukan malah pekerjaan barunya membuat stres, sehingga ada manfaatnya bagi kesehatan mental dan fiisik. Yang tua saja disarankan untuk terus bekerja, kenapa yang muda malah bermalas-malasan? Menurut Wang apa pun bisa dikerjakan.
Jam kerja burung lebih lama dari manusia “Allah memberikan setiap burung makanannya, tetapi Ia tidak meletakkannya di sarangnya” Ternyata burung memiliki keseriusan dalam bekerja. Mengapa ? Karena beberapa jenis burung bekerja di musim panas selama sembilan belas jam sehari. Tanpa mengenal lelah mereka melahap semua serangga yang ada. Burung Murai bangun jam 02.30 setiap pagi. Dia mengepakkan sayapnya dan langsung mulai bekerja saat itu juga, dan tidak berhenti hingga jam 21.30 malam. Total 19 jam ! Selama waktu itu ia memberi makan kepada anak-anaknya yang makan sebanyak 206 kali sehari bolak-balik ! Burung hitam mulai bekerja pada waktu yang hampir bersamaan dengan burung murai, tetapi ia berhenti lebih awal. Burung hitam mulai berkicau jam 07.30 pagi. Dan dalam jangka waktu jam kerja selama 17 jam, ia bolak-balik memberi anaknya makan.
Burung tikus bangun sekitar jam 03.00 pagi dan berhenti kerja jam 21.00 malam. Burung tikus adalah pekerja yang sangat cekatan. Selama bekerja 18 jam itu, ia bisa menghidangkan ke hadapan anak-anaknya ulat bulu sebanyak 417 ekor ! Semua itu dikerjakannya di hari yang panas dengan ketekunan yang luar biasa ! Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang Kristen yang salah menafsirkan ayat yang mengatakan, “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jaun melebihi burung-burung itu ?” Mereka menafsirkan “tidak menabur dan tidak menuai” artinya tidak perlu kerja. Itulah sebabnya banyak orang Kristen yang menjadi pemalas dan tidak sesukses orang-orang dunia yang memang giat bekerja. Mereka mengharapkan Tuhan memberi mereka makan secara ajaib tanpa perlu kerja keras. Ini penafsiran yang keliru ! Bila disimak dengan teliti maka hal yang ingin ditekankan oleh Tuhan YESUS, adalah hal jangan kuatir, seperti halnya burung yang tidak pernah kuatir akan makanannya, namun hari lepas hari mereka bekerja mencari makanan mereka dan mereka mendapatkannya. Kita perlu merenungkan apa yang dikatakan oleh Stephen Leacock berikut ini, “Saya sangat percaya pada keberuntungan, dan saya melihat, semakin keras saya bekerja semakin banyak keberuntungan yang saya peroleh.”
Saya petik salah satu syair lagu dari Iwan Fals: Jangan termangu saja/Jangan mendekap harapan yang panjang/Cepat bangunlah jiwa yang tidur/ Karena tergempur oleh hidup yang keras/Ini hari tetap berlanjut tak boleh kusut/Banyak yang bisa dikerjakan/Atau percuma seperti janjinya/Bekerja lah bekerja terus bekerja/Karena kita masih ada tenaga/Hidup menjalani semuanya/Jangan rugikan orang lain/Mari kita terus bekerja.
Terlebih bagi kita orang percaya tetaplah mengerjakan pekerjaan sebagai sumber berkat yang akan kita dapatkan dari Tuhan. Kerjakanlah keselamatanmu, bekerjalah jangan malas dan belajar dari semut. Kalau Bapa di sorga tetap bekerja dan AnakNya demikian juga kita anak-anakNya. Sehingga Tuhan tetap memberkati kita. Amin. (EM).

Jamita Evangelium Minggu ROGATE (Martangiang) – 5 Mei 2024

Sai Na Manjalo DO Nasa Na Mangido      (Setiap Orang Yang Meminta Akan Menerima) Matius 7: 1 - 11   a)       Huria ni Tuhanta ia Matiu...