Kamis, 14 Januari 2010

Renungan Hari Jumat, 15 Januari 2010

Allah Menyembuhkan UmatNya
Yesaya 57: 19
"Aku akan menciptakan puji-pujian. Damai, damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat-Firman Tuhan-Aku akan menyembuhkan dia!"
Dalam masa pembuangan di Babylon itu Deutero-Yesaya dipanggil untuk menghibur bangsa Israel dan untuk memberitakan bahwa Yahwe akan menyelamatkan umat-Nya. Allah adalah yang Maha Kuasa, khalik langit dan bumi, dan Allah seluruh bumi. Bagi Deutero-Yesaya, Allah adalah satu-satunya Allah dan Pencipta langit dan bumi. Kedua konsepsi ini mau menekankan bahwa Yahwe memanglah Allah yang berkuasa untuk melepaskan bangsanya dari pembuangan itu. Di dalam menyampaikan beritanya, Nabi Deotero-Yesaya banyak memakai bahasa gambaran. Gambaran yang dipakai untuk menceritakan harapan nabi tentang bebasnya orang Israel dari kuasa Babel, di mana pembebasan yang diharapkan itu diceritakan dengan bahasa gambaran yang sama dengan cerita keluaran (exodus) dari Mesir (ayat 3-4). Lihat Yes. 41:17-20; 43:19-20; 49:10-11. Itulah sebabnya pembebasan dari kuasa Babel yang dinubuatkan oleh Deotero Yesaya itu disebut exodus kedua. Dengan bahasa gambaran itu Nabi Deotero-Yesaya hendak menyampaikan berita kepada umat Israel yang tertawan, bahwa Tuhan tetap berkarya meskipun bangsa Israel ada di pembuangan. Tuhan sajalah yang dapat dan harus dipercaya. Israel tidak boleh percaya kepada para dewa Babel. Sebagimana dahulu Tuhan telah menolong Israel, demikian juga pada zaman pembuangan itu Tuhan akan menolong Israel.
Bagi Deutero-Yesaya, Allah adalah satu-satunya Allah dan pencipta langit dan bumi. Kedua konsepsi ini mau menekankan bahwa Yahwe memanglah Allah yang berkuasa untuk melepaskan bangsanya dari pembuangan itu. Deutero-Yesaya Mengenal Yahwe sebagai Sang Kudus Israel, walaupun dia bersifat universalistis. Allah mau menyelamatkan bangsa-Nya dari pembungan di Babylon, tetapi juga Dia mau memakai bangsa itu sebagai terang bagi bansa-bangsa lain. Dengan kata lain keselamatan dari Allah itu bukan hanya untuk bangsa Israel saja, tetapi untuk semua bangsa di seluruh dunia. Kita dingatkan bahwa Allah adalah satu-satunya Allah dan pencipta langit dan bumi. Pernyataan ini perlu kita ingat, karena pengenalan kita akan Allah akan menentukan bagaimana kita hidup di dunia ini. Allah adalah Allah yang peduli akan setiap penderitaan umat-Nya. Ia berkuasa untuk melepaskan umat-Nya dari segala penderitaan yang mungkin hampir saja membuat umat-Nya hilang pengharapan bahkan mungkin sampai “memepertanyakan akan keberadaan Tuhan” di tengah-tengah penderitaan tersebut, atau bahkan berbalik kepada allah-allah lain.
Keselamatan yang telah Allah anugerahkan kepada kita, bukan untuk kita nikmati sendiri saja, tetapi Tuhan mau agar kita membagikan berita keselamatan itu kepada semua orang. Sehingga hidup kita menjadi terang dan berkat bagi orang lain. Dari pribadi Nabi Deutero-Yesaya, kita dapat belajar bahwa sebagai hamba-hamba Tuhan, kita harus dapat memberikan pengharapan bagi jemaat atau orang lain (non Kristen) yang dalam masa-masa kritis dalam hidupnya. Yesaya sangat menitik-beratkan ketinggian dan kebesaran Allahnya: Yahwe tidak memerintah atas seluruh semesta alam saja, tetapi juga atas seluruh bangsa. Nabi ini ingin menghibur bangsa Israel yang telah berada dalam pembuangan dan dia memberitakan bahwa jaman keselamatan sedang datang. Maka dari pada itu, kebesaran Allah yang telah diperlihatkan tersebut serta karya keselamatan yang telah diberikan-Nya, hendaknya menjadi suatu penghiburan bagi kita yang masih hidup di dunia ini, serta terus bersaksi tentang karya keselamatan Allah tersebut kepada semua orang dengan kita menjadi terang dan berkat bagi orang lain.
Manusia dipanggil pada kegembiraan, namun demikian setiap hari mereka mengalami banyak bentuk penderitaan dan kesakitan. Karena itu Tuhan dalam janji keselamatan mewartakan kegembiraan sepenuh hati yang datang dari pembebasan dan penderitaan. Dari aneka bentuk penderitaan yang hadir dalam sejarah manusia, selalu ada keinginan terdalam untuk bebas dari yang jahat. Semua orang yang memiliki keinginan untuk mengalami penyembuhan mengandaikan menerima kehendak Allah bila bentuk doa penuh kepercayaan disampaikan kepada Allah.
Umat percaya dipanggil Tuhan untuk berperan serta melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah yang menyelamatkan bagi setiap orang yang menderita. Jadi umat yang percaya tidak perlu menghakimi setiap orang yang sedang menderita, miskin, sakit dan cacat fisik atau mental dengan teologi “kejatuhan” dan “keberdosaan” manusia. Sebab penerapan teologi tersebut justru sering menghambat peran umat percaya untuk melakukan karya Allah yang menyelamatkan dan memulihkan yang sedang sakit atau mengalami malapetaka.
Dari sudut institusi gereja kita adalah umat percaya yang telah ditebus oleh Kristus sehingga kita berhak menyandang gelar sebagai anak-anak Allah. Tetapi dari sudut realita, kehidupan kita ternyata masih berbuahkan kegelapan. Kita tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah yang menyelamatkan dan memulihkan orang-orang di sekitar kita apabila kehidupan kita ditandai oleh sikap yang ambivalen atau kepribadian yang serba paradoks. Dengan perkataan lain, pekerjaan-pekerjaan Allah hanya akan efektif apabila kehidupan kita ditandai oleh integritas diri, yaitu segala hal yang kita ucapkan senantiasa sesuai dengan apa yang kita lakukan. Juga segala hal yang kita yakini dan imani senantiasa sesuai dengan segala hal yang kita perbuat dalam kehidupan sehari-hari.
Apakah saudara melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah karena dilandasi oleh kasih sebagai cermin dari anak-anak terang; ataukah kita melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah karena sekedar dorongan untuk menutupi hal-hal yang buruk dan tingkah laku yang tidak berkenan kepada Allah? Kita semua dipanggil untuk menjadi anak-anak terang, karena Kristus Juru-selamat kita adalah Terang Dunia. Karena itu marilah kita makin teguh dan setia untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan Allah sebagai anak-anak terang. Amin.


Jamita Evangelium Minggu ROGATE (Martangiang) – 5 Mei 2024

Sai Na Manjalo DO Nasa Na Mangido      (Setiap Orang Yang Meminta Akan Menerima) Matius 7: 1 - 11   a)       Huria ni Tuhanta ia Matiu...