Tuhan Mengingat Kita
Mazmur 103 : 8 – 18
Mazmur 103 : 8 – 18
Seringkali kita terlalu fokus kepada beban dan masalah sehingga kita lupa seperti apa kebaikan Tuhan itu. Kita lupa bahwa jika hari ini kita masih diberi kesempatan untuk menjalani hari, masih bernafas, masih punya kekuatan untuk melakukan sesuatu, itu pun tidak kurang merupakan berkat Tuhan. Kita lupa jika pagi yang cerah menyambut kita, matahari bersinar, awan-awan putih menambah warna langit biru cerah, ayam berkokok, burung-burung berkicau, itu pun berkat Tuhan. Bunga bermekaran, secangkir teh atau kopi panas, semua itu pun berkat Tuhan. Tapi kita seringkali mengabaikan hal ini dan lebih cenderung untuk memperhatikan berbagai masalah yang harus kita hadapi setiap hari. Tidak salah untuk berkonsentrasi pada tugas atau pekerjaan, tapi jangan sampai semua itu merebut atau menghilangkan sukacita yang berasal dari Tuhan, yang telah Dia sediakan kepada kita setiap hari.
Masalah boleh ada, tapi kita punya Tuhan yang luar biasa besar kasih setiaNya yang sanggup membawa kita terbang mengatasi itu. Ada begitu banyak janji berkat Tuhan kepada kita. Ada begitu banyak kebaikan Tuhan yang tertulis dalam alkitab. Hari ini mari kita fokus kepada satu bagian dari Mazmur saja, Mazmur 103, karena bagian ini memuat berbagai kebaikan Tuhan yang Dia berikan kepada kita setiap hari.
• Dia mengampuni dosa kita. (ay 3)
• Dia menyembuhkan segala penyakit kita (ay 3)
• Dia menebus hidup kita dari kebinasaan (ay 4)
• Dia memahkotai kita dengan kasih setia dan rahmat (ay 4)
• Dia memuaskan hasrat/kebutuhan kita dengan kebaikan sehingga kita diperbaharui seperti masa muda rajawali (ay 5)
• Dia menjalankan keadilan dan hukum bagi anak-anakNya yang tertindas. Tuhan memerdekakan kita. (ay 6)
• Dia memperkenalkan jalan-jalanNya, rancanganNya kepada anak-anakNya. (ay 7)
• Dia begitu sabar dalam memberikan kesempatan bagi kita untuk berubah (ay 8)
• Dia penuh kasih, setinggi langit di atas bumi besar kasihnya pada 8,11).
• Dia bukanlah sosok yang mendendam dan selalu menuntut. Dia Bapa yang selalu mengerti, peduli dan pengampun. (ay 9-10,12)
• Dia sosok Bapa yang sayang anak-anakNya (ay 13)
• Kasih setiaNya berlimpah (ay 8) dan berlaku selama-lamanya, turun-temurun (ay 17)
Tuhan mengenal betul karakter kita manusia, ciptaanNya yang lemah dan terbatas. Kita ini hanyalah debu (ay 14), masa hidup kita singkat (15-16). "Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu, bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya.". Bagi kita semua yang berpegang pada perjanjianNya, dan mau melakukan perintahNya, Tuhan sudah menegakkan tahtaNya di surga, kerajaanNya berkuasa atas segala-galanya. (ay 18-19). Artinya tidak ada masalah sama sekali bagi Tuhan untuk mencurahkan rahmatNya dikala kita mengalami kesulitan, karena Dia berkuasa atas segalanya, untuk selamanya.
Mengucap syukur dan berdoa bagi orang lain, itulah yang diharapkan dari kita semua. Kita selayaknya bersyukur ketika mendengar saudara-saudari kita hidup dalam kasih satu sama lain, sebagai perwujudan imannya kepada Tuhan. Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk saling bersyukur dan berdoa satu sama lain. Sikap bersyukur dan berdoa hendaknya juga menjadi awal setiap perjumpaan kita dengan orang lain sebagai bukti bahwa kita sungguh beriman. Kebiasaan saling bersyukur dan berdoa ini kiranya selayaknya sedini mungkin ditanamkan pada anak-anak di dalam keluarga dan tentu dengan teladan dari orangtua atau bapak-ibu. Amin (EM).
Masalah boleh ada, tapi kita punya Tuhan yang luar biasa besar kasih setiaNya yang sanggup membawa kita terbang mengatasi itu. Ada begitu banyak janji berkat Tuhan kepada kita. Ada begitu banyak kebaikan Tuhan yang tertulis dalam alkitab. Hari ini mari kita fokus kepada satu bagian dari Mazmur saja, Mazmur 103, karena bagian ini memuat berbagai kebaikan Tuhan yang Dia berikan kepada kita setiap hari.
• Dia mengampuni dosa kita. (ay 3)
• Dia menyembuhkan segala penyakit kita (ay 3)
• Dia menebus hidup kita dari kebinasaan (ay 4)
• Dia memahkotai kita dengan kasih setia dan rahmat (ay 4)
• Dia memuaskan hasrat/kebutuhan kita dengan kebaikan sehingga kita diperbaharui seperti masa muda rajawali (ay 5)
• Dia menjalankan keadilan dan hukum bagi anak-anakNya yang tertindas. Tuhan memerdekakan kita. (ay 6)
• Dia memperkenalkan jalan-jalanNya, rancanganNya kepada anak-anakNya. (ay 7)
• Dia begitu sabar dalam memberikan kesempatan bagi kita untuk berubah (ay 8)
• Dia penuh kasih, setinggi langit di atas bumi besar kasihnya pada 8,11).
• Dia bukanlah sosok yang mendendam dan selalu menuntut. Dia Bapa yang selalu mengerti, peduli dan pengampun. (ay 9-10,12)
• Dia sosok Bapa yang sayang anak-anakNya (ay 13)
• Kasih setiaNya berlimpah (ay 8) dan berlaku selama-lamanya, turun-temurun (ay 17)
Tuhan mengenal betul karakter kita manusia, ciptaanNya yang lemah dan terbatas. Kita ini hanyalah debu (ay 14), masa hidup kita singkat (15-16). "Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu, bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya.". Bagi kita semua yang berpegang pada perjanjianNya, dan mau melakukan perintahNya, Tuhan sudah menegakkan tahtaNya di surga, kerajaanNya berkuasa atas segala-galanya. (ay 18-19). Artinya tidak ada masalah sama sekali bagi Tuhan untuk mencurahkan rahmatNya dikala kita mengalami kesulitan, karena Dia berkuasa atas segalanya, untuk selamanya.
Mengucap syukur dan berdoa bagi orang lain, itulah yang diharapkan dari kita semua. Kita selayaknya bersyukur ketika mendengar saudara-saudari kita hidup dalam kasih satu sama lain, sebagai perwujudan imannya kepada Tuhan. Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk saling bersyukur dan berdoa satu sama lain. Sikap bersyukur dan berdoa hendaknya juga menjadi awal setiap perjumpaan kita dengan orang lain sebagai bukti bahwa kita sungguh beriman. Kebiasaan saling bersyukur dan berdoa ini kiranya selayaknya sedini mungkin ditanamkan pada anak-anak di dalam keluarga dan tentu dengan teladan dari orangtua atau bapak-ibu. Amin (EM).