Senin, 25 Januari 2010

Renungan Epistel Minggu III Setelah Epiphanias, 24 Januari 2010

Rumah Di Atas Batu
Matius 7 : 24-27
Akhir zaman ini orang yang mau menjadi pendengar sudah sangat jarang ditemui. Kebanyakan adalah orang yang perkataannya ingin didengar. Tidak heran banyak orang yang membuat situs berbentuk “forum” dimana setiap orang boleh menyampaikan pendapatnya untuk didengarkan oleh orang lain. Bagaimana caranya Yesus tahu saudara dan saya adalah pelaku Firman ! caranya adalah dengan Tuhan mendatangkan hujan, banjir dan angin di dalam hidup kita. Ini jadi test bagi kita supaya keluar testimony.(Luk 6:46-49)Ada 3 macam ujian :1. Hujan ? Hujan didalam Alkitab selalu berbicara tentang berkat yang dicurahkan, datangnya dari atas, ini berbicara bahwa Allah sangup memberkati kita dengan segala kekayaan-Nya, tetapi jika kita tidak dapat mengelolahnya dengan baik maka kekayaan itu akan menjadi bumerang yang menyerang kita atau menjerat hati kita untuk terpikat padanya melebihi Tuhan. Cara mengatasinya : mengutamakan sumber berkatnya bukan berkatnya.2. Banjir ? Berbicara mengenai tantangan yang datang dari diri kita sendiri. Ini adalah hal-hal yang datangnya secara tiba–tiba tetapi bila diselidiki ternyata penyebabnya adalah kesalahan sendiri yang dibuat sedikit demi sedikit tanpa dibereskan dengan Tuhan.3. Angin ? angin bertiup kemana ia mau dan sifatnya selalu berubah-ubah. Ini bicara tentang tantangan yang datang dari luar, misalnya: Teman, saudara, tetangga,dll yang dapat menyebabkan kita berubah pikiran untuk mempercayai setiap janji Firman Tuhan. bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong (Yakobus 2:20), bahkan berarti mati. (ay 26).
Adalah baik untuk rajin membaca firman Tuhan, tapi jauh lebih baik lagi jika kita mau melakukannya. Menjadi pelaku firman akan membuat iman kita hidup dan mengalami Tuhan dalam setiap langkah kita. Ini penting. Karena kita tidak tahu bagaimana kondisi yang akan kita hadapi dalam setahun ke depan. Dunia semakin sulit, hidup semakin sulit. Tahun ini dibuka dengan sebuah keraguan akan perbaikan ekonomi, bukan saja di negara kita tapi juga dunia. Yesus tidak berhenti pada perkataan "mendengar", tapi melanjutkan kalimat dengan "melakukannya". Inilah yang akan membuat kita kokoh, kuat, tegar dan mampu bertahan menghadapi badai kesulitan yang menghadang di depan. Kita tidak perlu takut akan masa depan, karena bagi orang yang mendengar dan melakukan selalu ada penyertaan Tuhan. Di dalam Kristus selalu ada pengharapan, pertolongan dan keselamatan. Janji Tuhan ini tidak tergantung dari besar kecilnya masalah yang menimpa anda dan saya, tidak tergantung dari tingkat kesulitan yang di hadapi. Tidak ada hal yang mustahil bagi Tuhan, dan Dia sanggup mengangkat kita tinggi-tinggi melewati kesulitan ekonomi dan kesulitan lainnya yang sedang menimpa dunia. Jangan berhenti hanya pada target untuk lebih rajin lagi membaca Alkitab, tapi miliki tekad untuk melakukan firman Tuhan.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...