Rabu, 27 Januari 2010

Renungan Hari Kamis, 28 Januari 2010

Menerima Injil Kristus
Galatia 1: 12
"Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus."
Orang-orang Galatia adalah sebuah suku bangsa Keltik yang masa itu tinggal di Asia Kecil. Setelah Injil tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Tuhan menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah daerah di Anatolia Pusat di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Tuhan, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi. Surat ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Tuhan, bukan dari manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali kepada orang bukan Yahudi (1-2).
Setelah itu Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Tuhan menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Tuhan (3-4). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (5-6), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen. Jemaat di Galatia ditegur dengan keras oleh Rasul Paulus sebab mereka terpesona oleh pengajaran-pengajaran lain di luar Injil KRISTUS. Pengajaran-pengajaran tersebut menyimpang dari kebenaran Injil yang seharusnya menekankan tentang kematian YESUS di atas kayu salib, kebangkitan-NYA dan kenaikan-NYA ke Surga.
Seperti yang terjadi pada jemaat di Galatia, masa-masa ini juga banyak gereja yang tidak mengajarkan Injil secara murni dengan menambahkan pengajaran lain di luar Firman ALLAH. Mengapa hal ini sering terjadi? Karena banyak pendeta yang tidak mengenal siapa TUHAN YESUS yang sebenarnya, sehingga mereka berusaha memasukkan hal-hal yang sensasional untuk menarik jemaat. Seperti Paulus yang sudah terbuka mata hatinya untuk mengerti bahwa pengorbanan YESUS sungguh sangat-sangat berharga bagi orang percaya, kita seharusnya selalu waspada akan ajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman ALLAH. Ajaran-ajaran lain tersebut menggunakan Alkitab dalam pemberitaannya dan diajarkan di dalam gereja, tetapi tidak menekankan kematian, kebangkitan, kenaikan YESUS ke Sorga dan akan kembali untuk yang kedua menjemput Gereja-NYA. Setiap pengajaran Firman, jika sudah mengarah pada penyangkalan kebenaran bahwa TUHAN YESUS adalah satu-satunya Penebus yang dapat menyelamatkan manusia, berarti akan membawa kita dalam kesesatan.
Sebagai Gereja TUHAN, kita harus waspada dan berhati-hati dalam menerima hal-hal semacam itu. Mungkin secara manusia apa yang diberikan pendeta sangat menarik dan enak untuk didengar, tetapi belum tentu semua itu benar dan sesuai dengan Firman ALLAH. Jika seorang pendeta benar-benar mengenal siapa TUHAN YESUS, dia tidak akan sembarangan dalam memberitakan Firman-NYA. Dia tidak akan mengurangi atau menambah kebenaran Firman TUHAN dengan motivasi apapun. Yang dilakukan oleh pendeta yang takut akan TUHAN adalah menjunjung tinggi TUHAN YESUS sebagai Kepala Gereja, sehingga pengajaran yang disampaikan juga bersifat YESUS-sentris (berpusat kepada TUHAN YESUS).


Jamita Evangelium Minggu ROGATE (Martangiang) – 5 Mei 2024

Sai Na Manjalo DO Nasa Na Mangido      (Setiap Orang Yang Meminta Akan Menerima) Matius 7: 1 - 11   a)       Huria ni Tuhanta ia Matiu...