Selasa, 12 Januari 2010

Renungan Hari Rabu, 13 Januari 2010

Berada Dalam Rumah Bapa
Lukas 2 : 49
Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku ? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku ?”
Tempat tinggal merupakan sarana persekutuan. Allah memerintahkan umat-Nya mendirikan rumah bagi-Nya agar Ia dapat bersekutu dengan manusia. Allah membenci segala sesuatu yang menjauhkan Dia dari manusia. Sebab itulah Ia membenci dosa yang menjadi pemisah antara Allah dengan manusia. Tabir yang memisahkan antara ruang mahasuci dengan ruang suci merupakan bukti bahwa dosa menjadi pemisah. Tetapi setelah kematian Yesus, tangan Allah merobek tirai ini. Allah membenci tirai yang menyebabkan Ia tidak dapat bersekutu bebas dengan manusia.
Marilah kita menyadari bahwa kerinduan Allah begitu besar untuk bersekutu dengan manusia. Gereja adalah rumah Allah. Bukan bangunannya tetapi umat Allah yang beribadah di dalamnya. Dan Allah rindu untuk bersekutu dengan umat-Nya.
Hidup memang tidaklah mudah. Tapi ingatlah bahwa apa yang kita alami di dunia ini hanyalah sementara sifatnya. Petrus mengingatkan bahwa di dunia ini kita hanyalah pendatang atau perantau. Kita harus berjuang melawan keinginan-keinginan daging agar mampu hidup dalam kekudusan dalam tempat perantauan sementara ini (1 Petrus 2:11). Kalau begitu, dimana kewargaan kita yang sesungguhnya? Bagi orang percaya yang menerima Yesus sebagai juru selamat, kita adalah warga surga. "Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat" (Filipi 3:20). Di surga tidak ada pembatasan. Bagi setiap kita yang memegang perintah Kristus dan melakukannya, maka mereka akan dikasihi Tuhan dan juga oleh Kristus sendiri. (Yohanes 14:21), dan untuk kita ada tempat yang disediakan di surga. "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu.
Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." (ay 2-4). Lihatlah apa yang dikatakan Yesus, bahwa di rumah Bapa ada banyak tempat tinggal yang sudah disediakan bagi orang percaya. Sebuah tempat indah dimana tidak lagi ada air mata. Sebuah tempat penuh damai sukacita. Sebuah tempat nyata dimana Yesus kini berada. "Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga" (Ibrani 8:1). Disana Yesus telah menyediakan tempat bagi siapapun yang percaya padaNya, yang memegang teguh dan melakukan semua yang Dia firmankan. Tidak ada kuota maksimum, tidak ada pembatasan jumlah, siapapun diundang untuk masuk ke dalam rumah Bapa. Bahkan Yesus pun terus mengetuk pintu hati manusia untuk diselamatkan, agar manusia pun bisa diselamatkan dan masuk ke dalam tempat yang telah Dia sediakan. Bukankah hal ini sangat indah?
Hendaknya di dalam keluarga juga terjadi kegiatan pembinaan iman anggota keluarga, entah dengan doa atau ibadat maupun cara hidup dan cara bertindak. Doa bersama setiap hari di dalam keluarga, entah doa pagi atau doa malam, akan sangat mendukung kehidupan iman anggota keluarga. Karena rumah bagaikan tempat ibadat, maka semua anggota keluarga bagaikan sedang beribadat, sarana-prasarana hidup berkeluarga dirawat bagaikan merawat sarana-prasarana ibadat, dst.. Tempat kerja hendaknya juga disikapi bagaikan tempat ibadat, sehingga bekerja bagaikan sedang beribadat, rekan kerja bagaikan rekan ibadat, perawatan sarana-prasarana kerja bagaikan perawatan sarana-prasarana ibadat, sikap mental semua orang bagaikan sikap mental sedang beribadat. Tidak ada makhluk yang paling bahagia kecuali manusia, sebab ia dapat bersekutu dengan Allah Maha-Kuasa. Baiklah kita setiap hari menikmati persekutuan yang intim dengan Allah kita.Amin


Jamita Evangelium Minggu ROGATE (Martangiang) – 5 Mei 2024

Sai Na Manjalo DO Nasa Na Mangido      (Setiap Orang Yang Meminta Akan Menerima) Matius 7: 1 - 11   a)       Huria ni Tuhanta ia Matiu...