Berbeda tapi satu
Galatia 3 : 28
Galatia 3 : 28
"Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus."
Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku atau kitab sutasoma karangan Mpu Tantular / Empu Tantular. Secara mendalam Bhineka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama.
Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang negara Republik Indonesia yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
semua manusia sama, di mata TUHAN, dalam hal? Yohanes 2:25 dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia. ayat-ayat pelajaran: 1Sam 16:7; 1Chr 28:9; Ps 7:9; Ps 103:14; Jer 11:20; Jer 17:10; Jer 20:12; John 6:64; artinya di dalam hal dibandingkan dengan TUHAN, maka semua sama.tetapi di dalam hal manusia dengan manusia, maka manusia sering membandingkan dirinya sendiri dengan manusia yang lain. contoh: Kisah Para Rasul 11:26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. orang tidak percaya mengejek orang yang percaya dengan Kristen.. manusia mengotak-ngotakkan sesamanya nah pada akhirnya, orang yang percaya dan tidak percaya terjadi pemisahan secara alamiah (bahasa manusia), bahasa ROH, TUHAN mengenal milik kepunyaanNYA. Intinya yang menbedakannya adalah Rancangan TUHAN bagi setiap orang secara pribadi.
“Kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah” (Gal3:27-29). Dibaptis berarti disucikan, dibersihkan dari dosa-dosa, dipersembahkan seutuhnya kepada Tuhan. Baptisan merupakan dasar utama hidup beriman pada Yesus Kristus, maka jika penghayatan rahmat baptisan sungguh mendalam dan kuat rasanya cara hidup terpanggil berikutnya (berkeluarga, imamat, membiara) lebih baik atau lebih suci. Maka marilah kita ramai-ramai menghayati rahmat baptisan itu: menolak semua godaan setan dan hanya mengabdi Tuhan Allah saja. Ketika ada sesama kita, entah suami, isteri, imam, bruder, suster atau umat katolik pada umumnya, kurangajar atau kurang bermoral atau hidup kurang baik, marilah kita ingatkan kepada mereka ‘rahmat baptisan’ tersebut.
Tanpa cinta kasih kita mungkin bisa memiliki segala hal yang bisa membahagiakan kita, tetapi tanpa rasa cinta, maka kekosonganlah yang kita hadapi dan kitapun bingung karena tidak mengetahui kesalahan kita. Tanpa hati yang penuh gembira, kita bisa mendapatkan banyak harta kekayaan yang kita inginkan, tetapi tanpa kegembiraan kita tidak bisa merasakan kebahagiaan. Janganlah kita mengkhayal bahwa menjadi mandiri dengan memisahkan diri kita dari yang lainnya akan memberikan kekuatan kepada kita. Pemisahan, keterasingan dan putusnya hubungan dari seluruh Ciptaan Tuhan akan memunculkan perasaan kita tertekan, kesepian, perjuangan, dan pertentangan. Janganlah tergoda untuk memuaskan ego kita, marilah kita pandang diri kita sendiri sebagai pelayan, pemilik sementara, penjaga berbagai kekayaan demi generasi berikutnya. Pikirkan kawan , kita tidak akan memiliki semua itu untuk selamanya. Marilah kita buka pertahanan-pertahanan kita dari rasa keterpisahan, agar berlimpahan datang, demikian juga dengan inspirasi dan kreativitas. Pupuklah cinta kasih di hati kita, maka rahmat akan mengalir, keceriaan bisa kembali. Kita tidak terpisah dan berjalan sendirian. Janganlah kita ditipu oleh pikiran kita. Kita semua dapat memiliki kesempatan yang sama. Kita semua dapat memiliki pengharapan.
Untuk mengusahakan hidup bersama yang bahagia dan sejahtera hendaknya pertama-tama dan terutama ramai-ramai dihayati apa-apa yang sama di antara kita, sehingga apa yang berbeda akan fungsional untuk hidup bersama, tidak mengganggu atau menjadi hambatan. Sebaliknya ketika kita terlalu membesar-besarkan perbedaan yang ada maka hidup bersama ini ada kemungkinan tumbuh berkembang bagaikan ‘neraka di dunia’ yang sarat dengan duka dan derita. Sebagai manusia kita hendaknya memiliki cara bertindak yang manusiawi, sebagai yang beriman hendaknya kita memiliki cara bertindak yang menunjukkan bahwa Allah hidup dalam diri kita, sebagai warganegara hendaknya berusaha seoptimal mungkin menghayati aneka tatanan hidup bersama yang berlaku. Amin
Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku atau kitab sutasoma karangan Mpu Tantular / Empu Tantular. Secara mendalam Bhineka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama.
Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang negara Republik Indonesia yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
semua manusia sama, di mata TUHAN, dalam hal? Yohanes 2:25 dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia. ayat-ayat pelajaran: 1Sam 16:7; 1Chr 28:9; Ps 7:9; Ps 103:14; Jer 11:20; Jer 17:10; Jer 20:12; John 6:64; artinya di dalam hal dibandingkan dengan TUHAN, maka semua sama.tetapi di dalam hal manusia dengan manusia, maka manusia sering membandingkan dirinya sendiri dengan manusia yang lain. contoh: Kisah Para Rasul 11:26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. orang tidak percaya mengejek orang yang percaya dengan Kristen.. manusia mengotak-ngotakkan sesamanya nah pada akhirnya, orang yang percaya dan tidak percaya terjadi pemisahan secara alamiah (bahasa manusia), bahasa ROH, TUHAN mengenal milik kepunyaanNYA. Intinya yang menbedakannya adalah Rancangan TUHAN bagi setiap orang secara pribadi.
“Kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah” (Gal3:27-29). Dibaptis berarti disucikan, dibersihkan dari dosa-dosa, dipersembahkan seutuhnya kepada Tuhan. Baptisan merupakan dasar utama hidup beriman pada Yesus Kristus, maka jika penghayatan rahmat baptisan sungguh mendalam dan kuat rasanya cara hidup terpanggil berikutnya (berkeluarga, imamat, membiara) lebih baik atau lebih suci. Maka marilah kita ramai-ramai menghayati rahmat baptisan itu: menolak semua godaan setan dan hanya mengabdi Tuhan Allah saja. Ketika ada sesama kita, entah suami, isteri, imam, bruder, suster atau umat katolik pada umumnya, kurangajar atau kurang bermoral atau hidup kurang baik, marilah kita ingatkan kepada mereka ‘rahmat baptisan’ tersebut.
Tanpa cinta kasih kita mungkin bisa memiliki segala hal yang bisa membahagiakan kita, tetapi tanpa rasa cinta, maka kekosonganlah yang kita hadapi dan kitapun bingung karena tidak mengetahui kesalahan kita. Tanpa hati yang penuh gembira, kita bisa mendapatkan banyak harta kekayaan yang kita inginkan, tetapi tanpa kegembiraan kita tidak bisa merasakan kebahagiaan. Janganlah kita mengkhayal bahwa menjadi mandiri dengan memisahkan diri kita dari yang lainnya akan memberikan kekuatan kepada kita. Pemisahan, keterasingan dan putusnya hubungan dari seluruh Ciptaan Tuhan akan memunculkan perasaan kita tertekan, kesepian, perjuangan, dan pertentangan. Janganlah tergoda untuk memuaskan ego kita, marilah kita pandang diri kita sendiri sebagai pelayan, pemilik sementara, penjaga berbagai kekayaan demi generasi berikutnya. Pikirkan kawan , kita tidak akan memiliki semua itu untuk selamanya. Marilah kita buka pertahanan-pertahanan kita dari rasa keterpisahan, agar berlimpahan datang, demikian juga dengan inspirasi dan kreativitas. Pupuklah cinta kasih di hati kita, maka rahmat akan mengalir, keceriaan bisa kembali. Kita tidak terpisah dan berjalan sendirian. Janganlah kita ditipu oleh pikiran kita. Kita semua dapat memiliki kesempatan yang sama. Kita semua dapat memiliki pengharapan.
Untuk mengusahakan hidup bersama yang bahagia dan sejahtera hendaknya pertama-tama dan terutama ramai-ramai dihayati apa-apa yang sama di antara kita, sehingga apa yang berbeda akan fungsional untuk hidup bersama, tidak mengganggu atau menjadi hambatan. Sebaliknya ketika kita terlalu membesar-besarkan perbedaan yang ada maka hidup bersama ini ada kemungkinan tumbuh berkembang bagaikan ‘neraka di dunia’ yang sarat dengan duka dan derita. Sebagai manusia kita hendaknya memiliki cara bertindak yang manusiawi, sebagai yang beriman hendaknya kita memiliki cara bertindak yang menunjukkan bahwa Allah hidup dalam diri kita, sebagai warganegara hendaknya berusaha seoptimal mungkin menghayati aneka tatanan hidup bersama yang berlaku. Amin