Selasa, 26 Oktober 2010

Renungan Minggu, XXI Setelah Trinitatis, 24 Oktober 2010

Melakukan Kebaikan
2 Timotius 3 : 1 – 7
Alkitab mencatat jasa seorang ibu bernama Eunike. Ia adalah ibu dari pemimpin muda gereja, Timotius. Eunike dan Lois (nenek Timotius) adalah orang Yahudi yang taat mengajarkan firman Tuhan sejak Timotius kecil (1 Timotius 1:5; 2 Timotius 3:15). Menurut NIV Life Application, Timotius bertobat bukan karena khotbah seorang penginjil, tetapi karena peran ibu dan neneknya yang mengajarkan firman Tuhan sejak kecil. Ketika Timotius dipercaya memimpin jemaat, Paulus memperingatkannya tentang dunia yang makin jahat (ayat 9-15). Namun, Paulus juga menasihatinya agar selalu berpegang pada kebenaran yang diajarkan ibunya sedari kecil (ayat 15). Dengan itu, Timotius akan mampu untuk terus setia.
Dunia tidak bertambah baik. Namun, jika anak-anak sudah dididik sejak kecil dalam Tuhan, kita tak perlu khawatir. Ajak mereka rajin membaca Alkitab, berdoa, dan terutama tuntun mereka untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi mereka
Apa ukuran kebaikan itu? Biasanya, yang disebut kebaikan adalah melakukan hukum atau peraturan-peraturan yang disepakati, dipercayai dan disetujui bersama. Bila demikian, berarti kebaikan itu bisa relatif, artinya sesuai dengan konsep hukum yang disetujui dan diakui sebagai hukum yang baik. Suatu komunitas bisa mengatakan bahwa suatu tindakan itu buruk atau salah, tetapi komunitas lain bisa berkata tidak, tergantung pada konsep mereka masing-masing mengenai kebaikan itu.
Jadi kebaikan tergantung pada subjeknya, bersifat sangat subjektif. Dalam hal ini sebagai anak TUHAN kita tidak bisa mengukur orang lain dengan ukuran kita, yaitu hukum kasih yang sempurna yang TUHAN kehendaki untuk kita lakukan; sebab kebaikan mutlak itu hanya bisa dilakukan oleh orang percaya yang menerima karunia kuasa untuk hidup sebagai anak-anak ALLAH.
Akibat kejatuhan ke dalam dosa ini juga dapat dikatakan sebagai kerusakan. Artinya, manusia tidak mampu melakukan kehendak TUHAN yang ideal, sebab mereka tidak tahu apa kehendak TUHAN ang ideal itu. Setelah kita menerima anugerah keselamatan melalui TUHAN Yesus lah kita dipulihkan, sehingga kita disanggupkan untuk menerima perintah TUHAN Yesus, bahwa kita harus sempurna,
sebab BAPA kita di Surgaadalah sempurna (Mat. 5:48). Itulah kebaikan mutlak yang harus dikejar oleh setiap umat Perjanjian Baru, yaitu melakukan kehendak TUHAN: apa yang baik, yang berkenan kepada ALLAH, dan yang sempurna (Rm. 12:2).
Saat masa lalu kita hanya bisa sesali dosa-dosa, maka kita perlu mengatur langkah sebaik-baiknya agar tak tergelincir lagi. Kita luruskan yang bengkok, dan kita kejar yang luput. Selagi ada kesempatan, selagi masih ada umur.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...