Yesus Pengantara Kita
1 Timotius 2 : 5 – 6a
Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia
Pengantara merupakan suatu istilah yang sangat erat hubungannya dalam bidang industri modern dan dalam negosiasi internasional. Setiap peristiwa yang membutuhkan jasa pengantara mempunyai satu kemiripan. Bila ada dua belah pihak yang tidak berhasil mencapai suatu kesepakatan untuk melanjutkan diskusi, lalu salah satu dari mereka meninggalkan ruangan. Maka diperlukanlah pengantara untuk mendamaikan kembali kedua belah pihak. Seorang pengantara, sesuai dengan nama yang diberikan (dalam bahasa Yunani kata yang dipakai untuk pengantara adalah "mesites"), secara harafiah berarti orang penengah. Dia berhubungan dengan dua belah pihak, dia menaruh simpati terhadap kedua belah pihak, dan kedua belah pihak mempercayainya. Dia merupakan seorang yang membawa keadilan, damai dan maksud baik. Tugasnya adalah mewakili kedua belah pihak dan berusaha mencari jalan untuk memperbaiki hubungan kedua belah pihak.
Dia datang ke dunia ini seperti yang telah dikatakan sebanyak 30 kali dalam Injil Yohanes, karena Dia diutus. Dia telah dipilih dari kekekalan untuk menjalankan misi ini (1 Petrus 1:20). "Allah Bapa mengirimkan Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia ini" (1Yoh. 4:14). Bapa telah "memilih…melalui Dia", yaitu mereka yang dipilih diselamatkan melalui karya-Nya; melalui persekutuan dengan pribadi-Nya, satu umat besar yang terdiri dari manusia berdosa (Ef. 1:4); dan hal ini "diberikan" kepada-Nya, yakni Dia harus menjalankan tugas untuk membawa mereka kepada Allah dan kepada kemuliaan (Yoh. 6:37, 39; 17:2, 6, 9, 24; bd. Ibr. 2:13; Yoh. 10:14-16, 27-29; 11:52). Di dalam pengertian yang lain, Dia telah "diberikan" kepada mereka "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh. 3:16).
Keturunan Adam telah terhilang dari hadapan Tuhan karena dosa mereka sendiri. Anak Tuhan datang ke dunia untuk membagikan sukacita persekutuan yang indah antara Kristus dengan Bapa. Dia datang untuk mencari kita sehingga Dia dapat membawa kita ke tempat-Nya. Dia datang untuk mengangkat kita sebagai saudara-Nya sendiri dan membuat kita sebagai anak-anak Tuhan, sehingga kita mendapat bagian dalam kemuliaan Anak. Selanjutnya, Kristus terus berkarya di dalam diri mereka melalui Roh-Nya untuk menjadikan mereka semakin serupa dengan Dia dan membuang semua akar-akar dosa mereka (Kol. 3:10), dan nanti, apabila tugas tersebut telah selesai, Dia akan membawa mereka ke Yerusalem yang baru (Wahyu 21:2), di mana tidak ada lagi sesuatu yang najis (Wahyu 21:27), di sana mereka menikmati Tuhan sebagai Tuhan dan Bapa mereka sendiri (Wahyu 21:3, 7; 22:4) untuk selamanya.
Yesus tidak berdosa, namun Dia menjadi penanggung dosa kita. Dia menyucikan kita dari kenajisan dosa sepenuhnya. Melalui darah dari salib, Yesus menyingkirkan rintangan yang menyebabkan pemisahan antara Allah dan manusia dan memulihkan persekutuan kita dengan Allah.
Walaupun Yesus itu kudus dan tanpa salah, namun Dia turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Kerana itu kita dapat dengan penuh keberanian menghampiri takhta Allah kerana di sana Juruselamat kita sedia untuk membela kita. Kita dapat menghampiri takhta kasih kurnia Allah dan menerima rahmat dari Allah melalui pengantaraan Yesus. Juruselamat yang ajaib ini tidak akan menghukum kita. Dia mengasihi kita. Dia telah mati bagi kita supaya kita dapat sekali lagi menjadi waris rahmat Allah. Yesuslah pengantara kita, antara kita dan Allah. Inilah yang dinyatakan di dalam surat 1 Timotius 2:5-6, Kerana Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, iaitu manusia Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia.