Selasa, 05 Oktober 2010

Renungan Hari Jumat , tgl. 1 Oktober 2010

Pakaian Laki-laki Dan Perempuan
Ulangan 22 : 5
Seorang perempuan janganlah memakai pakaian laki-laki dan seorang laki-laki janganlah mengenakan pakaian perempuan, sebab setiap orang yang melakukan hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu.
Adapun sehubungan dengan perkembangan mode, jangan kita tolak sebagai sesuatu yang mesti buruknya. Sebab siapa tahu perkembangan mode itu justru merupakan perbaikan? Misal; dulu model rok panjang, sekarang modelnya rok mini; nah, yang demikian ini yang nggak boleh kita ikuti. Ini perkembangan mode yang merusak. Tapi jika mode itu celana panjang, yang semakin menutup rapat aurat perempuan, seperti bagian kaki, ini ‘ kan suatu perkembangan yang positif? Mengapa harus kita tolak jika lebih sempurna dari pada rok panjang?
                    Pakaian membentuk citra diri, dan mempengaruhi kejiwaan bahkan merubah perilaku. Conttoh praktis, berikan pakaian tentara ke anak Anda, apa yang terjadi? Dia mungkin mulai mencari pistol-pistolan dan segera berterial ‘dor !.. dor !’ sambil mengarahkan pistolnya ke adik, kakak atau orang lainnya didekatnya. Bahkan mungkin dia akan mengajak main petak umpet sambil perang-perangan. 1 Samuel 2:18 Adapun Samuel menjadi pelayan di hadapan TUHAN; ia masih anak-anak, yang tubuhnya berlilitkan baju efod dari kain lenan.  
                    Setiap tahun ibunya membuatkan dia jubah kecil dan membawa jubah itu kepadanya, apabila ia bersama-sama suaminya pergi mempersembahkan korban sembelihan tahunan.  Hana, memberikan pakaian imam kepada Samuel, walaupun samuel kecil, bukanlah keturunan imam dari suku Lewi, tetapi fakta menunjukkan, bahwa akhirnya Samuel menjadi imam, sebab pakaian yang selalu dipakainya sejak kecil, membentuk citra dirinya, bahwa dia seorang imam. Pernah terjadi, seorang anak kecil, lompat dari meja, karena memakai baju Superman. Saya tidak tahu, baju karakter apa yang bapak, ibu berikan ke anak-anak untuk dipakai. Beberapa orang tumbuh menjadi banci, karena citra diri yang salah, identifikasi diri yang salah, karena sejak kecil diberi pakaian yang berlawanaan dengan jenis kelaminnya, bahwa bermain sandiwara, ludruk, tarian atau kesenian lainnya dan memerankan jenis kelamin yang berbeda. Alam jiwanya mulai mencari figur dan jati diri baru, yang ternyata alam pikiran mempengaruhi pertumbuhan hormonnya, yang menjadi tidak sesuai yang seharusnya. Bukannya tanpa alasan kalau Firman Allah mengatur soal pakaian seperti ayat-ayat diatas. Selain pakaian, mainan juga menjadi simbol dan figur untuk proses indentifikasi kejiwaan. Itulah sebabnya beberapa kalangan kharismatik yang sangat ekstrim, bahkan melarang mainan boneka dan membakarnya.
Apabila engkau menemui di jalan sarang burung di salah satu pohon atau di tanah dengan anak-anak burung atau telur-telur di dalamnya, dan induknya sedang duduk mendekap anak-anak atau telur-telur itu, maka janganlah engkau mengambil induk itu bersama-sama dengan anak-anaknya. Setidak-tidaknya induk itu haruslah kaulepaskan, tetapi anak-anaknya boleh kauambil. Maksudnya supaya baik keadaanmu dan lanjut umurmu. Apabila engkau mendirikan rumah yang baru, maka haruslah engkau memagari sotoh rumahmu, supaya jangan kaudatangkan hutang darah kepada rumahmu itu, apabila ada seorang jatuh dari atasnya. Janganlah kautaburi kebun anggurmu dengan dua jenis benih, supaya seluruh hasil benih yang kautaburkan dan hasil kebun anggurmu jangan menjadi milik tempat kudus. Dan Janganlah engkau membajak dengan lembu dan keledai bersama-sama.

Janganlah engkau memakai pakaian yang dua jenis bahannya, yakni bulu domba dan lenan bersama-sama. Haruslah engkau membuat tali yang terpilin pada keempat punca kain penutup tubuhmu."

Jamita Minggu Kantate (Endehon hamu ma di Jahowa ende na imbaru) – 28 April 2024

Ingkon Mamujimuji Jahowa do Angka na Usouso Di Ibana  ( Orang Yang Mencari Tuhan Akan Memuji NamaNya) Psalmen 22: 26 – 32     a)  ...