Roma 12 : 11
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Thomas Alfa Edison (1847-1931) pernah berkata bahwa sebuah keberhasilan dibangun dari 1% bakat dan 99% usaha yang pantang mundur (roh yang menyala-nyala). Sekarang jelas bagi kita bahwa keberhasilan bukan hanya ditentukan oleh kemampuan atau kesempatan. Jadi keberhasilan lebih ditentukan oleh roh yang menyala-nyala, sebab roh yang menyala-nyala akan menjadi pendorong yang sangat kuat untuk terus berusaha, sekalipun banyak tantangan yang harus dihadapi.
Diakhir zaman ini orang Kristen yang tidak memiliki roh yang menyala-nyala pasti akan menjadi penonton. Hanya menonton orang lain, gereja lain menuai. Pada umumnya penonton lebih banyak mengkritik daripada seorang pemain.
Orang yang memiliki semangat atau gairah untuk Tuhan, akan antusias untuk melakukan pekerjaanNya dan melayani Dia. Orang yang sedang bergairah, tidak perlu didorong dari luar, tetapi gairah itu akan menimbulkan inisiatif untuk melayani Tuhan. Gairah itu ibarat kobaran api yang menyala-nyala. Supaya gairah itu tetap ada, kita harus menjaga api itu tetap menyala-nyala. Karena ada hal-hal yang dapat memadamkan api itu dan mematikan gairah kita. Maka kita perlu memperhatikan beberapa kondisi ini yang dapat mematikan gairah kita untuk melayani.
Yang Tuhan kehendaki bagi setiap kita adalah kita harus menjadi pemain, karena hanya pemain yang akan menang, yang akan mendapat hadiah, sedangkan penonton tidak pernah akan mendapat hadiah (sharingkan). Ketika kita menemukan kondisi-kondisi ini dalam hidup kita dan mulai meredupkan api roh kita, maka kita perlu mengatasinya dan menjaga supaya gairah itu bisa tetap menyala. Kalau satu orang yang memiliki roh yang menyala-nyala saja mampu mengubah sejarah dunia ini, sekarang apabila kita semua mulai membangkitkan roh yang menyala-nyala maka sudah pasti akan memberikan dampak yang luar biasa bagi dunia ini.