Kamis, 07 Oktober 2010

Renungan Epistel Minggu, 10 Oktober 2010

Menerima Upah yang patut
1 Timotius 4 : 13 – 16
I.                    Pendahuluan
Tradisi gereja mula-mula menyaksikan bahwa setelah penahanannya di kota Roma, sebagaimana yang dicatat dalam Kisah Para Rasul 28:16, 30-31, Paulus kemudian dibebaskan (sekitar tahun 62 M). Setelah itu ia melakukan perjalanan misinya yang keempat, sampai suatu hari ia kembali mengunjungi kota Roma dan menjadi martir di sana, pada saat pemerintahan Kaisar Nero (pada tahun 68 M). Surat 1 Timotius ini ditulis oleh Paulus dalam perjalanan misinya yang keempat (kemungkinan sekitar tahun 62 hingga 64 M), saat dia berada di Makedonia (1:3). Dalam perjalanan misinya itu, ia ditemani oleh Timotius, tetapi kemudian ia merasa perlu meninggalkan Timotius di Efesus karena munculnya guru-guru palsu di sana. Paulus sendiri pernah melayani di kota Efesus selama tiga tahun (Kis. 19; 20:31), dan pada akhir perjalanan misinya yang ketiga, ia telah berbicara kepada para penatua Efesus bahwa setelah kepergiannya, akan muncul guru-guru palsu yang berpotensi menyesatkan jemaat (Kis. 20:29-30). Dan kini hal ini telah menjadi kenyataan, sehingga ia merasa perlu meninggalkan Timotius di sana untuk mengajar jemaat bagaimana menyikapi hal itu dengan benar.
Paulus menulis surat ini kepada Timotius untuk memberikan pengarahan dan dorongan yang dibutuhkan Timotius dalam melaksanakan pelayanannya. Paulus mengingatkan Timotius untuk mengajar jemaat agar jangan terpengaruh oleh ajaran-ajaran palsu yang menyesatkan. Paulus juga memberikan berbagai petunjuk tentang hal-hal yang harus ia ajarkan kepada jemaat, syarat-syarat yang berlaku dalam pemilihan seseorang menjadi penatua dan diaken jemaat. Selain itu diberikan nasihat pribadi kepada Timotius agar tidak seorang pun yang memandangnya rendah karena usianya yang masih muda (4:12), agar ia tidak mengabaikan karunia rohaninya (4:14), dan agar tidak merasa malu memberitakan Injil (2Tim. 1:8). Selain itu, ia juga memberikan nasihat praktis tentang bagaimana bersikap terhadap jemaat yang terdiri dari berbagai golongan usia; pelayanan terhadap para janda, nasihat kepada orang-orang kaya, dan sebagainya.

II.                  Keterangan
Alyssa, yang berumur 6 tahun dan baru belajar membaca, seringkali melihat orangtuanya, kakeknya, dan neneknya membaca Alkitab di pagi hari. Di suatu pagi, Alyssa bangun lebih awal dari mereka. Neneknya melihat Alyssa sedang duduk di sofa, dengan Alkitab dan buku renungan di pangkuannya. Ia ingin mengikuti teladan orangtuanya yang bersaat teduh sebelum memulai hari mereka. 
Timotius, seorang pendeta muda, menghadapi banyak tanggung jawab berat di gereja Efesus. Ia melatih orang-orang percaya, memimpin ibadah, dan menanggapi doktrin palsu. Rasul Paulus, yang lebih senior dan berpengalaman, memberikan instruksi kepadanya untuk memimpin gereja di wilayah-wilayah ini. Paulus juga menyebutkan pentingnya pengajaran pribadi. Ia berkata, "Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu" (1 Tim. 4:12). 
Paulus menantang Timotius: "Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu" (ay.16). Jika Timotius memerhatikan kehidupan rohaninya sendiri dan doktrin yang solid, ia akan menjadi teladan yang saleh bagi jemaat gereja.
Yang saudara harus awasi siapa? Diri sendiri. Nggak usah repot-repot urusan orang. Sebab masih banyak sekarang orang kristen ini mulutnya tidak bertobat. Suka ngurusin urusan orang, ceritain kelakuan orang tapi dia tidak lihat dia tidak mengawasi diri sendiri.
1 Korintus 9:27  Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
               Bayangkan saja, kalau seandainya hal itu terjadi. Betapa ruginya kita. Setelah sekian lama bekerja keras dan melakukannya, mengajak dan mempromosikan keselamatan itu kepada setiap orang. Dan kita sudah menghitung-hitung bahwa betapa banyaknya buah yang sudah kita hasilkan bagi Tuhan,  di mana seharusnya kita berdiri di hadapan tahta Tuhan dengan satu sukacita pemikiran akan memperoleh hadiah mahkota itu, tapi ternyata Tuhan berkata bahwa Dia tidak mengenal kita. Alangkah malangnya nasib kita. Saya tidak mau hal itu terjadi dalam hidup saya. Anda juga pasti tidak akan mau mengalaminya.
               Karena itulah, apa yang menjadi pengalaman awal saya ketika berkotbah, benar-benar menjadi satu pelajaran yang berharga. Bahwa sesungguhnya, kita hanyalah alatnya Tuhan. Semua hikmat dan pemikiran itu berasal dari Tuhan sendiri. Dialah yang mempunyai kerinduan atas semua itu, dan Dia akan pakai kita seperti layaknya sebuah ‘pengeras suara’. Dia ada dibalik semua firman itu. Dialah sesungguhnya yang ingin menyampaikannya, dan kita hanyalah alatNya.
Ada banyak orang yang mengamati kita. Bahkan Alyssa kecil pun memiliki adik-adik yang memerhatikannya. Marilah kita menjalani hidup kita sedemikian rupa sehingga mereka yang mengikuti teladan kita akan menolong orang lain di dalam perjalanan mereka bersama Allah

Sejarah singkat Gereja atas pemeliharaan Allah dan permunculan ajaran sesat
Konsep Sejarah Gereja sudah dimulai sejak Adam dan Hawa, namun secara fisik itu termanifestasi dimulai sejak abad pertama, tepatnya setelah kenaikan Yesus Kristus ke Surga. Perkembangan dimulai dengan terbentuknya Gereja mula-mula yang dipimpin langsung oleh para Rasul pasca Pentakosta, abad pertama khusunya perkembangan ajaran (Doktrin) yang dipimpin oleh para Rasul dan Apostolic Father (yaitu lingkaran kedua setelah para Rasul).
I. Gereja Mula-mula Gereja mula-mula atau dikenal dengan Early Christianity dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai denga zaman dan perkembangannya. 1. Pembentukan Gereja: melalui penganiayaan (33-133) Penganiayaan menjadi hal yang membentuk Gereja, Kaisar pertama Nero menindas kristen mula-mula. Pada masa itu muncullah orang-orang martir seperti Stefanus, Ignatius, Polycapus, Justin Martir, dan beberapa orang lain. 2. Bertumbuh dari dalam (32-325) Orang-orang martir menjadi dorongan bagi perluasan Injil pada masa itu, hal ini juga mendorong dengan munculnya orang-orang besar yang berjuang seperti para Apostolic Father (orang yang secara langsung diajar oleh para Rasul) yang terdiri dari empat orang yaitu Polycarpus, Justin Martir, Barnabas dan Clemen. 3. Gereja Menang (313) Perjuangan orang Kristen berdampak pesat dan pada masa para rasul dicatat bahwa dalam kurun waktu satu abad setengah umat manusia didunia menjadi orang Kristen. Bertobatnya raja Konstantin menjadi orang Kristen sebuah kedaulatan Allah dalam membangun gereja-Nya yang walaupun pasca digantikannya raja Konstantin dengan keponakannya Julian yang kembali menganiaya orang Kristen. 4. Konsili (325-451) Gereja melakukan konsolidasi ketika masa-masa kemenangan, bertobatnya raja Konstantin memungkinkan Bapa-bapa Gereja mulai memikirkan tentang ajaran dan Buku-buku yang mereka pegang, hal ini juga untuk mengoreksi ajaran-ajaran sesat karena pesatnya pada masa itu pertumbuhan penyesat-penyesat.
Pada masa itu pembentukan konsili menjadi tema sentral dari pengajaran orang Kristen dimana perjuangan dimulai dari pemikiran-pemikiran khusunya buku. Konsili ini terdiri dari:
a. Konsili Nicea (325)
Pada masa ini muncullah seorang bernama Arius dengan pemahamannya Menolak ke-Tuhanan Yesus, ia menyatakan bahwa Yesus hanyalah wujud manusia. Namun hal ini ditentang oleh Atanasius yang menyatakan dan bahwa Kristus adalah Tuhan. Anatasius juga pada masa itu memberikan kontribusi besar yang sampai pada masa ini yaitu mempertahankan doktrin Tritunggal.
b. Konsili Konstantin (381)
Pada masa ini perkembangan ajaran semakin meluas, khususnya juga bahwa Roh Kudus juga adalah Allah. Dibentuklah doktrin Tritunggal, dimasa ini Arius belum dimusnahkan.
c. Konsili Efesus (431)
Kondili ini merumuskan Doktrin dosa asal manusia dengan menyatakan bahwa manusia sudah berdosa secara otomatis dari leluhurnya. Namun pada masa itu muncullah Pellagius yang menyatakan bahwa manusia itu lahir dengan kondisi murni, ajaran ini memuncullkan Pellagisme dan beberapa gereja mewarisinya.
d. Konsili Chalcedon (451) Konsisli ini merumuskan dwinatur Kristus(Allah dan Manusia).
II. Middle Ages (Abad ke-5 sampai dengan abad 15) Zaman ini dikenal juga jaman kegelapan (Dark Ages), sejak dipimpin oleh kepausan Katolik. Pada masa kepausan yang dipelopori oleh Paus Innocent III, Gereja dan Pemerintahan dikuasai oleh Paus. Segala ilmu dikelola oleh Gereja, sehingga segala sumber daya tiap-tiap masa diperuntukkan untuk kepentingan Gereja. Bererapa hal yang dapat kita lihat yaitu kemegahan Katedral-katedral yang dibangun, musik-musik yang diperuntukkan untuk Gereja dan bahkan Filsafat hanya dapat di Gereja (Sekolah Monastri). Perkembangan sistem Gereja dari pimpinan kepausan dipengaruhi dari masa seperti:
1. Paus Innocent III : Paus bisa menghukum dan juga mengampuni dosa. Paus juga disejajarkan sebagai wakil Kristus, atau juga penerus Petrus.
2. Peter Lambard dan Aquinas: Membentuk sakramen-sakramen yang terdiri dari tujuh, namun ketujuh sakramen ini hanya dipegang oleh kaum Katolik pada masa kini.
Meskipun banyak penyimpangan dari ajaran-ajaran didalam Gereja yang diruntuhkan oleh oleh Bapa Reformasi kita di abad lima belas, namun terdapat beberapa implikasi-implikasi yang dihasilkan pada abad pertengahan yang dapat kita lihat dan nikmati sampai sekarang seperti Musik yang diperuntukkan pada Gereja dan bangunan-bangunan megah seperti katedral.
Beberapa tokoh yang berperan: Tokoh skolastik, para tokoh ini berupaya mengaikan Ilmu pengetahuan dengan Firman Allah, misalnya Anselm dengan karyanya tentang Logika Keberadaan Allah. Beliau mengatakan “Manusia berdosa ketika manusia gagal mengembalikan apa yang seharusnya bagi Allah”. Dalam Bukunya Why the God man memaparkan “Yesus harus menjadi manusia untuk membayar hutang keadilan dosa manusia”. Tokoh lain seperti John Wicklif juga membrikan kontribusi besar khusunya menentang ajaran Katolik, Wicklif menentang Gereja yang korupsi dan konsep kepausan khususnya tentang transubstanianism dalam perjamuan kudus.
Pemeliharaan Allah terhadap Gereja-Nya begitu luar biasa, mulai dari pembentukan di masa penganiayaan oleh raja Nero hingga abad pertengahan dengan munculnya orang-orang pilihan Tuhan melalui tokoh-tokoh sentral yang memberi koreksi dan perlawanan terhadap Kepausan.
Sedikit tentang Era Reformasi.
Era reformasi menjadi titik cerah peradaban umat manusia. Gereja yang berkembang sejak abad pertama hingga abad empat belasan namun tidak terdapat terlalu banyak perkembangan yang signifikan bagi umat manusia khusunya Gereja yang sehat. Hal ini disebabkan selain kesesatan dalam ajaran munculnya pemimpin dan sistem yang korup. Namun beberapa tokoh dalam sejarah selalu berusahan untuk melakukan perlawanan namun pada abad ke-15 lah Gereja dan jaman berubah secara besar-besaran. Reformasi Gereja selalu identik dengan Protestean yang artinya protestamonia yaitu semangat untuk menegakkan kembali ajaran yang murni yaitu kembali pada Firman Allah Alkitab (Testament). Namun ternyata reformasi sudah dilakukan sejak jaman perjanjian lama oleh para Nabi (butuh pengkajian terhadap masa para Nabi).
 Reformasi menjadi permulaan segar terhadap sejarah manusia khususnya apa yang dipelopori oleh Martin Luther dan John Calvin, beberapa poin yang Bapa Reformasi kita ini perjuangkan adalah peruntuhan sistem yang korup dari Katolik yang selama satu millenium terakhir dan menegakkan ajaran yang Reformasi khusunya ajaran keselamatan. Kalau Luther menghasilkan pemikiran dengan keselamatan hanya melalui iman dalam bukunya Justification by Faith alone dan Calvin yang terkenal dengan bukunya The Institutes of the Christian Religion. Beberapa hal yang dapat kita rasakan sampai hari ini dari karya tokoh ini adalah :
1. Sistem Gereja yang lebih baik. Lahirnya Protestan dan sebagai koreksi bagi gereja Katolik itu sendiri atas kesesatannya.
2. Sistem kehidupan manusia yang lebih berbudaya. Memunculkan sistem kehidupan yang luar biasa, mulai dari Pendidikan, Sistem Demokrasi Pemerintahan terbaik, Politik dan Interpretasi Hukum, Ekonomi, Musik yang luar biasa, Kesetaraaan dalam semua profesi (Vocation).
Patutlah kita bersyukur sekali lagi kepada Allah atas pemeliharaan-Nya terhadap Gereja-Nya, yang terus memimpin sejarah umat manusia hingga saat ini. Sejarah Gereja ini juga menjelaskan makna sesungguhnya dari dalam diri sendiri yaitu Orang yang dipanggil keluar. Sepanjang zaman Allah terus membangkitkan kaum-Nya untuk membawa Gereja tetap berdiri teguh. Rasa kagum juga terhadap tokoh-tokoh yang gigih dalam hidupnya menentang ajaran-ajaran sesat tetapi juga menghasilkan karya-karya agung dalam banyak aspek kehidupan yang seharusnya tidak kita lupakan namun baiklah hal itu kita pelajari juga disaat ini.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...