Selasa, 26 Oktober 2010

Renungan Hari Selasa, tgl. 26 Oktober 2010

Berpegang Pada Perintah Tuhan
Imamat 18 : 3 – 4
Janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Mesir, di mana kamu diam dahulu; juga janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Kanaan, ke mana Aku membawa kamu; janganlah kamu hidup menurut kebiasaan mereka. Kamu harus lakukan peraturan-Ku dan harus berpegang pada ketetapan-Ku dengan hidup menurut semuanya itu; Akulah TUHAN, Allahmu
Sudahkah kita berusaha dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan untuk berpegang pada perintah Tuhan? Kita sebagai manusia kerapkali lemah kehendak dan mudah melupakan Sabda Allah. Kita cepat mendengar namun juga cepat untuk lupa. sehingga Sabda Tuhan yang kita dengar menguap begitu saja. Sabda Tuhan kurang bisa kita cerap dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan. Kita hanya memanfaatkan sedikit saja tenaga kita untuk mendekat pada Tuhan. Namun itupun sudah demikian berat bagi kita.
Di saat kita takut akan Tuhan, berserah dan memuliakanNya, sebenarnya saat itulah kita menunjukkan bahwa kita tahu siapa Dia sebenarnya. Kita tahu dimana posisi kita, bagaimana hubungan kita, yang diciptakan dengan Sang Pencipta. Takut akan Tuhan menunjukkan bahwa kita menanggapi perintahNya dengan sungguh-sungguh, dan kita memiliki kerinduan penuh untuk menyenangkan Tuhan dengan segala yang kita lakukan atau katakan, bahwa kita mendasarkan semuanya kepada Tuhan, kapanpun, dimanapun, setiap saat, setiap waktu.
Yesus menegaskan kepada murid-muridNya dan kepada kita bahwa “Barangsiapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku.” Tanda jika kita mengasihi Tuhan adalah jika kita berpegang pada perintah Tuhan dan melaksanakannya. Yesus menunjukkan hukum yang paling utama: “Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mrk 12:30-31). Maka manakala kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan, itu berarti kita berusaha sepenuh hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan berpegang pada sabda Tuhan dan berusaha sepenuh hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan melaksanakan SabdaNya.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...