Rabu, 20 Oktober 2010

Renungan Epistel 24 Oktober 2010

Rajin Berlaku Baik
Matius 24 : 4 - 13
 Berita tentang kedatangan akhir jaman (apokalipsi) selalu menarik perhatian banyak orang, terutama bila itu dilengkapi dengan sekian kesaksian para kudus, kutipan injil, atau pernyataan yang diasalkan pada perkataan Bunda Maria dalam beberapa penampakannya. Berita tentang kedatangan akhir jaman memang bukanlah sekedar isu. Injil hari Minggu ini berbicara tentang kedatangan akhir jaman tersebut. Dalam Injil hari minggu ini, Yesus memberi tanda-tanda yang mendahului kedatangan hari tersebut: bangsa akan bangkit melawan bangsa, gempa bumi, kelaparan, dan wabah penyakit di mana-mana. Bila menilik tanda-tanda tersebut, kita akan dengan mudah dituntun pada keterpenuhan nas tersebut. Peperangan dan bencana alam telah menjadi berita utama dunia ini. Juga kelaparan di banyak tempat, yang sering kali tidak terpantau oleh media. Belum lagi penyakit yang aneh-aneh dan baru di beberapa belahan bumi. Nampaknya dunia sudah menunjukkan gejala-gejala seperti yang dinyatakan Yesus tersebut.  
Orang yang pintar membaca tanda-tanda jaman tidak bosan-bosannya menyerukan pertobatan. Dunia hanya biasa diselamatkan dengan pertobatan yang segera mungkin. Beberapa yang merasa terinspirasi semakin berani mewartakan atau membentuk aliran-aliran yang mengklaim bahwa mereka telah menerima wahyu akan kedatangan akhir jaman tersebut. Atau bahwa mereka adalah mesias kedua yang dijanjikan tersebut. Dengan memanfaatkan kemampuan retorik yang isinya didominasi oleh ancaman-ancaman dan berkat, bukan keselamatan yang mereka bawa, justru semakin banyak kesesatan yang ditimbulkan. Selalu ada klaim bahwa hanya kelompok merekalah yang akan diselamatkan. Beberapa aliran tersebut berujung pada aksi bunuh diri massal, seperti aksi bakar diri atau minum racun bersama.
Yesus pernah memberikan jawabannya kepada seorang pemimpin agama Yahudi dari kalangan Farisi yang bernama Nikodemus, ketika ia datang di waktu malam untuk berjumpa dengan Yesus. Yesus menjawab, kata-Nya: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah. (Yohanes 3:3).
Dengan kata lain kunci untuk dapat memahami situasi akhir zaman adalah Kerajaan Allah. Kalau ramalan akhir zaman tidak memuat visi Kerajaan Allah di dalamnya maka ujung-ujungnya adalah kiamat. Hanya Kerajaan Allah yang dapat memberikan pengharapan akan langit dan bumi yang baru. Setiap orang yang belum pernah terima Yesus sebagai Tuhan dan dilahirkan kembali oleh Roh dan Firman tidak dapat melihat apalagi masuk ke dalam Kerajaan Allah. Itulah sebabnya yang mereka lihat hanya kiamat.
Mimpi Nebukadnezar berbicara tentang hancurnya kerajaan dunia dengan segala kemegahannya. Iblis pernah menawarkan kerajaan dunia ini kepada Yesus ketika Ia sedang dicobai di padang gurun. Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku. (Matius 4:8-9)
Iblis dapat melakukannya karena ia disebut Alkitab sebagai ilah zaman ini (2 Korintus. 4:4). Itulah sebabnya kerajaan dunia ini sedang mengalami goncangan dan kehancuran, karena penguasanya adalah malaikat yang sudah jatuh dari surga yang tidak memiliki hidup kekal. Dalam mimpi Nebukadnezar, kerajaan dunia digambarkan sebagai sebuah patung. Kita tahu bahwa patung dapat menyerupai manusia tapi tetap saja tidak ada kehidupan di dalamnya. Seperti itulah kerajaan dunia ini. Sepintas kelihatan hebat dan menjanjikan, tapi ujung-ujungnya adalah kehancuran dan kebinasaan. Setiap orang yang menaruh harap dan menanam hidupnya dalam patung ini akan mengalami goncangan hari-hari ini.
Di tengah kehancuran dari sistem kerajaan dunia ini, Tuhan sedang mendirikan satu Kerajaan yang tidak akan binasa yang akan memenuhi seluruh bumi. Kehadiran Kerajaan Allah di bumi akan membawa pemulihan dan perubahan total. Di mana Kerajaan Allah hadir, di situlah kerajaan iblis akan dihancurkan, dan jiwa-jiwa dapat mengalami pemulihan dan keselamatan. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengajar kita berdoa: Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. (Matius 6:10).
Kita harus menaikkan doa ini setiap hari untuk diri kita, keluarga kita, lingkungan kita, kota dan bangsa kita. Jawaban untuk yang sedang mengalami goncangan adalah mencari yang tidak tergoncangkan. Kerajaan Allah adalah satu-satunya yang tidak tergoncangkan, karena bukan manusia yang mendirikan Kerajaan ini, tetapi Tuhan sendiri.
Sementara tuanku melihatnya, terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia, lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk. (Daniel 2:34). Saya selalu merasa tertarik dengan konsep Alfred North Whitehead tentang Allah. Ia menempatkan Allah dalam dua hakikat, yaitu hakikat awali (primordial nature) dan hakikat akhiri (consequent nature). Dalam hakikat awali, Allah merupakan perwujudan konseptual dari seluruh kekayaan potensial absolut, suatu penataan segala kemungkinan bentuk perwujudan konkret. Dalam hakikat awalinya, Allah dikategorikan sebagai free, complete, eternal, actually deficient and unconscious. Sebaliknya dalam aspek akhiri, Allah bersifat determined, incomplete, consequent, everlasting, fully actual, and concious. Dalam aspek awalinya Allah berperan sebagai pencipta sedangkan dalam aspek akhiri Allah berperan sebagai penyelamat yang menampung segala sesuatu. Whitehead tidak melihat bahwa Allah sebagai yang sempurna dari permulaan, yang hanya memberi dan tidak membutuhkan apa-apa dari dunia, tetapi sebaliknya Allah pun mencerap dari dunia. Justru dengan mencerap dari dunia dan menyimpan, menampung, menyelamatkan segala sesuatu barulah Allah menjadi sempurna.
Allah dalam hakikat akhirinya bukanlah Allah yang dapat meramal atau dapat menentukan apa yang akan terjadi pada masa depan, tetapi bersama-sama dunia mengarungi masa depan. Dalam pola pandang ini berarti bahwa keputusan Allah tidaklah mutlak. Allah kita bukanlah Allah yang statis dan tidak peka. Ia bukanlah Allah yang sekali memutus maka akan berlaku selama-lamanya. Ia peka terhadap dunia, keputusanNya bisa berubah bila dunia berubah. Akhir jaman di sini tidak lagi ditempatkan pada suatu titik waktu di masa depan, tapi masih sebatas konsep. Terjadi atau tidaknya akhir jaman tersebut bukan lagi merupakan keputusan mutlak Allah, tetapi lebih merupakan keputusan dunia sendiri. Dunia menentukan akan jadi apa dirinya nanti. Bila bangsa-bangsa tidak lagi mampu mengontrol nafsu untuk saling menghabisi; bila egoisme sudah sedemikian merajalela sehingga manusia saling mengeksploitasi yang berujung pada kesengsaraan dan kelaparan; bila manusia tidak lagi mampu menjaga sikap dan perilakunya dalam batas-batas moral dan etika kristiani, maka akhir jaman sudah sedang terjadi.
Kita mungkin seringkali menemukan barang yang kelihatan asli tetapi sebenarnya palsu.  Barang palsu biasanya dibuat sedemikian rupa sehingga mendekati wujud aslinya.  Kalau kita tidak teliti memperhatikan maka bisa saja tertipu.  Barang palsu memang dibuat untuk menipu mata juga rasa kita, bahkan kalau bisa menipu pendapat kita bahwa ia memang benar-benar asli. 
            Bagaimana caranya membedakan barang yang palsu dengan yang asli.  Pertama, kita harus mengetahui yang asli terlebih dahulu.  Bagaimana bentuk, warna, rasa, dan dari apa saja dia dibuat, dan lain sebagainya.  Jika kita sudah mengetahui secara mendetail akan barang yang asli, maka saat disodorkan barang yang palsu kita dapat dengan cepat menyadari kepalsuan dari barang tersebut.  Kedua, kita mengetahui sumber dari barang yang asli.  Dari mana saja barang yang asli diproduksi.  Ketiga, siapa yang memproduksinya.  Jadi, kita perlu mengenal atau mengetahui barang yang asli barulah bisa membedakan dari barang yang palsu.
            Demikian juga di akhir zaman, akan muncul banyak sekali pengajar-pengajar yang ASPAL = asli tetapi palsu.  Tuhan Yesus telah memperingatkan kepada murid-murid-Nya tentang para pengajar sesat.  Ayat-ayat yang kita baca hari ini menggunakan tiga istilah untuk para penyesat itu, yaitu Mesias Palsu, Nabi Palsu dan Guru Palsu.  Semua nama profesi yang ditambahkan dengan istilah PALSU.  Palsu lawan dari asli.  Bahasa Yunani menggunakan kata Pseudo untuk istilah palsu. Pseudo artinya kelihatan asli tetapi sebenarnya bukan asli.   Para penyesat ini akan menyesatkan orang-orang yang percaya.  Mereka akan masuk di tengah-tengah orang percaya untuk memberikan pengajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.   Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa dia adalah seorang guru palsu, mesias palsu atau nabi palsu di zaman ini?  Melalui terang firman Tuhan hari ini kita belajar bagaimana mengidentifikasi para penyesat umat Allah atau orang percaya. 
Menjelang kelahiran seorang bayi ke dalam dunia, sang ibu akan mengalami rasa sakit. Terkadang rasa sakitnya begitu terasa, sehingga membuat ibunya menjadi tidak nyaman. Namun ibunya tahu bahwa rasa sakit itu bakal ada imbalannya, karena akan berakhir dengan kelahiran bayi yang selama 9 bulan telah dinanti-nantikan. Setelah bayi itu lahir, maka rasa sakitnya berangsur-angsur hilang dan akhirnya diganti dengan kegembiraan dan sukacita.
Itulah yang Yesus maksudkan di sini. Bila kita melihat segala sesuatu yang mengerikan sedang terjadi di dunia, itu bukan tanda bahwa bumi ini akan musnah, melainkan itulah tanda bahwa suatu zaman yang baru akan muncul. Jadi bukan kiamat yang akan terjadi, tapi suatu transisi! Dari zaman yang lama ke pada zaman yang baru; dari sistem yang lama kepada sistem yang baru; dari kerajaan yang lama kepada Kerajaan yang baru. Yang baru akan menggantikan yang lama.
Hemat saya, kita sebagai orang Kristen tidak perlu takut akan kedatangan akhir jaman. Akhir jaman bukanlah hukuman dari Allah untuk dunia, tetapi hukuman dari dunia bagi dirinya sendiri. Akhir jaman juga bukan tiga ketukan palu dari sang hakim yang akan menentukan nasib kita selanjutnya. Kita memang harus tetap membentengi diri kita dengan mempraktekan ajaran-ajaran Yesus. Peringatan Yesus tentang akhir jaman bukanlah untuk menakut-nakuti kita, tetapi saya kira lebih sebagai dorongan untuk saling berbuat baik dan mengasihi satu sama lain. Isu tentang kedatangan hari terakhir atau tentang kedatangan Mesias, janganlah membuat kita terpeleset dengan bergabung pada aliran-aliran sesat yang mengklaimnya. Bayangan tentang akhir jaman yang mengerikan bisa kita hindari dengan menjadikan bumi kita sebagai tempat diam yang lebih baik; dengan melakukan kebaikan sesuai dengan hikmat Tuhan, sehingga menjadi contoh dan teladan yang baik pula, menjadikan kehendak Allah di atas bumi seperti di dalam surga sehingga kita mempunyai sukacita dalam Tuhan. Amin.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...