Selasa, 12 Oktober 2010

Bahan Sermon Minggu, 17 Oktober 2010 Minggu XX Setelah Trinitatis

Menjadi Teladan
Pilippi 3 :  17 – 21
I.   Pendahuluan
Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi ini ditulis ketika Paulus berada di penjara. Jemaat di Filipi adalah jemaat pertama yang didirikan Paulus di Eropa. Filipi terletak di Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Hati Paulus pada saat itu cemas karena ada pekerja-pekerja Kristen yang menentangnya. Juga karena di dalam jemaat di Filipi itu ada orang-orang yang mengajarkan ajaran-ajaran yang menyesatkan. Meskipun demikian surat Paulus ini bernada gembira dan penuh harapan. Apa sebabnya demikian? Tidak lain hanyalah karena Paulus percaya sekali kepada Kristus.
Paulus menulis surat ini karena pertama-tama ia mau mengucap terima kasih kepada jemaat di Filipi atas pemberian yang telah diterimanya dari mereka ketika ia berada dalam kesukaran. Dan dalam kesempatan ini pula ia ingin memberi dorongan kepada mereka supaya mereka berani dan tabah dalam menghadapi kesukaran. Ia minta dengan sangat supaya mereka rendah hati seperti Yesus, dan tidak dikuasai oleh perasaan angkuh dan mementingkan diri sendiri. Ia mengingatkan mereka bahwa hanya karena rahmat Tuhan sajalah, Tuhan membuat mereka bersatu dengan Kristus berdasarkan percaya mereka kepada-Nya, bukan karena mereka taat menjalankan upacara-upacara agama yang ditentukan dalam hukum agama Yahudi. Selanjutnya Paulus menulis juga tentang kegembiraan dan sejahtera yang diberikan Tuhan kepada orang-orang yang hidup bersatu dengan Kristus.
Peringatan ini bukan terhadap tiga golongan orang (misalnya, orang kafir, guru Kristen yang mementingkan diri, dan orang-orang Yahudi), tetapi terhadap satu kelompok yang ditinjau dari tiga sisi: watak mereka (anjing-anjing), perilaku mereka (pekerja-pekerja yang jahat) dan pengakuan iman mereka (penyunat-penyunat yang palsu. Bdg. Robertson dalam Abingdon Bible Commentary, p. 1246). Menurut Taurat Musa, anjing adalah seekor hewan yang najis (Ulangan 23: 18). Di kota-kota di Asia anjing itu merupakan hewan pemakan bangkai dan pada umumnya berpenyakit "Makhluk yang dibenci, menjijikkan dan buruk". Paulus membalik istilah penghinaan yang sejak lama dipergunakan untuk menyebut orang-orang bukan Yahudi oleh orang Yahudi (bandingkan Matius 15:27) ini dan mengatakan bahwa justru orang Kristenlah yang makan di meja perjamuan, sedangkan orang-orang Yahudi adalah mereka yang memakan "sampah peraturan-peraturan duniawi" (Lightfoot). Anjing-anjing di sini adalah golongan Yudaisme ekstrem atau orang-orang Yahudi yang menentang kekristenan (jumlah mereka menjadi makin kecil).
Ciri khas surat ini ialah tekanannya pada kegembiraan, keteguhan hati, kesatuan, dan ketabahan orang Kristen dalam mempertahankan percayanya kepada Kristus dan dalam menjalani hidup sebagai orang Kristen. Surat ini menunjukkan juga betapa cintanya Paulus kepada jemaat di Filipi itu.
II.    Penjelasan
a)                Adanya orang-orang dengan eara hidup mereka yang mengikuti hawa nafsu merusak efektifitas Injil menyebabkan Paulus menasihati jemaat di Filipi untuk mengikuti teladannya serta teladan orang-orang lain yang hidup sebagai warga negara kerajaan surga. Mereka harus bersama-sama mengikuti teladan Paulus dan beberapa orang lain yang sesudah diteliti dengan seksama. Kata Yunani "σκοπειτε – skopeite" dari kata "σκοπεω – skopeô ", "memandang kepada", (lihat ayat 14), terbukti hidup pada tingkatan yang sama tingginya. "τυπος – tupos" (type/ teladan) pada mulanya kata "τυπος – tupos" ini berarti tanda bekas pukulan, kemudian berarti "pola" atau "cetakan."  Seandainya ada orang-orang yang menyangka pengajaran Paulus dan derajat kelakuannya tidak terang, maka Paulus menjawab mercka dengan ayat ini. Ia memberi kepada mereka suatu teladan yang hidup , suatu gambaran kelakuan yang Paulus rindu mcreka tiru. Teladan kelakuan kita orang Kristen tidak kedapatan dalam hukum, melainkan khususnya dalam suatu kehidupan, yaitu kehidupan Tuhan Yesus, dan juga dalam kehidupan pengikut-pengikut-Nya sebagaimana dapat kita baca dalam Perjanjian Baru. Bagi kita dewasa ini ada teladan yang terdapat dalam Alkitab, yang terbuka dan yang dapat kita baca , yang mernberi penerangan kepada tiap-tiap orang yang suka membacanya. Lagipula, Roh Kudus diberikan untuk menerangkan Firman itu kepada kita dan mengenakan pengajaran Injil kepada tiap-tiap suasana yang timbul dalam kehidupan kita. Paulus berkata kepada orang-orang Filipi: "Ikutilah teladanku." Dan dalam I Korintus 11:1 ia berkata "Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus." Rasul Paulus meminta kita meniru dia dan mengikuti teladannya hanya sejauh dan sebagaimana ia mengikuti teladan Kristus. Paulus, Timotius, dan Epafroditus menjadi teladan bagi orang-orang Filipi dan bagi kita Juga. Mereka adalah teladan bagaimana menjadi suatu gambaran Kristus yang kelihatan. Kiranya kita meniru mereka dan menjadi gambaran Knstus kepada semua orang yang melihat kehidupan kita.
b)                Tinjauan Dalam pasal ini terlihat Rasul Paulus sebagai orang yang merindu Tinggi. Dalam ayat 8 ia telah berkata bahwa ia rindu supaya Kristus menjadi keuntungannya. Dalam ayat 10 ia rindu supaya dapat mengenal Kristus, dan dalam ayat 11 ia rindu supaya sampai kepada kebangkitan dan antara orang mati. Tiga kerinduan ini senantiasa ada dalam hidup Rasul Paulus. Dalam semua itu kelihatan suatu keinsafan atau pengertian yang baru. Paulus mengerti mana yang sungguh-sungguh merupakan kerugian dan mana yang sungguh-sungguh merupakan keuntungan baginya. Paulus insaf bahwa ia tidak dapat bekerja untuk keselamatannya karena segala yang perlu sudah dikerjakan oleh Kristus. Dikatakan oleh John Ruskin: "Saya yakin bahwa dasar tiap-tiap bidat dan salah pengajaran di dalam jemaat Kristus berdasarkan sangkaan bahwa orang dapat mengerjakan atau memperoleh keselamatan diri sendiri oleh kelakuan dirinya sendiri, dan satu sebab mengapa khotbah sering tidak berhasil sebagaimana diharapkan ialah karena pengkhotbah-pengkhotbah memanggil orang untuk bekerja bagi Tuhan, tetapi tidak menyatakan kepadanya bagaimana Allah telah bekerja guna mereka."  
c)                 Paulus juga mendapat suatu pendirian yang baru dalam Kristus seperti yang dikatakannya "berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus." Rasul Paulus rindu supaya ia didapati dalam Kristus. Paulus memakai perkataan, "dalam Kristus" atau "dalam Tuhan" atau "dalam Dia" sebanyak 116 kali dalam surat-suratnya. Yang dituntut oleh Paulus bagi tiap-tiap orang Kristen ialah suatu hubungan yang erat lagi tetap dengan Kristus. la rindu supaya ia senantiasa kedapatan dalam Kristus, pada saat apa pun, pada waktu hidup atau mati atau waktu di hadapan kursi pengadilan Kristus. Walaupun Paulus mendapat pendirian yang baru dalam Kristus, Paulus tidak setuju dengan pengajaran yang mcngiakan dan mengizinkan suatu lembah yang besar di antara pendirian kita dalam Kristus dan pengalaman kita dengan Kristus. Paulus tidak mengizinkan adanya suatu lembah di antara dua hal itu. Janganlah pengajaran Perjanjian Baru, pengajaran yang sungguh itu diganti dengan suatu asas pengajaran yang disangka-sangka dan tidak benar. Orang yang tidak mempunyai persekutuan yang erat dengan Kristus, pastilah tidak ada dalam Kristus, melainkan di luar Kristus. Paulus rindu mengenal Dia, rindu supaya senantiasa didapati di dalam Kristus. Mengetahui pemberian-pemberian-Nya memang baik , tetapi mengenal Dia lebih baik lagi. Mengetahui berkat-berkat-Nya memang baik , tetapi mengenal Dia lebih baik lagi. Dikatakan oleh Fenelon dalam suratnya: "Siapakah yang mengenal Engkau, ya Allah? Hanyalah orang yang rindu mengenal Engkau saja, yang tidak mau mengenal dirinya sendiri lagi." Paulus merindukan kuasa kebangkitan Kristus, kuasa yang dikatakan dalam Efesus 1: 18-20. Paulus rindu supaya kuasa itu berlaku di dalam hidupnya setiap hari. Tetapi lebih daripada itu, ia juga rindu untuk menderita karena Kristus. Barangkali orang heran dengan perkataan yang begitu, tetapi itu benar dan sesuai dengan perkataan ini: "dan persekutuan dalam penderitaan-Nya." Adakah kita rindu akan persekutuan dalam penderitaan Kristus? Adakah kita merasai penderitaan dalam hal berdoa dan mendoakan ribuan orang Kristen yang dipenjarakan, yang dipukuli dan disiksa, dianiaya itu? Paulus berlari-lari dalam perlombaan kalau-kalau ia dapat juga sampai kepada kebangkitan dari antara orang mati. Ia mempunyai keyakinan bahwa ia akan menang dalam perlombaan itu, tetapi kemenangannya tidak dapat diceraikan dari keyakinannya. Paulus tahu menguasai diri seperti seorang pelari dalam perlombaan. Ia membuang segala hawa nafsu dan kerinduan tubuh agar ia dapat mencapai kemenangan itu. Asas pengajaran tentang keteguhan keselamatan orang yang percaya, yang berdasarkan Perjanjian Baru, tidak boleh diceraikan dari apa yang terdapat dalam II Timotius 2:12, "Jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita; jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya." Kesetiaan Tuhan, kalau kita tidak setia kepada-Nya, ialah kesetiaan kepada diri-Nya sendiri.
d)                Dahulu di Yunani selalu diadakan pertandingan berbagai cabang olah raga. Ada cerita tentang seorang pemuda yang sedang berlomba dalam suatu perlombaan. Ia takut kalau-kalau orang lain dapat mengalahkannya. Karena itu, ia membawa sebuah apel yang dibuat daripada emas. Mereka sekalian berlomba dan ia ada di depan. Tetapi lambat laun ia melihat lawan-lawannya semakin dekat dan mereka pasti akan segera melaluinya. Karena itu, ia melepaskan buah apel emas itu supaya menjadi suatu cobaan bagi lawan-lawannya, Hanya untuk sesaat saja mereka melihat dan memperhatikan emas itu, tetapi karena waktu yang hanya sesaat itu saja, maka mereka kalah, sedangkan yang menjatuhkan emas itu keluar sebagai pemenang. Marilah, Saudara-saudara, kita berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Hendaklah kita ingat akan perkataan Tuhan Yesus, "Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu" (Wahyu 3:11). Paulus memberitahukan kepada kita tentang harapannya dari Yesus Kristus itu. Paulus melihat Kristus di hadapannya, Kristus sebagai tujuannya, Kristus yang memegang hadiah di tangan-Nya untuk diberikan kepada orang yang menang. Hadiah yang dapat kita terima pada waktu itu, dan waktu ini, ialah menjadi sama seperti Kristus, Tetapi hadiah yang sernpurna itu terdapat pada waktu tubuh kita diubah menjadi sama seperti tubuh Kristus oleh kuasa-Nya yang bekerja di dalam kita, yaitu pada waktu Tuhan Yesus kembali untuk kedua kali. Paulus melihat Kristus dan mendengar Dia. Ia senantiasa mau mendengar panggilan-Nya karena ia rindu dan bersedia untuk panggilan naik yang datang dari Allah dalarn Kristus Yesus. Semuanya berhubungan dengan kedatangan Kristus yang kedua kali. Jadi, Paulus menghadapkan kepada kita Kristus yang sempurna, yang lengkap. Kristus yang sernpurna untuk orang-orang Kristen yang sempurna dalam Kristus.
e)                Ayat 18. Yang dimaksud dengan seteru salib Kristus bukanlah golongan Yudaisme (ayat 2 dst.) juga bukan golongan kafir (ini tentu akan menimbulkan reaksi yang berbeda dengan "menangis"), melainkan orang-orang penganut Libertin yang dalam hal tertentu terkait dengan gereja itu. Mereka menafsirkan kebebasan Kristen secara salah sebagai kebebasan dari segala batasan moral. Mereka adalah (bukan "hidup sebagai") seteru salib Kristus. Mereka memusuhi segala sesuatu yang berpihak pada salib. 
f)                 Ayat 19. Kesudahan mereka adalah kebinasaan, lawan dari keselamatan. Tuhan mereka, hal yang paling utama bagi mereka, adalah perut. Yang dimaksudkan bukan hanya kerakusan tetapi segala bentuk pemuasan nafsu. Kebebasan yang mereka sangka benar sebetulnya adalah perbudakan oleh nafsu yang memalukan. dan mereka ditentukan untuk memikirkan hal-hal yang kotor dan duniawi.
g)                Dalam ayat 18-19 terdapat peringatan terhadap mereka yang kelakuannya tidak selaras dengan Injil Kristus dan tidak sesuai dengan kelakuan Kristus. Mereka mencemarkan nama Kristus dan mendatangkan dukacita kepada Paulus. Kita harus ingat akan perkataan Tuhan Yesus, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga" (Matius 7 :21, lihat juga ayat 22 dan 23). Orang-orang yang dibicarakan dalam ayat Efesus 3:18-19 ialah orang yang percaya kepada Tuhan atau setidak-tidaknya mengaku diri percaya kepada Tuhan. Entah mereka itu orang Yahudi atau bangsa asing tidak dapat kita tentukan. Paulus mungkin menghadapkan ayat ini kepada orang Yahudi Kristen yang suka menurut Taurat. Mereka menjadi seteru salib Kristus sebab mereka mau menambah apa-apa kepada pekerjaan penyelamatan yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus.
h)                Pada pihak lain mungkin juga Paulus menghadapkan ayat-ayat ini kepada orang Kristen bangsa asing yang tidak mempedulikan kelakuannya dan tidak hidup dalam kesucian. Mereka berkata, "Baiklah kita bertekun dalam dosa supaya kasih karunia Tuhan bertambah-tambah." Paulus mungkin pula memikirkan apa yang terjadi di Kota Roma, di ternpat Paulus dipenjarakan, lalu memberi peringatan kepada saudara-saudaranya di Filipi supaya musuh-musuh salib Kristus itu jangan sampai masuk atau membawa pengajaran sesat ke d alarn jemaat di Filipi. Dalam hal itu perkataan ini boleh dihadapkan kepada orang Yahudi Kristen atau kepada orang Kristen yang tidak menurut lnjil dengan sebenarnya. Seperti yang dikatakan dahulu janganlah kita tergesa-gesa mengambil keputusan bahwa ada orang-orang Yahudi Knsten yang sesat dalam jemaat Filipi ataupun bahwa ada orang-orang Kristen "Antinomian" di dalam jemaat Filipi itu. Sebab , hal Paulus memben peringatan kepada mercka tentang pengajaran yang sesat BUKAN buktibahwa mereka yang sesat SUDAH masuk ke dalam jemaat di Filipi. Dalamn surat-suratnya Paulus banyak memberi peringatan terhadap pengajaran yang sesat, tetapi itu tidak boleh diambil sebagai bukti bahwa di dalam Jemaat yang dikirimi surat itu terdapat orang-orang yang menurut pengajaran yang sesat. Satu hal yang nyata ialah bahwa Paulus menurut daripada orang-orang Kristen supaya hidup berpadanan dengan Injil, dan jangan mencemarkan Injil Kristus dengan kelakuan yang jahat dan menurut hawa nafsu. Kalau orang Kristen hidup menurut hawa nafsunya, tentulah hati nurani orang-orang lain akan disakiti dan mereka juga ikut-ikutan hidup dalam dosa dan kejahatan. Kebebasan dalam Injil Kristus mereka ubah menjadi kebebasan untuk berdosa. Hal ini sangat dilarang dan ditentang oleh Paulus. Perhatikanlah bahwa nasihat Paulus dan tegurannya terhadap mereka itu disertai dengan banyak tangisan dan bukan dengan kebencian akan mereka itu. Paulus membenci pengajarannya yang seat, tetapi ia tidak membenci orang-orangnya, melainkan ia menangisi mereka. Baiklah kalau ini menjadi suatu pelajaran bagi tiap-tiap gembala sidang.
i)                  Rasul Paulus menentang pengajaran mereka yang sesat. Mereka yang berpegang pada pengajaran itu mengaku dirinya sahabat dan pengikut Injil, tetapi sebenarnya mereka adalah musuh-musuh Injil. Separuh daripada mereka berkata bahwa tubuh semata-mata jahat dan tidak dapat diperbaiki lagi dan oleh sebab itu kita tidak usah menahan diri. Yang lainnya berkata, "Baiklah kita bertekun dalam dosa supaya semakin bertambah kasih karunia itu." Mereka hidup dalam kenajisan dan menurut hawa nafsu saja. Pengajaran tentang Taurat dan juga pengajaran salah tentang kebebasan dalam Injil, sukar dihilangkan. Kesudahan mereka tidak lain daripada kebinasaan, dan perut menjadi Tuhan mereka, yang berarti mereka suka menurut segala hawa nafsu yang umum kepada manusia. Orang itu suka membuat suatu allah bagi dirinya yang berdasar atas pengetahuan dan perasaan pancaindera saja, Itu sama saja dengan membuat suatu berhala, lalu menyembahnya. Mereka. menyombongkan diri mengenai hal-hal memalukan yang mereka sendiri anggap mulia. Mereka juga suka campur dalam perkara dosa. Mereka itu tidak dapat memikirkan hal-hal yang lebih tinggi daripada perkara-perkara duniawi yang mereka nikmati. Mereka menyebut diri orang Kristen, tetapi mereka menyangkal pengajaran Kristen yang sebenarnya.
j)                  Orang-orang Kristen yang dewasa hidup sebagai sekelompok warga surgawi yang tinggal di bumi untuk sementara, Sekalipun kata Yunani "πολιτευμα – politeuma" (hanya dipakai satu kali dalam Perjanjian Baru) mungkin menunjuk kepada pola hidup yang dianut seorang warga, yang dimaksudkan di sini ialah negeri di mana dia menjadi anggota warganya. Para warga Romawi yang tinggal di perbatasan seperti Filipi akan langsung mengerti apa yang dimaksudkan, "απεκδεχομεθα - apekdekhometha" berarti sangat menantikan. Ukiran-ukiran tembok menunjukkan bahwa "σωτηρ – sôtêr", juruselamat, banyak dipakai di dunia Yunani-Romawi untuk menyebut raja dan penguasa. Di sini istilah itu memperluas kiasan sebelumnya dan menggambarkan sikap gereja purba terhadap kedatangan kembali Kristus.
k)                Tadi Paulus memberi peringatan kepada kita, sekarang ia memberi pengharapan kepada kita. Tadi dibicarakan orang yang memikirkan perkara duniawi saja , sekarang Paulus membicarakan pengikut Kristus yang sejati, dan menyatakan bahwa pusat mereka lebih tinggi daripada barang duniawi, yaitu suatu kehidupan sorgawi. Perkataan "kewargaan kita" dalam Alkitab terjemahan lama berbunyi "tanah air kita". Sebenarnyalah tanah air kita ada di sorga dan bumi ini hanyalah suatu jajahan sorga. Kota Filipi adalah jajahan negeri Romawi dan penduduknya mendapat hak yang sarna seperti mereka yang tinggal di Kota Roma. Kita orang Kristen, kata Paulus, menjadi penduduk jajahan rohani yang dikuasai bukan oleh Kaisar, melainkan oleh Yesus Kristus. Nama-nama kita tertulis di ibu kota sebagai warga negeri yang suci itu.
l)                  Orang-orang di Filipi adalah warga kekaisaran Romawi, dengan Roma sebagai ibu kota di mana Kaisar tinggal. Tetapi sebagai hamba kepada seorang Raja yang lain, yaitu Yesus, mereka juga adalah warga suatu ibu kota di mana Raja di atas segala raja tinggal, dan mereka sedang menantikan kedatangan Raja itu yang akan mendirikan kerajaanNya di atas bumi ini (lihat 1 Tesalonika 1: 10). Kita tinggal di atas dunia ini hanya untuk sementara waktu karena tanah air kita ada di sorga. Di atas bumi ini kita hanyalah sebagai orang-orang pendatang dan perantau (lihat I Petrus 1:1 dan 2:11, Yakobus 1: 1, Ibrani 11:13). Ibu kota kita ada di dalam sorga dan dari situ kita menantikan kedatangan Juruselamat kita, yang akan melepaskan kita daripada segala kesusahan, segal a aniaya dan siksa yang kita alami di dalam dunia yang asing ini. Jadi, apabila orang Kristen menderita kesusahan karena Kristus, biarlah ia ingat bahwa Kristus akan datang sebagai Juruselamat , yang akan melepaskan kita daripada mereka yang menganiaya kita, bahkan daripada dosa dan segala kuasa Iblis.
m)              Kita orang Kristen adalah perantau di atas bumi ini karena kita "menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar , yang direncanakan dan dibangun oleh Allah" (Ibrani 11: 10). Di atas bumi ini kita adalah perantau , bukan petualang. Kita menantikan seorang Juruselamat yang akan membawa kita ke suatu negeri yang permai. Tuhan Yesus berkata, "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu" (Yohanes 14:2). Kita menantikan Dia kembali seperti yang telah dijanjikan-Nya. Kita orang Kristen senantiasa memandang ke depan dengan menantikan, yaitu menantikan dengan sabar, dengan penuh pengharapan , dan dengan keyakinan, bahwa Tuhan kita akan kembali. Tetapi bagaimanakah kita menantikan, dengan berlipat tangan dan bermalas-malas? Sekali-kali tidak, melainkan dengan giat bekerja bagi Kristus, Perkataan "menantikan" di sini menyatakan bagaimana Paulus mementingkan hal kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, yang patut menjadi pengharapan tiap-tiap orang Kristen yang hidup di bumi ini sebagai perantau yang tanah airnya ada di dalam sorga.
n)                Ketika datang kembali Kristus akan mengubah (Yunani, "μετασχηματισει - metaskhêmatisei") tubuh kita yang hina ini, tubuh yang kini menyelimuti keberadaan kita yang hina. Bukan tubuh hina, seakan-akan Paulus ikut memakai pandangan Stoa yang membenci segala sesuatu yang materi. Sehingga menjadi serupa ("συμμορφον - summorphon"; untuk "σχημα- skhêma" dan "μορφη – morphê" lihat Filipi 2:6) dengan tubuh-Nya yang mulia, yaitu tubuh Kristus di dalam kemuliaan-Nya. Pengubahan ini memerlukan tindakan dengan kuasa adikodrati, yaitu kuasa yang diperlukan untuk dapat memerintah alam semesta. "ενεργεια - energeia" dipakai hanya oleh Paulus dan hampir selalu berarti Allah yang bertindak. Rasul Paulus memandang ke muka dengan menantikan keselamatan yang genap dan yang sempurna, yaitu Tuhan Yesus akan mengubah tubuh kita yang hina ini sehingga menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia. Tubuh kit a yang sekarang rendah dan lemah, mudah dikuasai dan dipakai oleh dosa, akan diubah menjadi suatu tubuh yang kuat dan mulia, suatu tubuh yang rohani. Kita menantikan Juruselamat yang akan mempermuliakan kita dan juga mempermuliakan tubuh kita. Ayat ini dan apa yang dikatakan dalam I Tesalonika 4:15-17 membicarakan jemaat Kristus yang ada di dunia pada waktu Tuhan kembali. Akibat bagi orang yang lebih dahulu mati dalam Kristus dan orang yang masih hidup pada waktu Tuhan datang adalah sama. Kedua-duanya akan dipermuliakan; yang sudah mati dibangkitkan dengan tubuh rohani dan mulia, yang masih hidup juga diberi tubuh kemuliaan. Kita semua akan diubah (1 Korintus 15:51). 
o)                Baiklah kita mengerti dengan jelas bahwa Rasul Paulus tidak memandang tubuh manusia sebagai sesuatu yang hina atau menyangka bahwa tubuh itu penuh dengan dosa dan tidak dapat disucikan seperti yang dikatakan oleh golongan "gnostik" yang sesat itu. Paulus mengajarkan bahwa tubuh kita terbatas dan penuh dengan kelemahan sebagai akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa. Paulus tahu tubuh kita diserang oleh penyakit dan kematian. Ia insaf bahwa tidak berapa lama lagi ia sendiri akan dibawa ke luar dan dibawa ke tempat hukuman dan kepalanya akan dipisahkan dari tubuhnya oleh karena Kristus. Ia telah mengalami kelaparan dan kekurangan, kepanasan dan kedinginan, kepenatan dan kelemahan tubuh, bahkan juga kesakitan. Ia tahu pada suatu ketika tubuhnya akan tertinggal di tempat ia dibunuh, tetapi apakah itu penghabisannya? Sekali-kali bukan. Paulus tahu bahwa pada waktu Tuhan Yesus datang, rohnya yang tidak dapat mati akan diberi tubuh kemuliaan yang dirupakan dengan cara berkuasa dan elok, serupa dengan tubuh kebangkitan Tuhan Yesus, Tuhannya. Pada hari itu Paulus, bahkan kita sekalian, akan berseru, "Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut , di manakah sengatmu?" (1 Korintus 15:55).
p)                Tubuh kemuliaan kita adalah tubuh kebangkitan kita, tetapi tubuh itu akan diubah, disesuaikan dengan tubuh kebangkitan kita, tetapi tubuh itu akan diubah, disesuaikan dengan tubuh kebangkitan Kristus. Kita tahu bahwa sesudah Tuhan Yesus dibangkitkan, tubuhNya mirip dengan tubuh-Nya sebelum Ia disalibkan dan dibangkitkan, namun tubuh itu sudah dipermuliakan. Oleh karena itu, kita berani berkata bahwa pada waktu kita menerima tubuh kemuliaan itu, tubuh kita juga akan mempunyai tanda-tanda dan ciri-ciri yang menjadi tanda pengenal diri kita sekarang. Tetapi tubuh itu akan jauh lebih indah dan jauh lebih berkuasa. Tubuh kita ditaburkan dalam kebinasaan, tetapi dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, tetapi dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, tetapi dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah (1 Korintus 15 :4244).  "Saudara-saudaraku yang kekasih, kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak, akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan sama seperti Dia" (1 Yohanes 3 :2). Ya, Saudaraku, tubuh kita akan menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia itu dan rupa tubuh itu akan sesuai dengan batin kita. Tubuh kita yang hina akan diubah supaya kita dapat bersekutu dengan tubuh Kristus yang mulia itu. Seolah-olah Paulus berkata, "Saudara-saudaraku, Raja, Penebus kita, akan datang kembali. Mungkin kita harus menunggu sepanjang malam yang lama, tetapi fajar terang akan datang juga, dan tubuh kita akan ditebus juga seperti dikatakan dalam Roma 8:23." Pada waktu itu tubuh kita akan dapat melayani maksud dan tujuan roh kita yang telah ditebus oleh Kristus. 
q)                Bagaimanakah semua ini akan jadi? Tubuh kebangkitan Tuhan Yesus, tubuh kemuliaan-Nya itu, menjadi bukti bahwa Ia mempunyai kuasa untuk mengubah tubuh kita. Dan bukan begitu saja, kuasa itu juga akan menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya. Kebangkitan Kristus telah menyatakan dan membuktikan kuasa Allah yang tertinggi dan kuasa Kristus yang akan kita alarni nanti pada waktu ia datang. Kuasa yang akan mengubah tubuh kita sudah disediakan dan dinyatakan pada waktu Kristus sendiri dibangkitkan dari antara orang mati. Janganlah kita merasa kuatir. Dosa akan dihapuskan, penderitaan akan diakhiri, penyakit akan diberantas, pemberontakan Setan akan dikalahkan, maut atau kematian akan dibuang ke dalam lobang jurang maut, dan HALELUYA, Tuhan Yesus akan memerintah segenap dunia ini dan membangun kerajaan-Nya di atas bumi ini. Hendaklah kita ingat bahwa Allah mahakuasa dan Ia akan menggenapkan semua ini. Filsafat-filsafat dunia. ini mengatakan "tidak ada pengharapan". Mereka menantikan kebinasaan , tetapi syukur kepada Tuhan, kita menantikan Juruselamat kita, Tuhan Yesus Kristus, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia. Kita sudah memandang kepada gambar Rasul Paulus, seorang yang merindu tinggi, dan kiranya ada pada kita masing-masing kerinduan tinggi yang serupa dengan itu.

III.    Aplikasi
Anda adalah perwakilan Allah di muka bumi ini. Ketika Saudara mengikuti Firman Tuhan dan membiarkan Dia bekerja dalam hidupmu, engkau sedang membiarkan terangmu bercahaya. Ketika Anda berbuat baik pada orang lain dan menunjukkan kebaikanmu, meskipun mereka tidak layak mendapatkannya, engkau sedang membiarkan terangmu bercahaya. Ketika engkau tersenyum dan menjaga tingkah lakumu, meskipun ketika segalanya tidak berjalan sesuai dengan keinginanmu, engkau sedang memberikan teladan supaya orang lain akan memuliakan Bapa di Surga.
Ada seorang kakek berusia 84 tahun yang masih aktif bekerja keras bersama cucu-cucunya. Setiap hari dia membersihkan kebun, menyapu dan memotong dahan-dahan pohon yang sudah panjang di halaman rumahnya. Suatu hari beberapa cucunya merasa kasihan menyaksikan kakek mereka yang berada di terik matahari sambil membersihkan rumput. Mereka sudah sering mengingatkan kakek mereka untuk tidak bekerja keras. Namun kakek mereka itu berkeras hati untuk terus bekerja. Menurutnya, orang yang tidak bekerja tidak boleh makan. Suatu hari cucu-cucunya memutuskan untuk menyembunyikan peralatan kerja kakek mereka. Dengan cara itu, mereka berharap kakek mereka tidak akan bekerja keras lagi di kebun. Benar, hari itu kakek mereka tidak bekerja. Demikian juga keesokan harinya. Bukan hanya itu. Si kakek tidak mau makan. Berhari-hari ia tidak mau makan. Akhirnya, cucu-cucunya mulai mengembalikan peralatan kerjanya. Sang kakek pun mulai bekerja seperti biasa. Ia pun mulai makan makanan yang disediakan oleh cucu-cucunya. Suatu sore, sang kakek mengumpulkan cucu-cucunya. Ia berkata kepada mereka, “Siapa yang tidak bekerja, tidak boleh makan.” Cucu-cucunya itu terkejut. Ada yang merasa tersinggung, karena malas bekerja. Sejak saat itu, cucu-cucunya mulai rajin bekerja. Mereka menyimpan baik-baik kata-kata sang kakek dalam hati mereka. Contoh atau teladan dalam hidup ini masih sangat dibutuhkan. Orang yang hanya banyak berbicara dan memberi nasihat, namun tidak menunjukkan contoh sering tidak dihiraukan. Ia dianggap sebagai seorang penipu. Nasihat-nasihatnya hanyalah barang murahan yang tidak bermanfaat bagi hidup manusia. Namun orang yang mampu memberi contoh hidup yang baik selalu dituruti. Nasihat-nasihatnya menjadi barang berharga yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Orang seperti ini sering dicari oleh banyak orang. Perbuatan baiknya selalu ditiru oleh sesamanya. Kisah tadi menunjukkan bahwa nasihat yang dibarengi dengan contoh hidup memiliki kekuatan yang luar biasa. Kekuatan untuk mengubah cara hidup orang lain. Sebagai orang beriman, kita diajak untuk berani memberi contoh atau teladan hidup baik kepada sesama kita. Teladan yang baik itu mampu mengubah hidup orang lain. Dengan demikian kita dapat mengubah juga dunia yang kini dipenuhi dengan kekuatan-kekuatan jahat. Mari kita berusaha untuk memerangi kekuatan-kekuatan jahat itu dengan teladan-teladan hidup kita yang baik.
Minta pada Tuhan untuk menunjukkan pada kita jalan-jalan untuk membagikan kebaikan-Nya pada yang lain. Cari kesempatan untuk membiarkan terangmu bercahaya kemanapun Anda pergi – di rumah, di tempat kerja, di supermarket, di tempat olah raga, dimanapun. Selalu ada kesempatan untuk menjadi contoh tentang kebaikan Allah. Ketika Anda mengerjakan itu, hal itu akan membawa kemuliaan dan pujian bagi Allah; dan ketika engkau menghargai Dia, Dia selalu menghargaimu. Dia akan terus mencurahkan berkat-Nya yang melimpah dalam semua area di hidupmu.

Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...