Kamis, 07 Oktober 2010

Renungan Hari Jumat, tgl. 8 Oktober 2010


Kesetiaan Suami – Istri
Roma 7 : 2
Seorang wanita yang bersuami, umpamanya, terikat oleh hukum kepada suaminya hanya selama suaminya masih hidup. Kalau suaminya mati, istri itu bebas dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya.
Bagaimana seharusnya hubungan istri-istri kepada suami-suami mereka? Ada dalam Alkitab, ”Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu” (Efesus 5:22-24).
Seorang laki-laki yang berzinah di dalam hukum taurat pada dasarnya hukumannya adalah mati. Seperti yang kita ketahui , hukuman zinah dalam hukum taurat adalah rajam sampai mati. Seorang laki-laki yang bercerai dan menikah dengan wanita lain dikatakan telah berzinah. Jadi jikalau sesuai dengan hukum taurat , sang istri akan bebas dari hukum yang mengikatnya ketika suaminya berzinah (mati dalam arti hukum taurat / WALAUPUN kenyataannya masih hidup) dan ia diperbolehkan kawin lagi dengan seorang laki-laki yang lain.
Bercerai itu dosa dan menikah lagi, apapun alasannya, sama dengan mendatangkan dosa zinah bagi diri sendiri dan pasangan yang baru karena Alkitab telah berkata demikian. Kecuali kalo ada orang yang mau menulis Alkitabnya sendiri. Namun, sekali lagi, keputusan menikah lagi atau tidak adalah hak dari masing-masing individu dan akan dipertanggungjawabkan pula secara pribadi di hadapan YANG MAHAKUASA dengan konsekuensi yang ada.
Bagaimana seharusnya masyarakat memandang perkawinan? Ada dalam Alkitab,”Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah” (Ibrani 13:4). Dengan perintah apakah Allah menjaga perkawinan? Perintah ketujuh dan kesepuluh. Ada dalam Alkitab,”Jangan berzinah” dan “Jangan menginginkan kepunyaan orang lain: rumahnya, istrinya” (Keluaran, 20:14, 17)
Di dalam kehidupan manusia, ada bermacam-macam masalah yang akan dihadapi oleh manusia. Ada kalanya mengalami masalah aborsi, cerai, pembunuhan, pertengkaran , perselisihan dan zinah. Tetapi percayalah. Allah orang Kristen adalah Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Ia mengerti dan peduli ketika anda mencapai jalan buntu dalam kehidupanmu dan menghadapi dilema seperti cerai dan aborsi dan engkau terpaksa melakukannya. Dengan bertelut dan berlinang air mata memohon belas kasihanNYA. Niscaya kamu mendapatkan ampunanNYA.

Jamita Evangelium Minggu Advent II – 8 Desember 2024

Pauli  Hamu Dalan Di Jahowa       (Persiapkan Jalan Untuk Tuhan) Jesaya 40 :1 - 5   1)      Huria nahinaholongan dibagasan Jesus Kri...