Senin, 28 Desember 2009

Renungan Hari Selasa, 29 Desember 2009

Carilah Tuhan
Mazmur 105 : 4
"Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu."
Raja Daud menyadari benar betapa pentingnya memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan. Daud menyadari di sepanjang hidupnya dia mengalami teramat banyak pertolongan dan kasih Tuhan, sehingga hatinya senantiasa dipenuhi ucapan syukur dan kerinduan untuk menceritakan perbuatan Tuhan kepada orang lain. Serunya, “Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah namaNya, perkenalkanlah perbuatanNya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagiNya, bermazmurlah bagiNya, percakapkanlah segala perbuatanNya yang ajaib!” (ayat 8-9). Tak lupa Daud juga membimbing anaknya (Salomo) untuk lebih mengenal Tuhan dan beribadah kepadaNya dengan tulus, dan agar Salomo terus mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh seperti Daud sendiri, pesannya, “...anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepadaNya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab Tuhan menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya.” (1 Tawarikh 28:9). Apa yang disampaikan Daud kepada Salomo itu juga bagi segenap umat Tuhan di dunia ini. Selagi Tuhan berkenan ditemui, biarlah kita mencari Dia setiap waktu, karena apabila kita meninggalkan Tuhan, Dia akan membuang kita untuk selama-lamanya.

“Orang Kristen musiman” seringkali kita lupa bahkan malas untuk mencari TUHAN dan berdoa ketika dalam keadaan baik-baik saja dan tidak ada tantangan. Tetapi ketika persoalan dan kemelut menerpa, barulah dengan sungguh-sungguh mencari TUHAN. Sehingga ketika pertolongan itu tidak kunjung datang, dia berkata: “TUHAN, di manakah ENGKAU?” Hal seperti ini adalah sesuatu yang sangat keliru. Seharusnya kita meneladani apa yang dilakukan oleh Asa, yang dalam keadaan tentram ataupun dalam keadaan kemelut, ia tetap mencari TUHANnya. Asa menyadari bahwa tidak ada satu manusia pun yang mengetahui apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Bisa saja hari ini kita sedang dalam keadaan enak, aman, tentram dan sepertinya tidak ada masalah apapun. Namun siapa tahu esok hari kita mengalami suatu kemelut yang besar. Mulailah dengan langkah “meminta” ampun dan setelah itu tetap “mencari” TUHAN dan tidak melupakan-NYA setelah memperoleh berkat, maka kita bisa berdoa setiap saat seperti Asa. Dengan demikian kemelut sebesar apapun niscaya akan dapat kita hadapi dan kita lalui dengan baik karena TUHAN yang menghadapinya bagi kita. 2 Tawarikh 26:5 menyatakan, bahwa orang yang mencari TUHAN akan senantiasa berhasil.
Sungguh tidak bisa dibayangkan bagaimana keadaan kita bila Tuhan sampai membuang kita. Kita tidak dapat hidup tanpa Tuhan; setiap saat sepanjang hidup kita memerlukanNya, bukan saja ketika susah, tetapi juga saat semuanya berjalan baik, kita harus mencari dan tetap memerlukan Dia. Inilah nafas hidup orang percaya yaitu tidak dapat terpisah dari Tuhan. Tuhan harus menjadi kebutuhan hidup kita yang utama; bukan harta, kekayaan, pangkat, atau ketenaran sandaran hidup kita. Maka kita membutuhkan persekutuan denganNya setiap waktu, jangan menjadi 'penodong' belaka yang meminta paksa kepada Tuhan ketika kita butuh pertolongan, padahal Ia bersedia ditemui setiap saat, dalam keadaan apa pun. Tangan Tuhan melindungi orang yang mencari Dia, tapi murkanya menimpa orang yang meninggalkanNya (baca Ezra 8:22b).
Apa yang kita cari? Kebenaran di dalam YESUS yang ada di dalam BAPA. Jika kita sudah mendapat pengampunan dosa dan bahkan apa yang kita butuhkan sudah dipenuhi oleh-NYA, jangan lupa untuk tetap mencari ALLAH sepanjang hidup ini. Kita harus sadar bahwa sebagai manusia, kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Mungkin saja akan ada malapetaka yang datang menerpa hidup kita. Tetapi jika kita tetap setia mencari ALLAH, maka kita akan dapat menghadapinya tanpa gentar.



Jamita Epistel Minggu XXIII D.Trinitatis – 3 Nopember 2024

Manghaholongi Tuhan Debata Dohot Dongan Jolma  Mengasihi Tuhan Allah Dan Sesama Manusia  5 Musa 6: 1 – 9 / Ulangan.   a)        Huri...