Minggu, 27 Desember 2009

RENUNGAN NATAL II 26 DESEMBER 2009

Yesus Adalah Terang
Yohanes 1 : 9 – 14
Lilin adalah simbol Natal. Penyalaan lilin kebaktian Natal di berbagai gereja di seluruh dunia. Sejatinya, narasi Natal dalam teks sakral Injil tidak menyebutkan eksitensi dan makna lilin sebagai simbol Natal. Jika kartu dan pohon Natal yang ditambahkan pada tradisi Natal benar-benar suatu suplemen yang sekedar memeriahkan maka lilin Natal, sekalipun tidak eksplisit dalam Narasi Injil Matius dan Injil Lukas, sesungguhnya merupakan esensi dari kelahiran Yesus Kristus.
Epistemologi Natal menyatakan dengan jelas bahwa memancarkan terang di tengah kegelapan itu merupakan esensi dari kelahiran Yesus Kristus. Pertama, Yohanes 1:5 dan 9, ”Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya...Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang sedang datang ke dalam dunia”. Metafora terang digunakan Yohanes untuk menunjuk kepada Yesus Kristus (bandingkan Yohanes 1:1,14). Kedua, kehadiran malaikat membawa kabar gembira bagi para gembala di padang di mana kemuliaan Tuhan bersinar terang di tengah malam (Lukas 2:8-12) merupakan analogi terhadap peran Yesus sebagai terang.

Cahaya adalah suatu fenomena yang sangat unik dan penting dalam kehidupan kita manusia. Cahaya memberikan terang pada kegelapan. Cahaya dapat mengatasi kegelapan, tetapi kegelapan tak dapat menutupi terang. Ketika cahaya muncul, maka kegelapan langsung lenyap, namun kegelapan muncul tak dapat mengatasi terang. Saat anda menghidupkan lampu dirumah anda, maka kegelapan kamar anda langsung lenyap.


Anda bisa menutupi cahaya, tetapi anda tidak dapat menghalangi terang dengan kegelapan. Sekecil apapun cahaya, ia akan langsung bersinar dalam kegelapan, namun betapapun besar kegelapan tak mampu dengan sendirinya mengatasi terang.
Cahaya merupakan sumber kehidupan bagi makluk hidup di samping air. Dalam proses fotosintesis, tumbuh-tumbuhan maupun bakteri mengubah energi matahari menjadi energi kimia dan menyimpan energi itu dalam ikatan gula. Dikatakan fotosintesis, karena cahaya disintesa kedalam makluk hidup, dan menjadi sumber kekuatan, sumber energi, atau sumber kehidupan. Tanpa adanya cahaya matahari, maka tak ada proses fotosintensis sehingga tak ada kehidupan. Cahaya membawa kehidupan bagi makluk hidup.
Keunikan lain dari cahaya adalah bahwa ia memiliki kecepatan yang terbesar dan konstan, melampaui semua kecepatan lain. Kecepatan cahaya sekitar 300.000 km/detik. Keunikan dari kecepatan seperti ini menyebakan semua kecepatan menjadi relatif terhadap kecepatan cahaya itu sendiri.
Sebagai contoh bila dua mobil saling mendekati dengan kecepatan 50 km/jam, maka bila anda berada pada salah satu mobil tersebut anda akan merasakan perbedaan kecepataan mobil anda relatif terhadap mobil yang lain sebesar 50+50 = 100km/jam. Bila mobil anda berjalan seiring dengan mobil teman anda dan masing-masing memiliki kecepatan 50 km/jam, maka kecepatan relatif mobil anda dengan mobil teman anda nol.
Namun bila kecepatan mobil anda dan mobil teman anda meningkat menjadi sama dengan kecepatan cahaya, maka ketika kedua mobil berpapasan kecepatan mobil anda relatif terhadap mobil teman anda tidak lagi (300.000+300.000) = 600.000 km/detik tetapi tetap 300.000km/detik.
Ketika kecepatan mendekati kecepatan cahaya, relativitas kecepatan menjadi berkurang, karena kecepatan menjadi konstan, sedangkan yang berubah adalah waktu. Waktu makin lama menjadi makin berkurang, sehingga pada saat kecepatan menjadi sama dengan kecepatan cahaya waktu menjadi nol, alias tak ada waktu atau kekal.
Selain itu tak ada perbedaan kecepatan antara berbagai jenis cahaya, semua cahaya memiliki kecepatan sama dengan dengan kecepatan cahaya itu sendiri.
Melihat ciri-ciri unik dari cahaya itu, maka kita dapat mengerti mengapa Yesus mengatakan dalam Yohanes 8:12 "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Mengakui dan mengimani bahwa Tuhan Yesus sebagai satu-satu jalan, kebenaran dan hidup sangatlah mudah untuk kita ucapkan. Tetapi ketika kita dipanggil untuk mengaplikasikan pengakuan iman kita tersebut dalam tindakan nyata, barulah kita sadar bahwa ternyata kita sering mengingkari bahwa Tuhan Yesus sebagai satu-satunya jalan keselamatan dalam hidup kita. Jika selama ini kita telah gagal dan mengingkari dalam praktek hidup bahwa Tuhan Yesus sebagai satu-satu jalan keselamatan, maka saat ini merupakan saat yang tepat bagi kita untuk hidup baru dalam terang Natal. Juga bagi mereka yang saat ini yang sedang dalam kesusahan dan pergumulan besar. Atau bagi mereka yang sedang menanti jawaban Tuhan tetapi belum ada bukti pertolongan dari Tuhan; sangatlah indah jika kita mengimani kasih dan kemaharahiman Allah sebagaimana yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis. Sampai akhir hidupnya, Yohanes Pembaptis masih berada dalam penjara; tetapi iman dan kesetiaannya terus bergema sepanjang abad. Dalam peristiwa Natal, kita melihat kerapuhan fisik dan kemanusiaan bayi Yesus; tetapi pada saat yang sama di balik semua kerapuhan dan keterbatasan yang ada terpancarlah kuasa Allah yang mengubah dan menerangi dunia ini. Sehingga sangatlah tepat jika seorang anthropolog terkenal yaitu Teilhard de Chardin menyatakan, bahwa seluruh gerak sejarah dan umat manusia sejak kedatangan Tuhan Yesus terus-menerus bergerak kepada Dia. Seluruh sejarah dan umat manusia bergerak dari titik Alpha ke titik Omega yaitu bergerak menuju kedatangan Kristus yang kedua. Ini mau menyatakan dengan jelas, bahwa Tuhan Yesus adalah Alpha dan Omega. Dia adalah satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup.
Yesus memang adalah sumber terang itu sendiri. Ia yang memberikan terang yang mengatasi kegelapan, karena Ia telah mengalahkan kegelapan melalui kematian dan kebangkitanNya.
Yesus adalah terang dunia, karena Ia yang memberikan kehidupan kekal. Ketika kita bersama Yesus kita menjadi serupa dengan Yesus, Sang Cahaya, Sang Terang itu sendiri, kecepatan kita menjadi sama dengan Yesus, sehingga tak ada waktu yang mengatasi kita, kita menjadi kekal di dalam kekekalanNya.
Ketika Allah menjadikan alam semesta ini Allah menjadikan terlebih dulu terang, karena alam semesta pada saat itu berada dalam kegelapan. Terang mengatasi kegelapan, tetapi kegelapan tak dapat mengatasi terang. Terang membawa kehidupan sama seperti tumbuhan-tumbuhan dan makluk hidup membutuhkan cahaya untuk hidup.
Yesus itu adalah Sang Terang, Ia adalah Firman yang bersama-sama dengan Allah ketika dunia ini diciptakan. Melalui Yesus, segala sesuatu itu diciptakan, tanpa Dia tak ada sesuatu yang terjadi. Yohanes 1:1-5 mengatakan: “1:1. Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. 1:5. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. “Jadilah terang jangan menjadi gelap. Siapa yang menerima Terang Kristus dia dalam sukacita dan kebaharuan hidup. Selamat Natal.




Jamita Evangelium Minggu ROGATE (Martangiang) – 5 Mei 2024

Sai Na Manjalo DO Nasa Na Mangido      (Setiap Orang Yang Meminta Akan Menerima) Matius 7: 1 - 11   a)       Huria ni Tuhanta ia Matiu...